commit to user
keseimbangan masyarakat. Sejalan dengan pend apat tersebut nilai so sial d apat d iartikan sebagai landasan bagi masyarakat untuk
merumuskan apa yang benar d an penting, memiliki ciri-ciri tersend iri, dan berp eran p enting untuk me ndoro ng d an mengarahkan ind ividu
agar berbuat sesuai norma yang berlaku. Jadi nilai sosial dapat d isimpulkan sebagai kumpulan sikap dan
perasaan yang diwujudkan melalui perilaku yang mempengaruhi perilaku seseorang yang memiliki nilai tersebut. Nilai so sia l
merupakan sikap-sikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat d an merupakan dasar untu k meru muskan apa yang b enar
dan apa yang penting. Karya sastra ju ga mengungkapkan nilai pendidikan sosial. Dengan membaca banyak karya sastra, diharap kan
perasaan pembaca
lebih peka
terhadap perso alan-persoalan
kemanusiaan, lebih dalam p enghayatan sosialitasnya, sehingga lebih mencintai keadilan dan kebenaran.
B. Penelitian Yang Relevan
Dalam bagian ini akan dikemukakan kajian kepustakaan tentang hasil penelitian yang relevan yang mempu nyai relevansi dengan p enelitian ini antara
la in: 1.
I Ketut Sudewa. 2012. Sajak
Nya nyia n Angsa
karya WS. Rend ra: Analisis
Antropologi Sastra. Jurusan Bahasa Ind ononesia Universitas Udayana.
commit to user
Hasil penelitian ini men yimpulkan bahwa secara antropolo gis, to koh M aria Zaitun sebagai individu pengungkap suatu budaya, seperti b ud aya
masyarakat kelas atas dokter dan budaya gereja pastor ikut memb eri warna
perjalanan budaya masyarakat Indonesia pada umu mnya.
2. Suharto no, Bambang Yulianto Anas Ahmad i. 2 010.
Cerita Ra kya t di P ula u Ma nda ngin: Ka jia n Struktura l Antropolog i Claude Lévi Stra uss
. Ju rusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Su rabaya.
Hasil penelitian ini men yimpulkan CRP M d alam kaitann ya denga n stru ktural-antropologi memuncu lkan lo gika cerita sebagai berikut.
P erta ma ,
memuat konsepsi tentang kehidup an, b ahwa dalam kehid up an terdap at triko tomis, yakni 1 orang yang setia d an percaya kep ada orang lain; 2
orang yang tidak setia dan tidak percaya kepad a orang lain; dan 3 orang yang berjiwa liminalitas ambivalensi: kadang-kadang setia, kadang-kadang tidak.
Kedua
, terdapat ko nsepsi tentang alam gaib, bahwa d alam alam semesta terdapat tipe diadik, yakni dunia alam gaib dan dunia manusia. Makhluk alam
gaib tersebut ada yang jahat dan ada yang b aik terhadap manu sia.
Ketiga
, konsepsi tentang kepemimp inan negatif bahwa pemimp in dapat bertindak
sewenang-wenang— suatu hal yang kontradiktif ketika rakyatnya p atuh sebagai imp lementasi rasa ho rmat dan pengu ltu san pemimp in oleh
bawahannya. 3.
Debora Korining Tyas. 2010.
Ka jian Antropologi Sa stra dan P end idika n Nila i No vel Bunga Ka r ya Korrie La yun Ra mpan Da la m P embela ja ra n Apr esia si
Sa stra
. Dimuat dalam ju rnal VOX Edukasi Vol. 1 No. 2 2010.
commit to user
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penelitian d enga n pendekatan antropolo gi sa stra terhadap unsur bahasa, religi, mito s, sejarah,
hukum, adat istiadat dan karya sastra mencerminkan p enokohan dan latar dalam novel
Bunga .
Unsur-unsur antropologi sastra dalam no vel
Bunga
dievaluasi melalu i ranah kognitif siswa, sedangkan p endidikan nilai dap at dievaluasi melalui rana h afektif.
4. Arif Setyawan. 2012.
Nila i-Nila i Buda ya da n P endidika n P riya yi Ja wa da la m La ngend riya La kon Ra den Da ma rwula n
Kajian Naskah Ped alangan
Ringgit Kru cil
dengan Pendekatan Filologi dan ntropo logi Sastra. Hasil penelitian yang berbentuk tesis ini men yimp ulkan bahwa 1
Beberapa kesalahan kerap mu ncul dalam
Langendr iya
, antara lain a kesalahan pada
guru la gu
,
guru ga tra
, dan
guru wila nga n
karena tidak sesu ai dengan atu ran
temba ng ma ca pa t
; b tidak d ituliskann ya nama tembang; c ketidaksesuaian nama
temba ng
dengan larik tembang yang ada di bawahnya. 2
La ngendriya
memiliki kekompleksitaskan pada struktur norma-norma sastranya. Ihwal ini nampak p ada lapis bunyi
sound stra tum
, lapis arti
units of mea ning
, serta lapis ketiga ya ng terdiri atas, lapis dunia, tema dan amanat, dan lap is metafisis. Ketiga lapisan tersebut saling membentuk keterpaduan
hingga membentuk harmonisasi yang solid. 3 Nilai-nilai budaya
priya yi
dalam
La ng endr iya
terbagi menjadi tiga unsur, yaitu a kompleksitas gagasan nilai, norma, dan p eraturan budaya
priya yi
, --pandangan
priya yi
tentang dunia, patriarki dalam kehid up an
priya yi
, kedudu kan wanita d alam kehidupan
pr iya yi
, gelar ke
priya yi
an, dan kemampu an mengendalikan hawa nafsu --; b
commit to user
kompleksitas aktivitas kelakuan budaya
priya yi
--pola bahasa di kalangan
pr iya yi
, poligami di kalangan
priya yi
, dan hubungan so sial kelu arga
priya yi
--; dan c wujud fisik atau bend a hasil kar ya budaya
pr iya yi
--pusaka
priya yi
dan tempat pemujaan--. Nilai-nilai p endidikan dalam
La ngendriya
antara lain pendidikan a moral--keutamaan berbu at d harma, keutamaan persaudaraan,
kebaikan sikap pemaaf, kesungguhan meraih cita-cita, d an kecintaan terhadap negara--; b pend idikan adat tradisi --prinsip kerukunan dan prinsip hormat--;
c p endidikan agama, dan d pendidikan kepahlawanan. 5.
Ikhwanuddin Nasution. 2006.
Sa stra da ri Persp ektif Ka jia n Buda ya: Ana lisis No vel Sa ma n da n La r ung.
Dimuat dalam jurnal ilmiah bahasa d an sastra Universita s Sumatera Utara Vo lume II nomor I April 2006.
Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa perspektif kajian budaya dapat membuat kajian sastra makin berkemb ang dan meluas pada fenomena-
fenomena sosial budaya yang direpresentasekan oleh kar ya sastra tersebut. Di samping itu, akan menimb ulkan pengutamaan khusus di bidang sastra dan
kajian sastra me njadi kajian yang interdisip liner, multidisipliner dan antardisipliner.
Sama n
dan
La r ung
yang di antaranya memiliki tema seksualitas b ila dikaji melalui perspektif kajian budaya ternyata tidak terjebak pad a
seksualitas dan vu lgar, tetapi seks perempuan merup akan problematik yang menyangkut sosial, bud aya, politik bahkan agama.
Beberapa hasil kesimpu lan penelitian yang disebutkan terseb ut memiliki persamaan dan perbedaan dengan p enelitian ini. Persamaannya
commit to user
terletak p ada penerapan pendekatan antropologi sastra dalam mengkaji karya sastra sedangkan perbedaannya terletak p ada objek penelitian yang dikaji.
Perbedaan mendasar pada kajian antropolo gi sastra d ibandingkan d engan penelitian-penelitian sebelumnya adalah pada pendekatan yang digunakan.
Selain menggunakan metod e antropolo gi sastra, penelitian ini diperkaya dengan penggunaan teori antropologi mod ern seb agai dasar analisisnya.
Dengan penggunaan teori tersebut dapat diungkapkan wujud ko nkret kebudayaan yang terkandung dalam novel. Perbedaan la in juga terletak pad a
penggunaan analisis nilai-nilai pendidikan dalam karya sastra.
C. Kerangka Berpikir