Uji Asumsi Klasik Metode Analisis Data

commit to user Lampiran 3 Halaman 1 Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi atau sering disebut dengan actual return . Return realisasi merupakan return yang terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan Hartono, 2008. Besarnya a ctual return dapat dihitung dengan rumus: R it = 1 - t 1 - t t P P P - ..............................................................................................................5 Keterangan: R it = Tingkat keuntungan saham i pada periode t, P it = Harga penutupan saham i pada periode t periode akhir, dan P it-1 = Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya awal.

3.4 Metode Analisis Data

Hipotesis penelitian akan diuji dengan analisis regresi. Analisis regresi Hipotesis Ha 1 , Ha 2 , Ha 3 , dan Ha 4 diuji dengan regresi berganda. Hipotesis kelima Ha 5 diuji dengan regresi sederhana. Pengujian dengan regresi mensyaratkan uji asumsi klasik, sehingga terlebih dahulu data penelitian diuji asumsi klasik. Uji asumsi klasik meliputi: a uji normalitas data, b uji Multikolinieritas, c Autokorelasi, dan d uji Heteroskedastisitas.

3.4.1 Uji Asumsi Klasik

3.4.1.1 Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji kenormalan distribusi dalam model regresi pada variabel pengganggu atau variabel residual Ghozali, 2011. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogrov Smirnov , dengan commit to user Lampiran 3 Halaman 1 membandingkan nilai p value dengan tingkat signifikansi 5. Jika p value 5, maka data berdistribusi normal. 3.4.1.2 Multikolinieritas Dilakukan dengan tujuan menguji apakah model regresi terdapat korelasi antar variabel independen Ghozali, 2011. Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi antar variabel independen maka dikatakan terjadi problem multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas dalam model regresi, peneliti akan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Faktor VIF dengan alat bantu program SPSS 18. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF= 1 tolerance . Jika tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 dan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10, maka tidak terjadi problem multikolinieritas. 3.4.1.3 Autokorelasi Pengujian apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Ghozali, 2011. Untuk menguji ada tidaknya masalah autokorelasi, peneliti akan menggunakan uji Durbin-Watson dengan alat bantu SPSS 18. commit to user Lampiran 3 Halaman 1 Patokan yang digunakan adalah patokan yang digunakan dalam buku Ghozali 2011, ketentuan bahwa sebuah model regresi telah terbebas dari autokorelasi adalah apabila nilai Durbin-Watson berada lebih dari nilai d U dan lebih kecil dari nilai 4 - d U. 3.4.1.4 Heteroskedastisitas Pengujian ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak sehingga diperoleh informasi apakah fungsi yang digunakan sebaiknya berbentuk linier, kuadrat, atau kubik. Metode yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot . Grafik scatterplot ini dihasilkan dengan menggunakan alat bantu SPSS 18. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.4.2 Uji Hipotesis