BAB I PENGANTAR
A. Latar Belakang Penelitian
Hati merupakan organ dengan peranan yang penting dalam mempertahankan hidup dan dalam hampir setiap proses metabolisme dalam tubuh
Price and Wilson, 2005. Faktor-faktor yang dapat memicu kerusakan pada hati adalah induksi obat, infeksi virus dan reaksi imunologi Williamson, David, dan
Fred 1996. Penyakit hati kini telah menjadi salah satu fokus utama WHO dalam
meningkatkan kesehatan global. WHO 2009 melaporkan bahwa pada tahun 2004 kanker hati mengakibatkan kematian pada 610.000 orang. Sekitar 1,4 juta
kasus kematian di tahun 2010 disebabkan karena penyakit hati. Di Afrika, 90 anak terinfeksi virus hepatitis A pada usia 10 tahun. Di Asia Tenggara, 14 juta
penduduk terinfeksi hepatitis E dan 50 juta penduduk terinfeksi hepatitis C kronis WHO, 2013. Menurut Hasan, Gani, dan Machmud cit., Farrell, George, Hall
dan McCullough, 2005, 30 penduduk Indonesia mengalami perlemakan hati non-alkoholik. Pada tahun 2012, Indonesia tidak menerapkan suatu sistem
pengawasan khusus terhadap virus hepatitis dan tidak memiliki kebijakan nasional terkait pemberian vaksin hepatitis A. Kebijakan terkait pencegahan transmisi
hepatitis B dari ibu ke anak dan strategi khusus untuk mencegahan hepatitis B dan C belum ditetapkan di Indonesia WHO, 2013. Survei yang dilakukan pada 975
orang di kota Depok menunjukkan bahwa perlemakan hati memiliki prevalensi
1
yang paling tinggi diantara penyakit tidak menular lainnya seperti diabetes, hipertensi, batu empedu dan lain-lain. Prevalensi yang ditunjukkan memiliki
angka lebih tinggi dibandingkan dengan di negara – negara lain seperti Amerika, Kanada, Italia maupun Jepang Machmud, 2000.
Tumbuh-tumbuhan dapat menjadi suatu alternatif pengobatan yang dilakukan untuk mencegah bahkan mengobati penyakit Donatus, 2001.
Indonesia sebagai negara dengan biodiversitas tinggi memiliki 30.000 jenis tumbuhan dan 7.000 di antaranya merupakan tanaman obat Sampurno, 2003.
Persea americana Mill. atau yang disebut sebagai alpukat di Indonesia adalah salah satu tanaman yang berkhasiat dalam pengobatan. Ekstrak metanol buah
P.americana diketahui memiliki efek sebagai hepatoprotektor pada kerusakan hati yang disebabkan karena toksisitas akut parasetamol. Mekanisme proteksi
diperoleh dari aktivitas antioksidan buah P.americana Yasir, Das, dan Kharya, 2010. P.americana memiliki khasiat sebagai antioksidan yang diperoleh dari
kandungan fenolnya. Menurut Williams cit., Bashandy dan AlWasel, 2011, antioksidan banyak didistribusikan dalam buah-buahan dan bermanfaat dalam
memberikan proteksi tubuh terhadap hepatotoksisitas. Senyawa fenolik yang banyak diperhatikan yaitu tanin terhidrolisa,
flavonoid dan tanin terkondensasi Subroto dan Saputro, 2006. Pada ekstrak metanol biji P.americana ditemukan kandungan fitokimia berupa flavonoid, tanin
terkondensasi, antosianin, alkaloid, dan triterpen Leite et al., 2009. Yuko dan Jun 2003 melaporkan bahwa aktivitas antioksidan yang potensial ditemukan
pada ekstrak metanol biji P.americana.
Bentuk sediaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu ekstrak metanol-air. Yasir, et al. 2010 membuktikan bahwa ekstrak metanol buah
P.americana memiliki efek hepatoprotektif. Kandungan fenolik terutama flavonoid pada tumbuhan merupakan senyawan poten yang larut dalam air dan
memiliki aktivitas antioksidan yang baik. Biji buah P.americana mengandung sekitar 1,90 mg flavonoid pada 100g serbuk biji Arukwe et al., 2012. Oleh
karena itu, dengan penggunaan pelarut penyari metanol-air, diharapkan dapat diperoleh senyawa antioksidan.
Salah satu senyawa yang dapat digunakan sebagai senyawa model dalam kerusakan hati adalah karbon tetraklorida CCl
4
. Karbon tetraklorida bersifat toksik bagi tubuh terutama bagi organ hati, ginjal, dan sistem saraf pusat United
States Environment Protection Agency, 2007. Kerusakan pada hati tikus setelah penginduksian karbon tetraklorida pertama kali dilaporkan pada tahun 1936
Amartya, Parthaa, Upal, dan Shibnath, 2009 dan secara luas telah digunakan dalam penelitian Handa and Sharma, 1990. Karbon tetraklorida dimetabolisme
oleh sitokrom P-450 pada retikulum endoplasma dan mitokondria dengan
membentuk radikal bebas oksidatif reaktif •CCl
3
O Deshwal,Sharma dan Sharma, 2011. Karbon tetraklorida menyebabkan perubahan pada lemak sebagai
manifestasi adanya kerusakan pada hati Deshwal, et al, 2011. Keberadaan antioksidan pada biji P.americana diharapkan dapat
memberikan efek proteksi bagi hati pada toksisitas karbon tetraklorida. Eksplorasi terhadap tanaman P.americana memang telah banyak dilakukan,
namun eksplorasi terhadap biji buah P.americana belum banyak dilakukan
terutama di Indonesia. Penelitian dilakukan secara jangka pendek untuk melihat waktu pemberian ekstrak paling efektif. Oleh karena itu, penelitian efek
hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air biji P.americana pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida menarik untuk diteliti.
B. Rumusan Masalah