7. Penyaluran
– Kembali ke keluarga
– Pemakaman pemulasaran
Gambar 1. Proses Pelayanan
Pendataan
Masyarakat Sasaran
1. Lanjut usia 60 tahun keatas yang: a.
Tidak ada tidak diketahui oleh keluarganya ataupun tidak diurus nyata-nyata oleh keluarganya
sehingga terlantar. b. Lanjut usia yang tidak ingin tinggal di lingkungan
keluarganya melainkan ingin disantuni di panti. 2. Keluarga terutama yang tidak dapat kenyantuni
lanjut usia. 3. Masyarakat terutama yang mampu dan mau
berpatisipasi dalam pembinaan kesejateraan sosial lanjut usia.
Penerimaan Layanan
Proses Pelayanan Dalam Panti 1. Penerimaan
a. Pendekatan awal
b. Regristrasi c.
Penempatan pada program pelayanan
2. Bimbingan a.
Bimbingan Fisik, Mental dan Sosial
b. Bimbingan keterampilan
c. Penelaahan dan
pengungkapan masalah.
Resosialisasi 1. Bimbingan kesiapan
peran serta masyarakat 2. Bimbingan sosial hidup
bermasyarakat 3. Pembinaan lanjut
4. Terminasi Penyaluran Hasil yang diharapkan
1. Terpenuhuinya kebutuhan jasmani, rohani dan sosial lanjut usia
sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya dengan diliputi
ketentraman lahir dan batin. 2. Terlestarikannya dan
dikembangkannya nilai sosial budaya bangsa berkenaan dengan
masalah lanjut usia dalam memenuhi kebutuhan lanjut usia.
3. a. meningkatnya jumlah anggota masyarakat yang mau dan mampu
menyantuni lanjut usia dalam keluarga.
b. meningkatnya dan melembaganya peran serta
masyarakat dalam pembinaan kesejahteraan lanjut usia.
Gambar 2. STRUKTUR ORGANISASI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 4
Sumber : Brosur Panti Sosial Tresna Werdha 4, Thn 2016
KEPALA PANTI
SUB BAGIAN TATA USAHA
SATUAN PELAKSANA PELAYANAAN SOSIAL
SATUAN PELAKSANA PEMBINAAN SOSIAL
SUB KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
35
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA
A. Temuan Lapangan
Metode Bimbingan bagi warga binaan sosial dilaksanakan berbasis panti melalui suatu rangkaian proses yang mengacu pada tahapan pertolongan kepada
wbs yaitu lansia lanjut usai, mulai dari pendataan, penerimaan samapai proses penyaluran. Disini peneliti mencoba menguraikan proses pelayanan pada wbs
mulai dari awal sebelum dan sesudah pelaksanan bimbingan rohani yang peneliti fokuskan.
Warga Binaan sosial WBS adalah para lansia hasil dari motivasi dan seleksi yang dilakukan oleh para pegawai PSTW yang terjun langsung kejalan untuk
memberikan informasi dan sosialisasi program kepada lansia yang ada dijalan- jalan yang tidak diketahui oleh keluarganya ataupun tidak diurus nyata
– nyata oleh keluarganya sehingga terlantar, serta di masyarakat lansia yang tidak ingin
tinggal di lingkungan keluaga melainkan ingin disantuni di panti dan atau keluarga yang tidak dapat menyantuni lanjut usia. Bimbingan dan Pelayanan ini
diberikan kepada mereka yang tertarik untuk mengikutinya dan bagi mereka yang tidak berminat dari PSTW tidak memaksakannya karena jika mereka dipaksa
percuma nanti mereka kabur. Jumlah lansia di PSTW Budi Mulia 4 Margaguna ini kurang lebih terdapat 237 orang lansia. Diantaranya lansia wanita berjumlah 162
orang dan lansia pria berjumlah 75 orang. Pembagian kamar di PSTW Budi Mulia 4 Margaguna ini dikelompokkan menjadi kamar lansia mandiri, lansia setengah
renta, lansia renta, dan kamar observasi yang masing-masing kamar kurang lebih
bisa mencakup 20 orang. Lansia di PSTW ini yang tergolong lansia renta termasuk yang terbanyak dibandingkan dengan PSTW lainnya. Jumlah nya bisa
mencapai sepertiga dari populasi seluruhnya. Untuk itu dilakukan pembagian kamar menurut masing
–masing golongan lansia yang ditujukan untuk menghindari adanya pertikaian dan juga mencegah menularnya suatu penyakit.
32
Pembimbing yang memberikan bimbingan dan pelayanan di PSTW ini adalah mereka yang disebut sebagai pekerja sosial peksos dan penyuluh sosial dengan
latar belakang pendidikan baik yang lulusan hanya tingkat SMA sampai sarjana D3 dan S1. Mereka sudah sangat pengalaman dan tidak diragukan lagi karena
sudah bertahun-tahun dalam memberikan rehabilitasi sosial di PSTW ini.
33
Bimbingan dan Pelayanan diberikan di PSTW ini mereka diberikan berbagai macam jenis-jenis bimbingan dan pelayanan antara lain Pelayanan Pengasramaan,
Bimbingan sosial, Pelayanan Konseling, Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Pendidikan, Pelayanan Keterampilan, Pelayanan Pembinaan Rohani, dan
Pelayanan Rekreasi dan Hiburan.
34
Pemberian Bimbingan dan Pelayanan di PSTW memiliki tahapan-tahapan yaitu sebagai berikut :
1. Pendataan
Adalah serangkaian kegiatan untuk mendapatkan data, dan peran serta dalam pelaksanaan program, termaksud upaya memperoleh gambaran potensialitas
sumber-sumber pelayanan, serta untuk mendapatkan calon WBS.
32
Observasi pada saat penelitian dari bulan September 2016.
33
Ibid.
34
Ibid.
Dalam Pendataan ini PSTW juga mendapatkan informasi tentang Lansia dari masyarakat, kepolisian dan instansidinas-dinas sosial.
“Informasi kita dapat dari masyarakat, keluarga dan kepolisan atau instansi dan dinas-dinas sosial diwilayah jakarta. Kita kerja sama
dengan mereka, nah kita membuat surat pengantar yang berisi untuk pengadaan calon warga binaan sosial, kemudian kita datang ke kantor
pemda dan dinas sosial tersebut, kita koordinasi dengan aparat setempat. Nah kita minta data lansia, misalnya diwilayah Jakarta ada
berapa banyak. Kemudian kita menjalin kerja sama maksudnya seandainya dinas social Jakartar, mereka berhasil mendapatkan lansia
terlantar kita minta dikirimkan kepanti kita. Nah disitu setelah dikirimkan nanti kita bina. Dapat informasinya didapat dari dinas
social intinya.”
35
Kemudian di Identifikasi, Ialah kegiatan upaya untuk memperoleh data yang lebih rinci tentang diri lansia serta potensi lingkungan, termasuk sumber-sumber
pelayanan sosial. “Identifikasi adalah pendataan juga, maksudnya calon-calon klien
yang nanti akan masuk kedalam panti. Di data tentang data klien, nama, alamat, umur itu identifikasi. Biasanya kita lakukan di tempat
lokasi orientasi. Petugas PSTW datang ke keluarga dan instasidinas sosial. Oleh aparat dinas sosial sudah dikumpulkan keluarga-keluarga
yang tidak mampu menyantuni lansia diaula kantor, kemudian petugas PSTW mengadakan penyuluhan. Dan mengadakan identifikasi pula,
disitu kita mencatat. Mulai dari nama, status, umur, pekerjaan itu identifikasi. Itu kita menanyakan masalahnya apa yang dihadapi.
Umumnya masalah sosial.”
36
Dalam melakukan identifikasi PSTW juga ada faktor penghambat dan pendukung yaitu:
35
Wawancara pribadi dengan seksi Satuan Pelaksana Pelayanan Sosial, ibu Ns. Yunur Nawangsih, S.Kep. September 2016.
36
Ibid
“Faktor penghambat dalam melaksanakan indentifikasi ialah kadang dari calon wbs tidak terbuka atau tidak jujur. Misalanya ketika
bertanya tentang usia, mereka mengatakan misalanya 65 tahun padahal seharusnya 60 tahun. Atau disitu mereka punya pekerjaan,
namun disebutkan mereka sudah tidak bekerja. Nanti setelah klien masuk ke dalam panti, akan ketahuan apakah misalnya mereka punya
pekerjaan atau tidak. Ini salah satu hambatannya tidak terbuka dan tidak jujur, hal ini ada beberapa orang yang melakukan seperti itu.
Faktor pendukung identifikasi, pada umumnya antusias untuk tinggal di dalam panti kepada calon klien ini cukup tinggi. Misalnya, dalam
mengikuti pembinaan di dalam panti mereka mau dan ada semangat untuk merubah nasib mereka. Ketika kita memberikan penyuluhan
disitu ada tanggapan, ada respon dari calon klien. Misalnya petugas PSTW memberikan penyuluhan, bahwa nanti ada bimbingan rohani,
fisik, keterampilan, mereka sangat antusias d
an ada kemamuan.”
37
Kemudian setelah itu mereka diseleksi, dengan kegiatan pengelompokanklasifikasi, untuk menentukan siapa yang memenuhi
persyaratan dan siapa yang tidak dapat diterima menjadi calon penerima pelayanan.
2. Penerimaan
Adalah serangkaian kegiatan administratif maupun teknis meliputi registrasi, dan penempatan dalam program bimbingan dan pelayanan yang dilaksanakan
pada saat calon penerima pelayanan hasil seleksi secara syah diterima sebagai klien definitif di panti.
“Jadi penerimaannya WBS itu kan datang dengan sendirinya, ada juga yang kiriman dari keluarga dan instansidinas sosial, nanti setelah
mereka datang kesini kita terima tentu saja yang sudah melalui seleksi, kemudian kita identifikasi lagi mengenai identitas klien sama ada
beberapa point yang mereka harus tau mengenai tata tertib di PSTW dan kegiatan apa saja yang harus dilaksakan di PSTW ini. Setelah itu
ada tes kesehatan ke poliklinik kalo dia sesuai dengan sasaran garapan dan juga tidak mempunyai kelainan fisik, disinikan kita garapannya
37
Wawancara pribadi dengan seksi Satuan Pelaksana Pelayanan Sosial, ibu Ns. Yunur Nawangsih, S.Kep, September 2016.