BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelompok tani terdiri dari sekumpulan petani yang mempunyai kepentingan bersama dalam usaha tani. Organisasinya bersifat non formal, namun dapat
dikatakan kuat karena dilandasi kesadaran bersama dan asas kekeluargaan. Kelompok tani ini menghendaki terwujudnya pertanian yang baik, usaha tani yang
optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam perkembangan hidupnya Kartasapoetra, 1996.
Ada lima ciri kelompok tani yang efektif, yaitu : 1.
Merupakan kelompok yang efektif yang terdiri dari kurang lebih 10 orang untuk bekerjasama dalam hal belajar teknologi, pengambilan keputusan,
produksi, dan lainnya. 2.
Anggota para petani berada dalam pengaruh kontak tani. 3.
Para anggota kelompok tani memiliki tujuan yang sama, usaha tani yang sejenis.
4. Para anggota memiliki kegemaran sejenis, tradisi, bahasa, domisili, lokasi
usaha tani, status ekonomi, pendidikan dan usia. 5.
Bersifat Informal dimana terbentuk atas dasar keinginan dan pemufakatan para anggota, memiliki aturan, waktu tidak tertulis, adanya pembagian kerja dan
tanggung jawab bukan pengurus, hubungan antar anggota luwes, solider dan percaya.
1
Universitas Sumatera Utara
Dalam upaya meningkatkan pembangunan ketahanan pangan, peranan kelembagaan kelompok tani di pedesaan sangat besar dalam mendukung dan
melaksanakan berbagai program. Baik program yang sedang dan akan dilaksanakan karena kelompok tani inilah pada dasarnya pelaku utama
pembangunan ketahanan pangan.
Keberadaan kelembagaan kelompok tani sangat penting diberdayakan karena potensinya sangat besar. Berdasarkan data dari Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Departemen Pertanian, pada tahun 2002 terdapat 27 juta lebih kepala keluarga KK yang bekerja di sektor pertanian. Dari jumlah tersebut, telah
dibentuk kelembagaan kelompok tani sebanyak 275.788 kelompok. Kelembagaan kelompok tani ini sangat efektif sebagai sarana untuk kegiatan belajar, bekerja
sama, dan pemupukan modal kelompok dalam mengembangkan usahatani.
Pentingnya pemberdayaan kelompok tani tersebut sangat beralasan karena kalau diperhatikan keberadaan kelompok tani akhir-akhir ini, terutama sejak era
otonomi daerah dilaksanakan ada kecenderungan perhatian pemerintah daerah terhadap kelembagaan kelompok tani sangat kurang bahkan terkesan diabaikan
sehingga kelembagaan kelompok tani yang sebenarnya merupakan aset sangat berharga dalam mendukung pembangunan ketahanan pangan belum berfungsi
secara optimal seperti yang diharapkan.
Mengingat semakin kompleks dan besarnya tantangan pembangunan ketahanan pangan mendatang, terutama untuk mencapai kemandirian pangan, maka
kelembagaan kelompok tani yang tersebar di seluruh pelosok pedesaan perlu
Universitas Sumatera Utara
dibenahi dan diberdayakan, sehingga mempunyai keberdayaan dalam melaksanakan usahataninya.
Berikut data luas lahan, produksi, produktivitas dan jumlah kelompok tani di Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1:
Tabel 1. Data Luas Lahan, Produksi, Produktivitas dan Jumlah Kelompok Tani di Kabupaten Serdang Bedagai
No Kecamatan
Luas Lahan
Ha Produksi
Ton Produktivitas
KwHa Jumlah
Kelompok Tani
1
Kotarih 81
274 33,83
2 2
Silinda 472
2.172 46,02
8 3
Bintang Bayu 86
432 50,23
2 4
Dolok Masihul 2.631
14.027 53,31
48 5
Serbajadi 1.148
5.968 51,99
22 6
Sipispis 550
2.736 49,75
6 7
Dolok Merawan
8
Tebing Tinggi 4.773
25.023 52,43
62 9
Tebing Syahbandar 408
2.161 52,97
10 10
Bandar Khalipah 6.853
35.749 52,17
70 11
Tanjung Beringin 6.219
32.938 52,96
68 12
Sei Rampah 4.700
25.888 55,08
60 13
Sei Bamban 11.142
61.036 54,78
116 14
Teluk Mengkudu 5.796
30.472 52,57
71 15
Perbaungan 12.616
69.897 55,40
118
16
Pegajahan 3.310
18.368 55,49
39
17
Pantai Cermin 7.709
42.458 55,08
88
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai,2012.
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa Kecamatan Pegajahan merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai yang mempunyai
produktivitas lahan yang tinggi tetapi jumlah kelompok tani kurang berkembang.
Universitas Sumatera Utara
1.2 Identifikasi Masalah