18 dari kebijakan tersebut sehingga dapat mempersiapkan segala
sesuatu untuk mensukseskan kebijakan tersebut dengan efektif dan efisien.
c Dimensi Konsistensi
Dimensi konsistensi menginginkan implementasi kebijakan berlangsung efektif dengan cara pemberian perintah-perintah
pelaksanaan harus konsisten dan jelas agar kebijakan yang diterapkan tidak membingungkan.
2 Faktor Sumber daya Resources
Faktor sumber daya mempunyai peranan penting dalam implementasi kebijakan. Sumber daya merupakan sarana untuk melaksanakan
kebijakan. Sumber daya tersebut berupa sumber daya manusia, sumber daya anggaran, sumber daya peralatan, dan sumber daya kewenangan.
Berikut penjelasan mengenai sumber daya dalam implementasi kebijakan:
a Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dapat berwujud implementator atau aparatur yang mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan.
Implementator harus memiliki keahlian dan kemampuan melaksanakan kebijakan serta perlu mengetahui siapa saja yang
terlibat dalam pelaksanaan kebijakan.
19 b
Sumber Daya Anggaran Edward III dalam Joko Widodo 2010: 100 menyatakan bahwa
terbatasnya anggaran yang tersedia menyebabkan kualitas pelayanan yang seharusnya diberikan kepada sasaran kebijakan juga terbatas.
Terbatasnya insentif yang diberikan kepada implementator merupakan penyebab utama gagalnya pelaksanaan program.
Kesimpulannya adalah apabila sumber daya anggaran terbatas maka akan sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan kebijakan.
Disamping itu program tidak bisa dilaksanakan dengan optimal apabila, keterbatasan anggaran menyebabkan disposisi para pelaku
kebijakan rendah. c
Sumber Daya Peralatan Edward III dalam Joko Widodo 2010: 102 menjelaskan bahwa
sumber daya peralatan merupakan sarana yang digunakan sebagai operasionalisasi implementasi suatu kebijakan yang meliputi gedung,
tanah, dan sarana yang semuanya akan memudahkan untuk memberikan pelayanan dalam implementasi kebijakan.
Kesimpulanya sumber daya peralatan adalah seluruh peralatan yang berkaitan operasional pelaksanaan.
d Sumber Daya Kewenangan
Sumber daya kewenangan merupakan hal yang penting dalam implementasi kebijakan. Sumberdaya kewenangan akan menentukan
20 keberhasilan dalam implementasi kebijakan. Edward III dalam Joko
Widodo 2010: 103 menjelaskan bahwa: “Kewenangan authority yang cukup untuk membuat
keputusan sendiri yang dimiliki oleh suatu lembaga akan mempengaruhi lembaga itu dalam melaksanakan suatu
kebijakan. Kewenangan ini menjadi penting ketika mereka dihadapkan suatu masalah dan mengharuskan untuk segera
diselesaikan dengan suatu keputusan.”
Pelaksana kebijakan diberikan wewenang yang cukup untuk membuat keputusan sendiri dalam melaksanakan kebijakan yang
menjadi kewenangannya. Kewenangan tersebut diharapkan mampu mensuskseskan implementasi kebijakan.
3 Faktor Disposisi Disposition
Disposisi merupakan tindakan yang dimiliki oleh implementator seperti kemauan, kejujuran, dan kesungguhan dalam melaksanakan kebijakan.
Implementator diharapkan memiliki disposisi yang baik sehingga tidak terjadi perbedaan perspektif dengan pembuat kebijakan. Edward III
dalam Joko Widodo 2010:104-105 menjelaskan bahwa : “jika implementasi kebijakan ingin berhasil secara efektif dan
efisien, para pelaksana implementors tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan dan mempunyai kemampuan untuk
melakukan kebijakan tersebut, tetapi mereka juga harus mempunyai kamauan untuk melaksanakan kebijakan tersebut.”
Kesimpulan dari faktor disposisi adalah menuntut pelaksana kebijakan untuk memberikan kemampuan terbaiknya dalam proses melaksanakan
kebijakan. Kemampuan pelaksana kebijakan menjadi salah satu penentu keefektifan implementasi kebijakan.
21 4
Faktor Struktur Birokrasi Bureaucratic Structure Struktur organisasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
implementasi kebijakan. Struktur organisasi memiliki prosedur operasi yang standar Standard Operating Procedures atau SOP. SOP
berhubungan dengan mekanisme, sistem dan pedoman pelaksanaan kebijakan. SOP dibuat untuk memberikan pedoman dalam sebuah
organisasi untuk melaksanakan suatu program dan kebijakan. Edward III dalam Joko Widodo 2010: 107 menyatakan bahwa :
“jelas tidaknya standar operasi, baik menyangkut mekanisme, sistem dan prosedur pelaksanaan kebijakan, pembagian tugas
pokok, fungsi dan kewenangan, dan tangggung jawab diantara pelaku, dan tidak harmonisnya hubungan diantara organisasi
pelaksana satu dengan yang lainnya ikut pula menentukan keberhasilan implementasi kebijakan.”
Kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut adalah implementasi merupakan tahapan yang vital dalam kebijakan. Implementasi kebijakan
mempunyai beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan maupun kegagalan sebuah kebijakan. Faktor penentu yang
mempengaruhi implementasi kebijakan di antaranya adalah komunikasi transmisi, kejelasan, konsistensi, sumber daya sumber daya manusia,
anggaran, peralatan, kewenangan, disposisi, dan struktur birokrasi.
B. Program Gelar Pelajar
1. Pergelaran gelar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pergelaran atau gelar merupakan sebuah pertunjukan drama, pentas, wayang, orang, dsb.
22 Pergelaran menunjukan tempat berlangsungnya acara secara tetap dalam
menampilkan sebuah karya tertentu.
2. Gelar Pelajar Yogyakarta
Progam Gelar Pelajar merupakan kegiatan yang mewadahi seluruh siswa Kota Yogyakarta mulai dari TK sampai SMASMK dalam hal
pengembangan bakat dan kreativitas, disini para siswa diperbolehkan menampilakan hasil kreasi mereka baik secara perorangan maupun
berkelompok untuk mewakili sekolahanya. Setiap tahunya sesuai dengan anggaran dasar, program ini dilaksanakan selama sembilan bulan secara
rutin, acara ini dilaksanakan setiap sebulan sekali di minggu pertama saat acara Car Free Day, bertempat di depan kantor Kedaulatan Rakyat.
C. Hakekat Pengembangan
Konsep pengembangan merupakan sebuah keharusan yang harus diaplikasikan dalam kehidupan, Kata konsep artinya ide, rancangan atau
pengertian yang diabstrakan dari peristiwa kongkrit Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002 : 589 sedangkan pengembangan artinya proses, cara,
perbuatan mengembangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002 : 538. Dengan demikian konsep pengembangan adalah rancangan mengembangkan
sesuatu yang sudah ada dalam rangka meningkatkan kualitas lebih maju. Bila konsep pengembangan ini diterapkan dalam dunia pendidikan,
maka ide, gagasan ataupun rancangan yang sudah dianggap matang dan berhasil kemudian lebih ditinggkatkan dengan tujuan kualitas pendidikan yang
sudah ada akan lebih meningkat ketika proses pengembangan ini terus
23 digulirkan. Sebagai contoh seorang pendidik ingin lebih maju dan terdepan
dalam menyampaikan materi pelajarannya di sekolah, maka yang harus diperhatikan itu adalah konsepnya dalam pengembangan itu terus dihimpun,
misalnya dengan cara mengikuti seminar-seminar, workshop, In House Training seputar pendidikan, karena yakin dengan sering mengikuti kegiatan-
kegiatan tersebut akan mendapatkan wawasan dan cakrawala berpikir ke arah yang
lebih maju.
Berdasarkan pendapat di atas, maka hakekat dari pengembangan adalah tahapan-tahapan yang dilalui oleh seorang individu dalam usahac
menyempurnakan sifat-sifat sebelumnya dengan pengaruh dari pengalaman dari berbagai faktor yang dialami oleh manusia selama hidupnya yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif sebagai serangkaian perubahan progresif.
D. Kecerdasan Majemuk
Pengertian Kecerdasan Majemuk
Selain bahwa setiap individu memiliki intelegensi yang berbeda-beda, ternyata intelegensi pun memiliki berbagai jenis. Dalam hal ini terdapat teori
yang paling mutakhir tentang jenis-jenis intelegensi, yaitu teori Multiple Intelligence kecerdasan majemuk yang dikemukakan oleh Howard Gardner
1983 dalam Rohman, 2012:hal 56 Sekitar dua puluh lima tahun yang lalu, Howard Gardner 1983
dalam Rohman, 2012:hal 56 menemukan sebuah teori tentang kecerdasan. Ia mengatakan bahwa manusia lebih rumit daripada apa yang dijelaskan dari tes
24 IQ atau tes apapun itu. Ia juga mengatakan bahwa orang yang berbeda
memiliki kecerdasan yang berbeda. Pada tahun 1983 Howard Gardner dalam bukunya The Theory of Multiple Intelligence, mengusulkan delapan macam
komponen kecerdasan, yang disebutnya dengan Multiple Intelligence Intelegensi Ganda. Intelegensi ganda tersebut meliputi: 1 kecerdasan
linguistic-verbal dan 2 kecerdasan logiko-matematik yang sudah dikenal sebelumnya, ia menambahkan dengan komponen kecerdasan lainnya yaitu 3
kecerdasan spasial-visual, 4 kecerdasan ritmik-musik, 5 kecerdasan kinestetik, 6 kecerdasan interpersonal, 7 kecerdasan intrapersonal. Sekarang
tujuh kecerdasan tersebut di atas sudah bertambah lagi dengan satu komponen kecerdasan yang lain, yaitu 8 kecerdasan naturalis. Berikut penjelasan dari
beberapa komponen di atas:
1 Kecerdasan Linguistic-Verbal Kecerdasan linguistik Linguistic
intelligence Kecerdasan ini berupa kemampuan untuk menyusun pikirannya
dengan jelas juga mampu mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata seperti berbicara, menulis, dan membaca. Orang dengan kecerdasan verbal
ini sangat cakap dalam berbahasa, menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi, melakukan penafsiran, menyampaikan laporan dan berbagai
aktivitas lain yang terkait dengan berbicara dan menulis. Kecerdasan ini sangat diperlukan pada profesi pengacara, penulis, penyiar radiotelevisi,
editor, guru. Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut.
25 a.
Mampu membaca, mengerti apa yang dibaca. b.
Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu komunikasi verbal.
c. Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu membaca
karya orang lain. d.
Mampu menulis dan berbicara secara efektif. e.
Tertarik pada karya jurnalisme, berdebat, pandai menyampaikan cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis.
f. Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui
diskusi, ataupun debat. g.
Peka terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang diucapkan. h.
Memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan kata. Profesi: pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum,
pengacara, sekretaris, guru bahasa, orator, pembawa acara di radioTV, dan sebagainya.
2 Kecerdasan Logis - Matematik Logical – mathematical intelligence
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah,
adanya konsistensi dalam pemikiran. Seseorang yang cerdas secara logika- matematika seringkali tertarik dengan pola dan bilanganangka-angka. Mereka
belajar dengan cepat operasi bilangan dan cepat memahami konsep waktu, menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan informasi secara
matematik. Kecerdasan ini amat penting karena akan membantu