Komite Audit dan Kualitas Audit

commit to user Lampiran 3 Halaman 1 tentang persepsi investor yang menyatakan bahwa lamanya keterikatan KAP dengan klien identik dengan semakin meningkatnya kualitas audit. Berdasarkan uraian ini dapat dikembangkan hipotesis alternatif berikut ini. Ha 2 : Audit tenure berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

2.5 Komite Audit dan Kualitas Audit

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan direksi yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas proses laporan keuangan dan audit ekstern. Dalam hal pelaporan keuangan, peran dan tanggungjawab komite audit adalah memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agar standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijaksanaan tersebut serta apakah sudah konsisten dengan informasi lain yang diketahui oleh anggota komite audit, juga menilai mutu pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal KNGCG, 2002. Komite audit merupakan badan yang dibentuk oleh dewan direksi untuk mengaudit operasi dan keandalan. Badan ini bertugas memilih dan menilai kinerja perusahaan kantor akuntan publik. Tujuan pembentukan komite audit adalah: a memastikan laporan keuangan yang dikeluarkan tidak menyesatkan dan sesuai dengan praktik akuntansi yang berlaku umum; b memastikan bahwa internal kontrolnya memadai; c menindaklanjuti terhadap dugaan adanya penyimpangan yang meterial di bidang keuangan dan implikasi hukumnya. Selain itu berbagai commit to user Lampiran 3 Halaman 1 ketentuan dan peraturan mengenai komite audit telah dibuat diantaranya berikut ini: a. Pedoman Good Corporate Governance Maret 2001 yang menganjurkan semua perusahaan di Indonesia memiliki Komite Audit; b. Surat Edaran BAPEPAM No. SE-03PM2000 yang merekomendasikan perusahaan-perusahaan publik memiliki Komite Audit; c. KEP-339BEJ07-2001, yang mengharuskan semua perusahaan yang listed di Bursa Efek Jakarta memiliki Komite Audit; d. KEP-117M-MBU2002 yang mengharuskan semua BUMN mempunyai komite audit; dan e. KEP-103MBU2002 yang mengharuskan semua BUMN mempunyai komite audit; Komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memonitor proses pelaporan keuangan oleh manajemen untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan Bradbury et al ., 2004. Tugas komite audit meliputi menelaah kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian internal, menelaah sistem pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan. Di dalam pelaksanaan tugasnya komite menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal, dan auditor internal Bradbury et al., 2004. Adanya komunikasi formal antara komite audit, auditor internal, dan auditor eksternal akan menjamin proses audit internal dan eksternal dilakukan dengan baik. Dengan demikian hal ini akan dapat mengurangi risiko audit dan meningkatkan kualitas audit. commit to user Lampiran 3 Halaman 1 Berdasarkan tinjauan di atas maka keberadaan komite audit dan auditor independen yang berkualitas dapat mengurangi tindakan opportunistic manajemen. Tindakan manajemen melalui metode akuntansi yang ditentukan sendiri accruals memberikan peluang perusahaan mengatur laba yang dilaporkan untuk tujuan tertentu. Untuk mengurangi tindakan manajemen laba dibutuhkan pihak independen yaitu komite audit dan audit ekternal yang berkualitas yang mampu memonitor tindakan manajemen Damayanthi, 2004. Di dalam pelaksanaan tugasnya komite audit menyediakan komunikasi formal antara dewan, manajemen, auditor eksternal, dan auditor internal Bradbury et al., 2004. Adanya komunikasi formal antara komite audit, auditor internal, dan auditor eksternal akan menjamin proses audit internal dan eksternal dilakukan dengan baik. Keberadaan komite audit dapat mencegah manajer perusahaan untuk melakukan manipulasi pendapatan Xie et al ., 2003. Dengan demikian keberadaan komite audit dapat mengurangi risiko audit dan akan meningkatkan kualitas audit. Laba sebagai informasi yang terkandung dalam laporan keuangan akan mengakibatkan pasar bereaksi. Reaksi pasar terhadap laba akan berbeda untuk perusahaan yang membentuk komite audit dan tidak membentuk komite audit. Komite audit sebagai pihak independen yang betugas untuk memonitor proses pelaporan keuangan akan mengurangi gangguan dalam informasi laba sehingga pasar diduga akan bereaksi lebih kuat atas informasi laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang membentuk komite audit daripada laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang tidak membentuk komite audit. Pasar menilai laba yang commit to user Lampiran 3 Halaman 1 dilaporkan oleh perusahaan yang membentuk komite audit memiliki kualitas yang lebih baik daripada laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang tidak membentuk komite audit Suaryana, 2005. Dalam hal anggota komite dirangkap oleh anggota dewan direksi, masalah independensi jelas merupakan isu karena dengan adanya anggota direksi dalam komite tersebut akan mengurangi kemandirian komite dalam menyatakan sikap dan pendapat. Karena itu, dalam berbagai anjuran yang pernah disampaikan oleh the securities exchange commission SEC, American Institute of CPAs AICPA, pengelola bursa efek, serta para pemerhati perkembangan komite audit, senantiasa dikembangkan agar keanggotaan komite audit tidak boleh dirangkap oleh anggota direksi perusahaan. Komite audit yang berasal dari latar belakang yang relevan, dengan pengalaman cukup, dan tidak terikat dengan kepentingan maupun kepemilikan saham perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. Berdasarkan uraian ini, maka dikembangkan hipotesis alternatif berikut ini. Ha 3 : Keberadaan komite audit independen berpengaruh positif terhadap kualitas audit. 2.6 Auditor Industry Specialization dan Kualitas Audit Pada umumnya, praktek yang dilakukan oleh kelompok KAP besar lebih dapat menentukan kualifikasi auditornya, karena kualifikasi dari staf auditornya, semakin beragam. Auditor dengan pengalaman mengaudit dalam bidang atau commit to user Lampiran 3 Halaman 1 sektor industri tertentu akan lebih mudah menjalankan penugasan pada tipe penugasan audit pada kelompok industri yang sejenis. Misalnya seorang auditor sudah berpengalaman memeriksa laporan keuangan perusahaan tambang, maka auditor tersebut akan semakin mudah melakukan audit pada jenis perusahaan tambang berikutnya. Jelas bahwa auditor yang terspesialisasi industrinya dapat menjalankan fungsi audit dengan lebih baik O’Really Reisch, 2002. Hogan dan Jeter 1999 menyatakan bahwa spesialisasi industri membuat auditor mampu menawarkan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak spesialis. Pada penelitian ini mereka melihat dimulainya trend spesialisasi industri serta faktor-faktor yang memepengaruhi adanya spesialisasi pada kantor akuntan seperti adanya peningkatan pangsa pasar pada kantor akuntan yang memiliki spesialisasi sebagai faktor lain adanya peningkatan kompetisi diantara kantor akuntan. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa tingkat konsentrasi auditor meningkat selama periode amatan tersebut. Auditor yang memiliki spesialisasi pada industri tertentu pasti akan memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik mengenai kondisi lingkungan industri tersebut. Spesialisasi dalam industri tertentu menjadi sebuah tren, dan para peneliti menemukan bahwa auditor dengan spesialisasi menghasilkan penghematan finansial dan keuntungan dalam kualitas Hogan dan Jeter, 1999. O’Keefe 1994 juga berpendapat bahwa auditor industry specialization berhubungan positif dengan kualitas audit diukur dengan penilaian kepatuhan auditor terhadap GAAS. Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang commit to user Lampiran 3 Halaman 1 sama akan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang risiko audit khusus yang mewakili industri tersebut. O’reilly et al . 2002 memberikan dua ukuran untuk menentukan suatu KAP dapat dikatakan sebagai auditor spesialis pada industri tertentu, yaitu jika KAP tertentu memiliki pangsa pasar market share terbesar dalam tiap industri, atau jika KAP tertentu memiliki jumlah klien yang terbanyak pada industri tertentu. Januarsi 2010 berpendapat bahwa secara umum auditor spesialis di Indonesia memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengurangi manajemen laba akrual dari pada auditor non spesialis, tetapi auditor spesialis belum mampu mengurangi manipulasi melalui aktivitas real . Krishnan 2003 menyatakan bahwa auditor yang memiliki pemahaman yang lebih komprehensif tentang suatu tren dan karakteristik industri tertentu akan lebih efektif dalam melakukan audit daripada auditor yang tidak memiliki pengetahuan tentang industri tertentu tersebut. Karakteristik industri mungkin berpengaruh pada suatu perusahaan lebih besar dibandingkan perusahaan lain. Adanya perbedaan ini membutuhkan keahlian auditor tertentu untuk bisa mendeteksi dengan lebih baik seberapa besar pengaruh tersebut. Dengan demikian kondisi ini menunjukan adanya kebutuhan spesialisasi auditor Mayangsari, 2004. Dengan kata lain, bahwa jika auditor yang terspesialisasi industrinya, dapat meningkatkan kualitas audit pada umumnya, sehingga dapat dikembangkan hipotesis alternatif berikut ini. Ha 4 : Auditor yang terspesialisasi industrinya berpengaruh positif terhadap kualitas audit. commit to user Lampiran 3 Halaman 1

2.7 Teori Sinyal