Penetapan panjang gelombang pengamatan Penentuan serapan jenis siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat

24 karena jika nilai simpangan diperkecil maka banyak sampel tidak masuk dalam range beratnya sehingga jumlah sampel yang ada tidak mencukupi untuk digunakan dalam uji stabilitas dengan 3 peringkat suhu.

B. Optimasi Penetapan Kadar Ketotifen Fumarat dan Siproheptadin HCl

Menggunakan Metode Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Aplikasi Panjang Gelombang Berganda Metode yang digunakan untuk menetapkan kadar siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dalam sampel pulveres yaitu metode panjang gelombang berganda secara spektrofotometri ultraviolet. Menurut Adrianto 2008, metode ini memiliki akurasi dan presisi yang baik untuk menetapkan kadar siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dalam campuran 2:1. Optimasi metode yang dilakukan meliputi penetapan panjang gelombang pengamatan, penentuan serapan jenis dan penetapan kadar siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dalam sampel pulveres.

1. Penetapan panjang gelombang pengamatan

Panjang gelombang pengamatan perlu ditentukan karena metode ini dilakukan pengamatan pada panjang gelombang berganda. Penentuan panjang gelombang ditentukan berdasarkan daerah tumpang tindih dari spektra serapan siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat HCl. 24 Gambar 6. Spektra tumpang tindih antara siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat 2:1. a spektra siproheptadin HCl λ max 286 nm; b spektra ketotifen fumarat λ max 298 nm Daerah tumpang tindih dari spektra siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dapat dilihat pada gambar 1 yaitu antara 220–380 nm. Berdasarkan daerah tumpang tindih dari siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dapat dipilih beberapa panjang gelombang untuk pengamatan. Pada penelitian ini dipilih 7 panjang gelombang pengamatan yaitu 260, 275, 286, 290, 298, 310, dan 315 nm. Ketujuh panjang gelombang ini yang akan digunakan untuk penentuan serapan jenis dari seri larutan baku dan pengukuran serapan dari sampel.

2. Penentuan serapan jenis siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat

Serapan jenis dari siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dapat diperoleh dari pengukuran seri larutan baku dengan 3 kali replikasi. Pemilihan harga serapan jenis dilihat dari nilai koefisien korelasi r dari pengukuran seri larutan baku. Selain berdasarkan nilai r tabel, pemilihan serapan jenis juga didasarkan pada nilai r yang 0,99 karena dari seluruh replikasi yang dilakukan nilai r yang diperoleh lebih besar dari r tabel yaitu 0,874 dengan df 5 dan tingkat signifikansi 99. Nilai r yang 0,99 menunjukkan bahwa hubungan antara 24 konsentrasi dengan serapan semakin berbanding lurus. Hasil dari perhitungan serapan jenis dari masing – masing senyawa dapat dilihat pada tabel II. Tabel III. Hasil perhitungan harga serapan jenis dan koefisien korelasi r siproheptadin HCl pada multi-panjang gelombang Konsentrasi ppm 260 nm 275 nm 286 nm 290 nm 298 nm 310 nm 315 nm 10,13 0,255 0,294 0,353 0,346 0,299 0,178 0,125 12,66 0,280 0,329 0,405 0,396 0,341 0,197 0,135 15,19 0,320 0,380 0,468 0,460 0,395 0,227 0,155 17,72 0,396 0,467 0,574 0,563 0,483 0,280 0,194 20,26 0,435 0,516 0,633 0,621 0,534 0,310 0,214 22,79 0,481 0,595 0,737 0,726 0,627 0,358 0,243 25,35 0,547 0,660 0,813 0,799 0,688 0,396 0,271 A B r 0,0398 0,0196 0,994 0,0218 0,0249 0,995 0,0172 0,0311 0,9960 0,0142 0,0307 0,996 0,0119 0,0264 0,996 0,0134 0,0149 0,994 0,0129 0,0100 0,992 a 0,0196 0,0249 0,0311 0,0307 0,0264 0,0149 0,0100 Keterangan: a = serapan jenis pada masing- masing panjang gelombang Tabel IV. Hasil perhitungan harga serapan jenis dan koefisien korelasi r ketotifen fumarat pada multi panjang gelombang Konsentrasi ppm 260 nm 275 nm 286 nm 290 nm 298 nm 310 nm 315 nm 10,17 0,119 0,179 0,262 0,289 0,311 0,250 0,199 12,71 0,159 0,231 0,328 0,360 0,383 0,306 0,244 15,26 0,181 0,281 0,412 0,455 0,487 0,386 0,304 17,80 0,199 0,309 0,454 0,501 0,537 0,422 0,330 20,34 0,254 0,380 0,543 0,596 0,633 0,493 0,385 22,88 0,280 0,429 0,621 0,683 0,727 0,565 0,440 25,43 0,318 0,491 0,711 0,780 0,829 0,642 0,498 A B r -0,0123 0,0128 0,993 -0,0292 0,0201 0,996 -0,0401 0,0290 0,997 -0,0416 0,0318 0,997 -0,0389 0,0335 0,997 -0,0125 0,0253 0,997 0,00036 0,01924 0,997 a 0,0128 0,0201 0,0290 0,0318 0,0335 0,0253 0,0192 Keterangan: a = serapan jenis pada masing- masing panjang gelombang 24 Dari tabel III dan IV, dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi dari masing – masing panjang gelombang telah melebihi dari r tabel. Oleh karena itu, nilai serapan jenis yang diperoleh dapat digunakan untuk perhitungan kadar dalam sampel pulveres dari rumah sakit X.

C. Penentuan Beyond Use Date Masa Edar Sediaan Racikan Pulveres