151
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kemandirian belajar peserta didik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mobile learning
yang dikembangkan dapat meningkatkan kemandirian belajar.
d. Penyebaran angket respon
Pada tahap implementasi, peneliti juga membagikan angket respon peserta didik yang bertujuan untuk menilai kepraktisan produk
dari aspek kesesuaian media pembelajaran sebagai sumber belajar, aspek pembelajaran menggunakan media, aspek tampilan, aspek
kebahasaan dan aspek keterlaksanaan yang ditinjau dari peserta didik sebagai pengguna produk. Angket respon peserta didik dibagikan
kepada 22 peserta didik dari kelas X Pengayaan yang telah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan mobile learning. Tabel 28 berikut
ini merupakan data hasil analisis angket respon peserta didik terhaap kepraktisan mobile learning. Data selengkapnya dan contoh pengisian
angket respon peserta didik berturut-turut dapat dilihat pada Lampiran 7.5 dan Lampiran 2.4.
Tabel 28. Data Hasil Analisis Angket Respon Peserta Didik
No Aspek
Skor Kriteria
1 Kesesuaian media pembelajaran
sebagai sumber belajar 3,2
Baik 2
Pembelajaran menggunakan media 3,1
Baik 3
Tampilan 3,0
Baik 4
Kebahasaan 3,2
Baik 5
Kererlaksanaan 3,1
Baik Rata-rata
3,1 Baik
152
Berdasarkan data angket respon peserta didik pada Tabel 28 diperoleh rata-rata skor sebesar 3,1. Hal ini menunjukkan bahwa
mobile learning yang dikembangkan memiliki tingkat kepraktisan yang baik ditinjau dari kelima aspek tersebut.
e. Wawancara kemandirian belajar peserta didik.
Wawancara kemandirian hasil belajar dilakukan sebelum dan setelah peserta didik menerapkan media pembelajaran yang
dikembangkan. Wawancara pertama dilakukan pada hari Rabu 18 Januari 2017 di depan ruang kelas X Pengayaan. Narasumber berasal
dari peserta didik kelas X Pengayaan. Wawanacara dilakukan dengan berpedoman pada aspek kemandirian belajar. Berdasarkan wawancara
diketahui bahwa aspek kedisiplinan dalam belajar masih rendah. Hal ini terlihat dari persiapan kebutuhan belajar atau jadwal belajar mereka
yang tidak menentu hanya sesuai dengan kemauan. Selain itu, pada aspek berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri juga masih rendah. Hal
ini terlihat bahwa belum adanya strategi belajar. Aspek rasa tanggung jawab juga masih rendah dimana apabila megerjakan soal yang
kompleks dan susah, mereka cenderung tidak mengerjakannya. Aspek melakukan kontrol diri dalam belajar juga masih rendah karena
peningkatan atau penurunan hasil ulangan tidak pernah dikontrol. Selain itu rasa kepercayaan diri juga masih rendah, peserta didik belum
berani maju ke depan kelas karena takut salah.
153
Wawancara kedua dilakukan pada hari Rabu 22 Februari 2017 di depan ruang kepala sekolah. Wawancara dilakukan dengan
narasumber yang sama. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh hasil bahwa terdapat peningkatan pada beberapa aspek kemandirian belajar.
Aspek kedisiplinan yaitu peserta didik sudah mulai rajin belajar dan mempersiapkan kebutuhan belajarnya, pada waktu malam hari sebelum
jadwal pelajaran fisika. Selain itu, peserta didik juga dapat belajar dimana saja dan kapan saja dengan menggunakan media pembelajaran
yang dikembangkan. Aspek rasa tanggung jawab yaitu peserta didik sudah mulai berusaha mengerjakan soal yang kompleks dan sulit
dengan menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan. Aspek melakukan kontrol diri yaitu peserta didik sudah mulai memantau hasil
belajar mereka dan sudah berani maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal.
5. Sajian Data Hasil Tahap Evaluation Evaluasi