commit to user passing bawah antara lain :
1 Lengan terlalu tingi ketika memukul bola 2 Merendahkan tubuh dengan menekuk pingang bukan lutut, sehingga
bola yang di operkan terlalau rendah dan terlalu kencang. 3 Tidak memindahkan berat badan ke arah sasaran, sehingta bola tidak
bergerak ke muka. 4 Lengan terpisah sebelum pada saat atau sesudah menerima bola,
sehinga operan salah. 5 Bola mendarat di lengan di daerah siku atau menyentuh tubuh.
Hal-hal tersebut di atas harus diperhatikan oleh guru atau pelatih dalam mengajar passing bawah bolavoli. Pada umumnya siswa tidak mampu mengamati
letak kesalahan yang dilakukan. Seorang guru harus mampu mencermati setiap kesalahannya dan setiap kesalahan yang dilakukan siswa, guru segera mungkin
untuk membetulkan gerakan yang salah tersebut. Kesalahan yang dibiarkan akan membentuk pola gerak yang salah, sehingga kualitas passing bawah yang
dilakukan hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.
3. Hakekat Belajar dan Pembelajaran Gerak
Pengertian belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumya, tetapi dalam belajar gerak mengandung karakteristik tertentu.
Karakteristik tersebut berhubungan dengan domain tujuan belajar yang menjadi sasarannya yaitu menyangkut penguasaan ketrampilan dan gerak tubuh.
Pengertian belajar merupakan sesuatu yang kompleks, karena itu pengertiannya bisa bermacam-macam. Belajar bisa dipandang sebagai suatu hasil
apabila yang dilihat adalah bentuk terakhir dari berbagai pengalaman interaksi edukatif, bisa dipandang sebagai suatu proses apabila yang dilihat adalah kejadian
selama siswa menjalani proses belajar untuk mencapai suatu tujuan, dan bisa juga dipandang sebagai suatu fungsi apabila yang dilihat adalah aspek-aspek yang
menentukan terjadinya perubahan tingkah laku siswa. Belajar gerak mempelajari pola-pola gerak ketrampilan tubuh. Proses
belajarnya melalui pengamatan dan mempraktikkan pola-pola gerak yang di pelajari. Intensitas keterlibatan unsur domain kemampuan yang paling tinggi
commit to user adalah domain psikomotor yang juga termasuk domain fisik. Hasil akhir dari
belajar gerak adalah berupa kemampuan melakukan pola-pola gerak ketrampilan tubuh. Misalnya ketrampilan siswa dalam melakukan passing bawah bolavoli,
sebelumnya siswa merespon dengan unsur kognitif, afektif, yang kemudian di wujudkan dalam unsur psikomotor.
Semua unsur kemampuan individu terlibat di dalam belajar gerak, hanya saja intensitas keterlibatannya berbeda-beda. Intensitas keterlibatan domain
kognitif dan domain afektif relatif lebih kecil dibandingkan keterlibatan domain psikomotor. Keterlibatan domain psikomotor tercermin dalam respon-respon
muslular yang diekspresikan alam gerakan tubuh secara keseluruhan atau bagian- bagian tubuh. Berkaiatan dengan belajar gerak, Sugiyanto 1996:27 menyatakan,
” Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh’. Menurut Rusli
Lutan 1988:102 ” Belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen
dalam perilaku terampil”. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa, belajar
gerak motorik merupakan perubahan perilaku motorik berupa ketrampilan sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Upaya menguasai ketrampilan gerak
sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Pada awal tahap pembelajaran siswa yang baru mengenal subtansi yang
dipelajari baik yang menyangkut pembelajaran kognitif, afektif, dan psikomotor bagi siswa materi pembelajaran itu menjadi asing pada awalnya, namun setelah
guru berusaha untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa pada materi pembelajaran, maka diharapkan sesuatu yang asing bagi siswa tersebut berangsur-
angsur hilang dengan sendirinya. Dalam tahap ini seorang guru harus mengupayakan pembelajaran dengan
menata lingkungan belajar dan perencanaan materi yang akan dipelajari atau akan dibahas. Guru harus berperan sebagai fasilitator dan motivator sehingga siswa
berminat untuk mengikuti pembelajaran. Klasifikasi tingkah laku domain kognitif, afektif dan psikomotor seperti telah dikemukakan sebelumnya. Domain kognitif
commit to user Guiford dalam Magill l982:2, menamakan “intelectual activities” yaitu
kemampuan individu dalam hubungannya dengan pengenalan informasi, dan ingatan yang berkenaan dengan aktivitas berpikir”. Kemudian domain afektif
adalah penalaran yang mempunyai peran penting sebagai motivasi dalam belajar keterampilan gerak dan yang terakhir adalah domain psikomotor sangat penting
dalam belajar keterampilan gerak, karena berhasil tidaknya seseorang memahami keterampilan gerak dari gerakan yang sederhana ke dalam gerakan yang lebih
kompleks. Belajar gerak terjadi dalam bentuk atau melalui respon-respon muskular yang diekspresikan dalam gerakan-gerakan bagian tubuh.
Menurut Pate, Rotella dan McClenaghan 1993:201, bahwa “Pembelajaran bertahap keterampilan gerakan yang rumit adalah fenomena yang
kompleks dimulai secara periodik dalam kandungan dan berlangsung sampai usia dewasa. Kemampuan untuk bergerak dengan baik dalam lingkungan seseorang
tergantung pada perpaduan aspek sensorik dan aspek sistem syaraf secara efisien”. Sebelum memulai dengan pembahasan tentang perbaikan keterampilan olahraga
tingkat lanjut, perlu terlebih dahulu dibahas bagaimana seseorang memperoleh kemampuan untuk dapat bergerak dengan kompleks. Tanpa informasi dasar ini
akan sulit bagi guru untuk memahami mengapa beberapa penampilan mempunyai kesulitan yang lebih besar dalam menguasai gerakan yang menuntut keterampilan
siswa. Pembelajaran bertahap keterampilan gerak dapat benar-benar dipahami apabila menggunakau model “tingkatan”. Ketika seorang anak menjadi dewasa
sistem syaraf otot mulai mampu melakukan gerakan yang makin lama makin sulit Perkembangan gerak dapat dibagi dalam dua periode utama : tahap pra-
keterampilan dan tahap perbaikan keterampilan. Dalam masing-masing tahap terdapat tingkatan yang berurutan yang digunakan untuk membantu dalam
menggambarkan pengamatan tingkah laku. Ciri khas tingkah laku untuk mendapatkan keterampilan yang lebih tinggi secara berkelanjutan, sesuai dengan
tahap tingkatan perkembangan keterampilan gerak. Berikut ini di sajikan tahap tingkatan ketrampilan gerak.
commit to user Gambar 3. Tingkatan Perkembangan Ketrampilan gerak
Sumber. Pate, Rotclla dan McClenaghan, 1993. Scientific Foundation of Coaching Terjemahan : Rasiyo Dwijoyowinoto. Semarang : IKIP Semarang
Press, hal. 202.
commit to user Gambar tersebut dia atas memberikan asumsi bahwa selama masa awal
pra-remaja anak-anak mulai sangat mementingkan keikutsertaan yang berhasil dalam olahraga. Ketika remaja telah membatasi pilihannya dan berkonsentrasi
pada keterampilan gerak, tekanan harus diarahkan pada perbaikan keterampilan tersebut. Keterampilan olahraga dapat menjadi lebih baik ketika kesempatan
untuk turut serta dalam kegiatan yang cocok bertambah. Tahap-tahap dalam perolehan keterampilan olahraga mencakup periode perkembangan perbaikan,
penampilan, dan kemunduran. Satu hal yang sangat penting adalah bahwa cara seseorang dalam tahap-tahap perkembangan tergantung pada kecenderungannya
untuk ikut serta kegiatan yang berorientasi pada kegiatan olahraga. Tingkat perbaikan keterampilan remaja secara terus menerus mulai
mengatur pola gerak dasar dengan penuh terpadu. Gerakan dasar secara penuh sudah terkuasai. Latihan diperlukan untuk perbaikan keterampilan dan
pengendalian gerakan. Program gerak ini didefinisikan sebagai suatu perangkat perintah gerak yang membantu dalam menampilkan pola keterampilan gerak yang
sulit dengan campur tangan susunan syaraf sadar yang terbatas. Latihan yang terus-menerus selama tingkat perkembangan ini penting untuk mengembangkan
mekanisme kontrol gerakan. Kemampuan dalam mengontrol gerakan akan memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk berbuat sesuai dengan yang
seharusnya dilakukan akan lebih mudah untuk mengikuti aturan-aturan, termasuk mengikuti aturan agar dirinya dapat menjadi terampil. Belajar gerak
adalah mempelajari pola-pola gerak keterampilan tubuh, proses belajarnya melalui pengamatan dan mempraktekkan pola-pola yang dipelajari.
Periode pra-remaja sangat penting dalam pembelajaran gerak yang makin terpadu. Schmidt dalam Pate, Rotella dan McClenaghan 1993;205
”menggunakan dasar kognitif dari bagan untuk menolong perolehan penampilan yang terampil bahwa program gerak yang disimpan dalam selaput otak bukan
rekaman khusus dari gerakan-gerakan, tetapi lebih merupakan aturan-aturan umum yang membantu mengatur penampilan”. Hal senada diungkapkan oleh
Fitts, Adams dalam Pate, Rotella dan McClenaghan 1993 : 205 menandai tiga langkah dalam perolehan yang terampil. Tampaknya semua pelaku tanpa pandang
commit to user umur, maju melalui langkah-langkah perkembangan berikut ini :
Langkah 1. Tingkat kognitif ditandai oleh usaha pertama siswa untuk menguasai suatu keterampilan gerak baru atau dengan kata lain proses belajarnya
diawali dengan aktif berpikir tentang gerakan yang dipelajari. Siswa berusaha untuk mengetahui dan memahami gerakan dari informasi
yang diberikan kepadanya
Langkah 2. Tingkat asosiatif yaitu dalam perbaikan keterampilan olahraga ditandai oleh naiknya penampilan melalui latihan dan pada saat
program gerak dibuat atau seorang siswa sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat
dalam pelaksanaannya
Langkah 3. Tahap otonom. Latihan yang rutin dan terus-menerus menghasilkan perbaikan lebih lanjut dari keterampilan gerak rnenjadi suatu gerak
yang otomatis. Dalam kegiatan ini, hanya sedikit perhatian yang dibutuhkan agar siswa dapat memusatkan perhatian pada faktor
lingkungan yang mempengaruhi penampilannya.
Guru yang berpengalaman dapat dengan mudah mengamati siswa yang banyak dengan siapa belajar melewati tahap-tahap perbaikan keterampilan.
Dampak pengajaran ini sangat jelas, pengalaman belajar awal harus memungkinkan terjadinya waktu untuk pemrosesan kognitif dalam lingkungan
yang terkendali. Jika keterampilan membaik, waktu memberikan latihan harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan seorang siswa menampilkan
kegiatan itu dalam berbagai situasi lingkungan. Tujuan guru memberikan materi latihan dasar ini adalah tercapainya kemampuan untuk menampilkan segala
macam keterampilan yang mungkin dibutuhkan dalam perundingan yang sebenarnya. Untuk itu siswa harus memperhatikan contoh gerakan dan merespon
gerakan tersebut. Dalam tahap otonom ini keterampilan gerak yang dikuasai oleh siswa akan berlanjut sejalan dengan bertambahnya latihan dan berlanjut ke tahap
yang lebih kompleks. Dengan demikian keterampilan dapat di gambarkna sebagai kualitas
penampilan seseorang dalam melakukan tugas-tugas gerak fisik. Indikator kualitas yang di penuhi sebagai gerak terampil yaitu efektif, efisien dan adaptif. Untuk
dapat menguasai ketrampilan gerak olahraga harus melalui proses pembelajaran. Melalui pembelajaran yang sistematis dan kontinyu, maka ketrampilan dapat di
kuasai dengan baik dengan baik an benar.
commit to user
4. Pembelajaran Inovatif