Hepatotoksin Karbon tetraklorida TINJAUAN PUSTAKA

C. Hepatotoksin

Obat dan senyawa yang dapat menimbulkan kerusakan hati diklasifikasikan dalam dua tipe, yaitu : a. Hepatotoksin teramalkan tipe A Pada tipe ini, obat atau senyawa dalam jumlah yang cukup dapat menimbulkan efek toksik pada sebagian besar orang yang menelan obat atau senyawa tersebut. Hepatotoksin teramalkan bergantung pada dosis pemberian. Contoh dari hepatotoksin ini adalah parasetamol dan karbon tetraklorida Forrest, 2006. Proses terjadinya toksisitas dikenal sebagai toksisitas-intrinsik, dan aksinya dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung, obat induk atau bentuk metabolitnya langsung berikatan dengan komponen membran sel dan merusak sel hati beserta seluruh organelnya, seperti ditunjukkan oleh karbon tetraklorida dan parasetamol. Secara tidak langsung, obat induk atau bentuk metabolitnya dapat menimbulkan luka hepatik dengan cara mengganggu jalur metabolik- khas atau mengganggu jalur ekskresi hepatik Donatus,1992. b. Hepatotoksin tak teramalkan tipe B Pada tipe ini, obat atau senyawa tidak bersifat toksik pada hati tetapi pemberiannya pada beberapa orang tertentu dapat menimbulkan efek toksik karenanya hepatotoksin ini tidak bergantung pada dosis pemberian. Frekuensi kejadian hanya 1 : 1000 orang. Contoh dari hepatotoksin ini adalah isoniazid dan halotan Forrest, 2006.

D. Karbon tetraklorida

Gambar 3. Struktur kimia karbon tetraklorida U.S. Environmental Protection Agency, 2007. Karbon tetraklorida CCl 4 Gambar 3 merupakan senyawa kimia yang dapat menimbulkan perlemakan dan nekrosis pada hati. Pemejanan senyawa ini secara jangka panjang dapat mengakibatkan terjadinya sirosis dan tumor hati juga kerusakan ginjal Timbrell, 2008. Karbon tetraklorida merupakan hidrokarbon alifatik terhalogenasi dimana sifatnya sangat toksik karena dapat membentuk radikal bebas yang bereaksi dengan banyak asam lemak tak jenuh Mutschler, 1999. Karbon tetraklorida sering digunakan sebagai cairan pembersih, dan bahan yang digunakan untuk pemadam kebakaran Department of Health and Human Services, 2005. Karbon tetraklorida merupakan cairan bening yang sangat mudah menguap dan tidak mudah terbakar. Karbon tetraklorida merupakan senyawa kimia yang dapat menyebabkan karsinogen dan dibuktikan melalui penelitian terhadap hewan uji Departement of Health and Human Services, 2011. Kerusakan hati pada tikus yang disebabkan oleh karbon tetraklorida pertama kali dipublikasikan pada tahun 1936 Deshwal et al, 2011 dan secara luas telah banyak digunakan pada berbagai penelitian Handa and Sharma, 1990. Absorpsi karbon tetraklorida dapat terjadi melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan dan kulit Thieness dan Halley, 1972. Efek toksik karbon tetraklorida dapat merusak sistem saraf pusat, hati, ginjal hingga menyebabkan koma dan kematian Departement of Health and Human Services, 2005. Gambar 4. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi karbon tetraklorida U.S Environmental Protection Agency, 2010 Senyawa radikal ini juga mengakibatkan kerusakan pada organela tubuh dan akan menyebabkan nekrosis Zimmerman, 1978. Skema biotransformasi terjadinya reaksi reduksi dehalogenasi dan reaksi oksidasi dari karbon tetraklorida diperlihatkan pada gambar 4. Karbon tetraklorida dimetabolisme di dalam tubuh terutama oleh hati. Karbon tetraklorida juga dimetabolisme di organ lainnya dalam tubuh seperti ginjal, paru-paru dan jaringan lainnya yang memiliki sitokrom P-450. Reaksi awal dikatalisasis oleh sitokrom P-450 bergantung nicotinamide adenine dinucleotide phosphate NADPH yang dapat diinduksi oleh fenobarbital atau etanol Deshwal, et al, 2011. Radikal triklorometil • CCl 3 bergantung pada ketersediaan oksigen dan induksi beberapa jalur alternatif pada kondisi anaerobik atau aerobik. Dalam kondisi anaerobik, radikal triklorometil dapat terdimerisasi membentuk heksakloroetan. Penambahan proton dan elektron pada radikal dapat membentuk kloroform CHCl 3 Radikal triklorometan secara lebih jauh dapat mengalami reduksi dehalogenasi yang dikatalisis oleh sitokrom P-450 membentuk diklorokarben CCl 2 yang dapat berikatan secara ireversibel pada komponen jaringan atau bereaksi dengan air membentuk formyl chloride HCOCl yang didekomposisikan menjadi karbon monoksida. Radikal triklorometil dapat berikatan secara langsung pada mikrosomal lipid dan protein U.S Environmental Protection Agency, 2010 . Dalam keadaan aerob, radikal triklorometil dapat ditangkap oleh oksigen dan membentuk radikal triklorometil peroksi yang dapat berikatan pada jaringan protein dan didekomposisikan membentuk phosgene COCl 2 dan bentuk elektrofilik klorin. Radikal triklorometil peroksi adalah pencetus utama peroksidasi lipid yang terjadi pada pemejanan karbon tetraklorida. Phosgene juga dapat berkonjugasi untuk mereduksi glutation membentuk diglutathionyl dithiocarbonate atau dengan sistein membentuk oxothiazolidine carboxylic acid U.S Environmental Protection Agency , 2010. Karbon tetraklorida mampu menyebabkan perlemakan hati dan juga nekrosis sentrilobular. Lipid tersimpan di dalam hati dalam bentuk trigliserida dan dapat terjadi akumulasi jika terjadi ketidakseimbangan di dalam pemasokan, sintesis dan sekresi Reed, 2001. Penghambatan sintesis protein, gangguan metabolisme fosfolipid atau oksidasi asam lemak di dalam mitokondria mampu menyebabkan steatosis. Karbon tetraklorida menyebabkan steatosis dengan menghambat sintesis protein dan sekresi trigliserida keluar dari hati Timbrell, 2008. Mekanisme steatosis diduga terjadi karena adanya pembentukan radikal triklorometil yang menyebabkan terjadinya peroksidasi lemak dimana radikal bebas yang terbentuk berikatan kovalen dengan organela sel kemudian merusak retikulum endoplasma halus yang merupakan tempat aktivitasnya Timbrell, 2008. Peroksidasi lipid merupakan penyebab utama yang dimulai dengan oksidasi asam lemak tak jenuh yang menghasilkan berbagai macam produk aldehid seperti malondialdehyde MDA dan 4-hydroxynoneal HNE yang bersifat toksik terhadap sel dan dapat menuju jaringan tubuh lainnya Romero et al., 1998. Beberapa efek dari peroksidasi lipid antara lain terpengaruhinya integritas struktur lipid pada membran yang menyebabkan kerusakan beberapa struktur, kerusakan membran lisosom hingga pecah dan hilangnya isi organela Timbrell, 2008. Steatosis dan nekrosis hati yang disebabkan oleh karbon tetraklorida dapat terjadi secara bersamaan. Karbon tetraklorida secara langsung dapat merusak membran plasma yang menyebabkan hilangnya enzim-enzim intraseluler, elektrolit, dan juga masuknya ion-ion dari luar seperti ion Ca ++ yang menyebabkan nekrosis. Bersamaan dengan ini terbentuklah metabolit aktif karbon tetraklorida yaitu radikal triklorometil yang terjadi di retikulum endoplasma sehingga dapat mengganggu transport lipoprotein dan mengakibatkan steatosis. Akumulasi radikal triklorometil dan pembentukan radikal bebas yang baru dapat merusak plasma, mitokondria dan juga lisosom yang kemudian menyebabkan nekrosis Zimmerman, 1978.

E. Metanol

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif jangka panjang dekok biji Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 127

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 112

Uji efek hepatoprotektif jangka pendek sediaan dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas alt-ast pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 8

Efek nefroprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 121

Efek hepatoprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt dan ast serum pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

1 2 117

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt-ast serum pada tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 155

Efek hepatoprotektif jangka pendek dekok biji persea americana mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 115

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol biji persea americana mill. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 128

Efek hepatoprotektif jangka pendek dekok biji persea americana mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 113

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap aktivitas alt-ast serum pada tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 153