0,05 dibandingkan dengan pencuplikan darah jam ke-0 dan 48. Oleh sebab itu, pada penelitian jangka pendek dipilih waktu pencuplikan darah hewan uji pada
jam ke-24 setelah induksi CCl
4
dengan dosis 2 mlkgBB.
D. Efek Hepatoprotektif Jangka Pendek Ekstrak Metanol-Air biji
P.americana Terhadap Tikus Jantan Terinduksi Karbon Tetraklorida
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji P.americana dengan perlakuan jangka pendek. Dalam hal
ini, jangka pendek diartikan bahwa pemberian antihepatotoksin dilakukan dalam rentang waktu tertentu, yaitu pemberian ekstrak metanol-air pada jam ke 1, 4 dan
6 sebelum penginduksian CCl
4
. Dosis karbon tetraklorida dan olive oil yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebesar 2 mlkgBB. Karbon tetraklorida diberikan secara intraperitoneal dengan konsentrasi 50 dalam olive oil. Semua dosis yang digunakan diperoleh
berdasarkan hasil orientasi. Dosis ekstrak metanol-air biji P.americana yang digunakan pada penelitian
ini diperoleh dari penelitian yang dilakukan sebelumnya pada pengujian efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air biji P.americana yang
menunjukkan bahwa dosis efektif adalah sebesar 350 mgkgBB, dengan pencuplikan darah yang dilakukan pada jam ke-24 setelah penginduksian CCl
4
.
Berikut ini hasil penelitian dalam bentuk tabel :
Tabel IV. Pengaruh perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air biji P.americana dosis 350 mgkgBB berdasarkan aktivitas ALT dan AST
serum pada beberapa variasi waktu terhadap hepatotoksisitas karbon tetraklorida
Kel. Purata ± SE UL
Aktivitas serum ALT Purata ± SE UL
Aktivitas serum AST Efek Hepatoprotektif
I 47,6 ± 2,0
60,2 ± 2,4 -
II 46,0 ± 2,1
94,6 ± 0,7 -
III 183,2 ± 5,1
476,8 ± 14,3 -
IV 91,4± 2,7
231,2 ± 3,5 67,7
V 57,8 ± 0,6
172,0 ± 2,2 92,5
VI 46,2 ±1,3
96,0 ± 1,5 101,0
Keterangan : I
: kelompok kontrol negatif olive oil dosis 2 mlkgBB II
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB
III : kelompok kontrol hepatotoksin CCL
4
dosis 200 mlkgBB IV
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB 1 jam + CCl
4
2mlkg BB V
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB 4 jam + CCl
4
2mlkg BB VI
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB 6 jam + CCl
4
2mlkg BB SE = Standard Error
Persen efek hepatoprotektif dihitung berdasarkan aktivitas ALT serum.
1. Kontrol negatif
Kontrol negatif ini bertujuan untuk memastikan bahwa peningkatan aktivitas ALT dan AST serum pada tikus tidak disebabkan karena pelarut dari
senyawa hepatotoksin melainkan berasal dari senyawa hepatotoksin yang diinduksikan yaitu CCl
4
. Pada penelitian ini, digunakan kontrol negatif yaitu olive oil sebagai pelarut dari CCl
4
. Pada penelitian ini digunakan olive oil dengan dosis 2 mlkg BB. Dosis
yang digunakan sama dengan dosis hepatotoksin yang digunakan. Penelitian
dilakukan dengan membandingkan aktivitas ALT dan AST serum sebelum dan setelah pemberian olive oil tabel V.
Tabel V. Aktivitas ALT dan AST pada pemberian olive oil 2mlkgBB pada jam ke-0 dan 24.
Selang Waktu jam
Purata Aktivitas serum ALT ± SE UL
Purata Aktivitas serum AST ± SE UL
41,6 ± 1,1 50,2 ± 2,2
24 47,6 ± 1,9
60,2 ± 2,4
Pencuplikan darah jam ke-0 dilakukan sebelum tikus diberikan perlakuan olive oil. Dalam keadaan tersebut diasumsikan bahwa tikus berada dalam keadaan
normal. Hasil uji statistik aktivitas ALT dan AST disajikan pada tabel VI.
Tabel VI.
Hasil uji statistik aktivitas ALT dan AST serum setelah pemberian olive oil dosis 2 mlkg BB pada pencuplikan darah jam ke-0 dan 24
BB= berbeda bermakna p0,05; TB = berbeda tidak bermakna p0,05
Hasil uji statistik tabel VI menunjukkan terdapat perbedaan bermakna aktivitas ALT dan AST serum pada jam ke-0 dan 24, namun perbedaan yang
diberikan masih berada dalam rentang normal lampiran 7 sehingga dapat dinyatakan bahwa olive oil dengan dosis 2 mlkgBB tidak menyebabkan
kerusakan hati pada 24 jam setelah pemberian. Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran terhadap enzim alanin
aminotransferase ALT dan aspartat transaminase AST pada serum darah tikus karena kedua enzim tersebut dapat mengalami peningkatan jika terjadi kerusakan
Perlakuan Aktivitas ALT serum
Aktivitas AST serum Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-0 Jam ke-24
Jam ke-0 BB
BB Jam ke-24
BB BB
pada hati. Enzim ALT secara berlimpah terdapat di sitosol sel parensimal hati Okuda, 1997 dan nilai aktivitas ALT secara spesifik digunakan sebagai
parameter kerusakan hati. Pada penelitian ini, aktivitas ALT serum digunakan sebagai faktor penentu utama sedangkan aktivitas AST serum sebagai faktor
pendukung adanya kerusakan hati. AST merupakan enzim yang dapat ditemukan di sitosol dan mitokondria hepatosit. Enzim AST juga didistribusikan pada otot
jantung, otot rangka, pankreas dan ginjal Shyamal, Latha, Shine, Suja, Rajasekharan dan Devi, 2006. AST masih digunakan pada penelitian – penelitian
sebagai parameter kerusakan hati terlebih karena AST merupakan indikator sensitif pada kerusakan mitokondria terutama pada bagian sentribular hati
Panthegini, 1990. Perubahan akivitas AST serum juga dapat disebabkan karena tegangnya tikus saat pengambilan darah, sehingga mempengaruhi kinerja otot dan
menaikkan serum AST .
2. Kontrol perlakuan ekstrak metanol-air biji P.americana
350mgkgBB
Kontrol perlakuan ekstrak metanol-air biji P.americana dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh ekstrak metanol-air biji P. americana terhadap sel
hati tikus tanpa induksi karbon tetraklorida. Uji dilakukan dengan memberikan ekstrak metanol-air biji P.americana dosis 350 mgkgBB secara peroral pada tikus
kemudian diambil darahnya 6 jam setelah pemberian ekstrak untuk diukur aktivitas ALT dan AST serumnya.
Aktivitas ALT serum kontrol ekstrak biji P.americana dosis 350 mgkg BB kelompok II adalah sebesar 46,0 ± 2,1 UL. Bila dibandingkan dengan aktivitas
ALT serum kontrol negatif olive oil kelompok I sebesar 47,6 ± 2,0 UL maka tidak tampak perbedaan yang besar antara kedua nilai aktivitas ALT serum. Secara
statistik, aktivitas ALT serum kontrol ekstrak metanol-air biji P.americana kelompok II terhadap kontrol negatif olive oil kelompok I tersebut adalah
berbeda tidak bermakna p 0,05 tabel VII. Hal ini menggambarkan bahwa ekstrak metanol-air biji P.americana tidak memberikan pengaruh hepatotoksik
pada sel hati tikus karena aktivitas ALT serum masih berada dalam rentang normal.
Aktivitas AST serum kontrol ekstrak metanol-air biji P.americana dosis 350 mgkgBB kelompok II adalah sebesar 94,6 ± 0,7 UL. Bila dibandingkan
dengan aktivitas AST serum kontrol negatif olive oil kelompok I sebesar 60,2 ± 2,4 UL maka dapat dilihat adanya perbedaan aktivitas AST serum yang cukup
besar. Secara statistik, nilai aktivitas AST serum kontrol ekstrak metanol-air biji P.americana kelompok II terhadap kontrol negatif olive oil kelompok I
tersebut adalah berbeda bermakna p 0,05 tabel VIII. Meskipun aktivitas AST serum pada kontrol perlakuan lebih tinggi dibandingkan aktivitas AST serum pada
kontrol negatif, tetapi angka ini tidak dapat menjadi patokan bahwa terjadi kerusakan sel hati pada pemberian ekstrak metanol-air biji P.american dosis
350mgkg BB karena enzim AST di dalam tubuh tidak hanya terdapat di hati tetapi juga didistribusikan di otot jantung, otot rangka, pankreas dan ginjal
sehingga tidak dapat digunakan sebagai parameter spesifik dari kerusakan sel hati. Hasil uji statistik aktivitas ALT dan AST serum pada kontrol perlakuan ekstrak
metanol biji P.americana dan kontrol negatif olive oil disajikan pada tabel VII dan VIII.
3. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mlkgBB
Pengujian kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mlkgBB kelompok III dibuat untuk mengetahui pengaruh induksi karbon tetraklorida 2 mlkgBB
terhadap sel hati tikus melalui pengujian aktivitas ALT dan AST serum sekaligus digunakan untuk menganalisis efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji
P.americana. Aktivitas ALT serum kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mlkgBB
adalah sebesar 183,2 ± 5,1UL. Apabila dibandingkan dengan aktivitas ALT serum kontrol negatif olive oil 2mlkgBB kelompok I sebesar 47,6 ± 2,0 UL maka
terlihat adanya kenaikan aktivitas ALT serum yang besar yaitu lebih kurang 3,8 kalinya. Secara statistik, kenaikan aktivitas ALT serum kontrol hepatotoksin
kelompok III terhadap kontrol negatif kelompok I tersebut adalah berbeda bermakna p 0,05 tabel VII.
Aktivitas AST serum kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2mlkgBB kelompok III adalah sebesar 476,8 ± 14,3 UL. Apabila dibandingkan dengan
aktivitas AST serum kontrol negatif olive oil sebesar 60,2 ± 2,4 UL maka terlihat adanya kenaikan aktivitas AST serum yaitu kurang lebih 7,9 kalinya. Secara
statistik, kenaikan aktivitas AST serum kontrol hepatotoksin kelompok III terhadap kontrol negatif kelompok I tersebut adalah berbeda bermakna p
0,05 tabel VIII.
Berdasarkan hasil pengukuran aktivitas ALT dan AST serum, telah terjadi kerusakan sel hati tikus. Peningkatan aktivitas ALT dan AST serum pada
kelompok kontrol hepatotoksin CCl
4
dosis 2 mlkgBB pada penelitian ini akan digunakan sebagai dasar dalam melihat besarnya efek hepatoprotektif yang
dimiliki oleh ekstrak metanol-air biji P.americana pada kelompok perlakuan jangka pendek pada jam ke-1, 4 dan 6.
4. Perlakuan Jangka Pendek Ekstrak Metanol-Air Biji P.americana
Terhadap Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida
Pada penelitian ini, dilakukan pengujian efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji P.americana jangka pendek. Oleh karena itu penulis membatasi
waktu perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air biji P.americana sebelum pemejanan CCl
4
adalah rentang waktu antara 1 sampai 6 jam. Dari rentang waktu tersebut, ditentukan waktu sebagai perlakuan ekstrak metanol-air biji P.americana
yaitu 1, 4 dan 6 jam. Evaluasi terhadap efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air biji
P.americana pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida didasarkan pada ada tidaknya penurunan aktivitas ALT dan AST serum akibat praperlakuan ekstrak
metanol-air biji P.americana terhadap aktivitas ALT dan AST serum kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida.
Hasil uji statistik dari masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel VII, gambar 8 untuk data ALT dan tabel VIII dan gambar 9 untuk data AST.
Tabel VII. Hasil uji statistik perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air biji P.americana dosis 350 mgkgBB berdasarkan aktivitas ALT serum pada
beberapa variasi waktu
Perlakuan Kontrol
Olive oil Kontrol
Ekstrak Kontrol
CCl
4
Jam 1 Jam 4 Jam 6 I
TB BB
BB BB
TB II
TB BB
BB BB
TB III
BB BB
BB BB
BB IV
BB BB
BB BB
BB V
BB BB
BB BB
BB VI
TB TB
BB BB
BB BB= berbeda bermakna p0,05; TB = berbeda tidak bermakna p0,05
Tabel VIII. Hasil uji statistik perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air biji P.americana dosis 350 mgkgBB berdasarkan aktivitas serum AST
pada beberapa variasi waktu
Perlakuan Kontrol
Olive oil Kontrol
Ekstrak Kontrol
CCl
4
Jam 1 Jam 4 Jam 6 I
BB BB
BB BB
BB II
BB BB
BB BB
TB III
BB BB
BB BB
BB IV
BB BB
BB BB
BB V
BB BB
BB BB
BB VI
BB TB
BB BB
BB BB= berbeda bermakna p0,05; TB = berbeda tidak bermakna p0,05
Keterangan tabel VII dan VIII : I
: kelompok kontrol negatif olive oil dosis 2 mlkgBB II
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB
III : kelompok kontrol hepatotoksin CCL
4
dosis 2 mlkgBB IV
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB 1 jam + CCl
4
200mgkg BB V
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB 4 jam + CCl
4
200mgkg BB VI
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB 6 jam + CCl
4
200mgkg BB
Nilai aktivitas ALT serum menunjukan bahwa semakin lama praperlakuan ekstrak metanol-air biji P.americana yang diberikan, semakin besar pula
perlindungan yang diberikan pada sel hati yang ditunjukkan dengan penurunan aktivitas ALT serum tikus dibandingkan dengan nilai aktivitas ALT serum pada
pemberian hepatotoksin karbon tetraklorida. Berdasarkan hasil uji statistik pada hasil ketiga perlakuan, menunjukkan hasil yang berbeda bermakna antar
kelompok perlakuan tabel VII, gambar 8.
Gambar 8. Diagram batang rata-rata pengaruh perlakuan jangka pendek pemberian
ekstrak metanol-air biji P.americana terhadap hepatotoksisitas karbon tetraklorida dilihat dari aktivitas ALT serum
Keterangan : 1
: kelompok kontrol negatif olive oil dosis 2 mlkgBB 2
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB
3 : kelompok kontrol hepatotoksin CCL
4
dosis 2 mlkgBB 4
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB 1 jam + CCl
4
200mgkg BB 5
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB 4 jam + CCl
4
200mgkg BB 6
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB 6 jam + CCl
4
200mgkg BB
Nilai aktivitas AST serum tabel VIII, gambar 9 menunjukan bahwa terjadi penurunan aktivitas AST serum dibandingkan dengan aktivitas pada pemberian
hepatotoksin seiring dengan semakin lamanya waktu praperlakuan ekstrak metanol-air biji P.americana yang diberikan. Berdasarkan uji statistik, nilai
aktivitas AST serum pada ketiga kelompok perlakuan adalah berbeda bermakna p0,05.
Gambar 9. Diagram batang rata-rata pengaruh perlakuan jangka pendek pemberian
ekstrak metanol-air biji P.americana terhadap hepatotoksisitas karbon tetraklorida dilihat dari aktivitas AST serum
Keterangan : 1
: kelompok kontrol negatif olive oil dosis 2 mlkgBB 2
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB
3 : kelompok kontrol hepatotoksin CCL
4
dosis 2 mlkgBB 4
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB 1 jam + CCl
4
200mgkg BB 5
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB 4 jam + CCl
4
200mgkg BB 6
: kelompok kontrol perlakuan ekstrak metanol biji P.americana dosis 350 mgkgBB 6 jam + CCl
4
200mgkg BB
Pada pemberian perlakuan jam ke-1 ekstrak metanol-air biji P.americana 350 mgkg BB kelompok IV menunjukkan aktivitas ALT serum sebesar 91,4±
2,7 UL. Pengukuran data aktivitas ALT serum tersebut didukung dengan pengukuran aktivitas AST serum sebesar 231,2 ± 3,5 UL. Hasil analisis
menunjukkan efek hepatoprotektif berdasarkan aktivitas ALT serum adalah sebesar 67,7 . Perbandingkan dengan kontrol hepatotoksin CCl
4
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna, yang menyatakan bahwa pemberian ekstrak
P.americana pada jam ke-1 dapat menurunkan aktivitas ALT dan AST serum sedangkan pembandingan secara statistik terhadap kontrol negatif olive oil
menunjukkan nilai yang berbeda bermakna. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak metanol air biji P.americana pada jam ke-1 memberikan efek
hepatoprotektif dilihat dari adanya penurunan aktivitas ALT dan AST serum yang mengindikasikan adanya pemulihan pada jaringan hati yang mengalami kerusakan
Devaraj et al., 2010, meskipun efek hepatoprotektif yang diberikan belum mampu memulihkan keadaan hati seperti keadaan normal.
Kelompok perlakuan jam ke-4 ekstrak metanol-air biji P.americana 350 mgkg BB kelompok V dari tabel V menunjukkan hasil aktivitas ALT serum
sebesar 57,8 ± 0,6 UL dan aktivitas AST serum sebesar 172,0 ± 2,3 UL dengan efek hepatoprotektif sebesar 92,5 . Pembandingan dengan kontrol hepatotoksin
CCl
4
menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05, hal ini membuktikan bahwa ekstrak metanol-air biji P.americana 350 mgkg BB memiliki efek
hepatoprotekif. Apabila aktivitas ALT dan AST serum pada kelompok perlakuan jam ke-4 dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil, menunjukkan adanya
perbedaan yang bermakna. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa ekstrak metanol-air biji P.americana 350 mgkg BB memiliki efek hepatoprotektif akibat
kerusakan di hati yang ditimbulkan oleh CCl
4
, tetapi belum bisa mengembalikan keadaan hati seperti dalam keadaan normal.
Pada perlakuan efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air biji P.americana 350 mgkg BB dengan perlakuan jam ke-6 kelompok VI dari tabel
V menunjukkan hasil aktivitas ALT serum sebesar 46,2 ±1,3 UL dan aktivitas AST serum sebesar 96,0 ± 1,5 UL dengan efek hepatoprotektif sebesar 101,0 .
Hasil ini menunjukkan perbedaan yang bermakna p0,05 dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin CCl
4
. Dengan adanya perbedaan aktivitas serum yang bermakna antara kelompok perlakuan jam ke-6 dengan kelompok kontrol
hepatotoksin dapat dinyatakan bahwa ekstrak metanol-air biji P.americana memiliki efek hepatoprotektif. Perlakuan jangka pendek jam ke-6 memberikan
efek hepatoprotektif paling tinggi bila dibandingkan dengan jam ke-1 dan 4. Pembandingan aktivitas ALT serum pada perlakuan ekstrak metanol-air biji
P.americana jam ke-6 dengan kontrol negatif olive oil dan kontrol perlakuan jam ke-0 menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna yang berarti bahwa ekstrak
metanol air biji P.americana memiliki efek hepatoprotektif yang dapat mengembalikan keadaan hati yang rusak akibat pemberian karbon tetraklorida
hingga mendekati keadaan normal. Data penelitian ini, secara keseluruhan diketahui bahwa, ekstrak metanol-air
biji P.americana dapat digunakan sebagai hepatoprotektor, dengan senyawa penginduksi karbon tetraklorida yang menyebabkan steatosis.
Pada perlakuan jangka pendek yang dilakukan pada jam ke-1, 4 dan 6 didapatkan hasil aktivitas ALT serum secara berurutan yaitu 91,4 ± 2,7 ; 57,8 ±
0,6 ; 46,2 ±1,3 UL dan aktivitas AST secara berurutan yaitu 231,2 ± 3,5 ; 172,0 ± 2,3 ; 96,0 ± 1,5 UL. Dari data tersebut, diketahui bahwa efek hepatoprotektif
tertinggi yang mencapai 101,0 diperoleh dari perlakuan jam ke-6. Berdasarkan uji statistik, aktivitas ALT dan AST serum pada perlakuan jam ke-6 menunjukkan
hasil yang berbeda bermakna dibandingkan dengan aktivitas ALT dan AST serum pada perlakuan jam ke-1 dan 4.
Ekstrak metanol-air biji P.americana pada perlakuan jam ke-6 merupakan waktu yang paling efektif karena memiliki efek hepatoprotektif yang paling tinggi
dibandingkan waktu perlakuan lainnya. Efek hepatoprotektif yang ditunjukkan pada perlakuan jam ke-6 menunjukkan hasil yang berbeda bermakna dengan efek
hepatoprotektif pada perlakuan di jam ke-1 dan 4.
E. Rangkuman Pembahasan