METODE PENGUMPULAN DATA Intimacy Dalam Pacaran Pada Gay

45 Dengan cara ini, peneliti berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual subjek yang ditelitinya untuk menangkap apa dan bagaimana suatu pengertian dikembangkan oleh mereka. Oleh karena itu, yang dianggap penting adalah pengalaman, pendapat, perasaan dan pengetahuan subjek Bogdan Taylor dalam Moleong, 2000.

II. METODE PENGUMPULAN DATA

Sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang terbuka dan luwes, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini juga beragam dan disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian, serta sifat objek yang diteliti. Metode dasar yang umumnya dipakai dan dilibatkan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara dan observasi Poerwandari, 2001. Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan metode wawancara sebagai metode utama. Selain itu juga akan menggunakan metode observasi sebagai metode pendukung pada saat melakukan wawancara. II.A. Wawancara Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan peneliti bila bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan pendekatan lain Banister, dalam Poerwandari, 2001. 46 Patton dalam Poerwandari, 2001 mengemukakan 3 jenis wawancara yang digunakan. Jenis wawancaranya antara lain adalah wawancara informal, wawancara dengan pedoman umum dan wawancara dengan pedoman standar yang terbuka. Penelitian ini menggunakan jenis wawancara dengan pedoman umum dan berbentuk wawancara mendalam. Penelitian ini juga menggunakan wawancara terbuka, dimana subjek penelitian mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui apa maksud dari wawancara tersebut. II.B. Observasi dalam Wawancara Observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus akurat, faktual sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan Poerwandari, 2001. Menurut Minauli 2002, dengan menggunakan sampel perilaku kita dapat memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai interaksi individu dengan situasinya. Metodi observasi dan wawancara memiliki kaitan yang sangat erat, karena perilaku nonverbal merupakan bagian terpenting dalam metode wawancara. Mengobservasi aspek-aspek nonverbal selama melakukan wawancara akan sangat bermanfaat terutama pada saat menggali dan melihat sinkronisasi antara apa yang dikatakan subjek bahasa verbal dengan apa yang secara tersirat sebenarnya ingin disampaikannya bahasa nonverbal. 47

III. ALAT BANTU PENGUMPULAN DATA PENELITIAN