Sebaran Penderita DBD Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Penyebaran Demam Berdarah Dengue Kota Bogor

10

3.2 Curah Hujan

Analisis data CH untuk wilayah Kota Bogor menggunakan data CH yang diperoleh dari hasil interpolasi. Grafik CH rata-rata bulanan dari tahun 2002-2006 dapat dilihat pada Gambar 14. 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Bulan CH m m . Gambar 14 CH rata-rata bulanan 2002-2006. Berdasarkan rata-rata bulanan selama kurun waktu tersebut untuk masing-masing bulan tampak bahwa CH maksimum terjadi pada bulan Januari yaitu 312-528 mm. CH minimum terjadi pada bulan Agustus dengan kisaran antara 124-268 mm. Akan tetapi jika ditinjau dari distribusi spasialnya tampak bahwa CH yang diterima di wilayah Kota Bogor bagian tengah ke selatan lebih banyak bila dibandingkan dengan daerah lainnya. Hasil analisis CH dapat diuraikan sebagai berikut: Januari . Jumlah CH rata-rata berkisar antara 312-528 mm. Secara spasial distribusi CH hampir merata kecuali di bagian barat daya Bogor. Februari . CH mulai tampak turun, tetapi masih berkisar antara 292-456 mm. Penurunan CH terlihat jelas pada wilayah utara dan barat Bogor. Maret . CH pada bulan Maret juga mengalami penurunan. Konsentrasi CH berada di bagian tengah ke selatan Bogor. CH berkisar antara 300-368 mm. April . CH pada bulan April mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Distribusi CH berada di bagian tengah ke timur dan barat Bogor. CH berkisar antara 304-528 mm. Mei . CH pada bulan Mei menunjukkan penurunan dibandingkan bulan April. CH berkisar antara 284-372 mm. Bagian utara Bogor terlihat penurunan CH dan tersebar merata. Juni . CH pada bulan Juni menunjukkan kondisi semakin menurun dibandingkan dengan bulan Mei. CH berada pada kisaran 180-260 mm. Mulai terlihat penurunan CH pada wilayah Bogor bagian timur. Juli . Dibandingkan bulan Juni CH rata- rata pada bulan Juli menunjukkan penurunan di sebagian besar wilayah Bogor. CH berkisar antara 144-248 mm. Agustus . CH pada bulan Agustus merupakan CH terendah dibandingkan bulan lainnya. CH berkisar antara 124-268 mm. CH rendah terlihat menyebar merata di wilayah tengah dan selatan Bogor. September . CH pada bulan September menunjukkan peningkatan sedikit dibandingkan bulan Agustus. Secara umum CH berada pada rentang 229-268 mm. Secara spasial CH tersebar merata di seluruh wilayah Bogor. Oktober . CH pada bulan Oktober menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan bulan September. CH berkisar antara 300-410 mm. CH yang rendah masih terlihat di bagian barat dan utara Bogor. November . CH pada bulan November menunjukkan sedikit penurunan. CH turun pada bagian tengah ke selatan Bogor. CH berkisar antara 304-384 mm. Desember . CH pada bulan Desember menunjukkan pola yang hampir mirip dengan pola CH November. CH berkisar antara 288- 392 mm. CH tersebar merata pada wilayah timur Bogor.

3.3 Sebaran Penderita DBD

Analisis data DBD yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Bogor. Berdasarkan data DBD tahun 2002-2006 diperoleh informasi bahwa pada umumnya kasus DBD dalam setahun jumlahnya berkisar antara 300~1300 kasus. Pada tahun 2002 jumlahnya mencapai 337 kasus, sedangkan pada tahun 2003, 2004, 2005, dan 2006 jumlahnya berturut-turut mencapai 599, 868, 857, dan 1220. Dari data DBD tersebut dilakukan perhitungan nilai rata-rata bulanan jumlah penderita yang terserang DBD tahun 2002- 2006 dan ditampilkan ke dalam grafik. Dari grafik diketahui rata-rata puncak serangan DBD pada bulan Maret, disajikan pada Gambar 15. Data rata-rata bulanan sebaran penderita DBD secara rinci perkelurahan dapat dilihat pada Lampiran 9. Dari data rata- 11 rata bulanan juga tampak bahwa pada saat musim hujan pada awal tahun hingga menjelang musim kemarau terjadi lonjakan jumlah penderita yaitu sekitar 200 penderita dalam sebulan. 1 2 3 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Bulan Jum lah pe nde ri ta . Gambar 15 Grafik rata-rata bulanan penderita DBD tahun 2002-2006. Untuk melakukan pemetaan dari hasil rata-rata bulanan, jumlah serangan DBD dikelompokkan menjadi beberapa kelas yaitu 0 - 1, 2 - 3, dan 3 Tabel 3. Pembagian kelas ini ditujukan untuk mempermudah identifikasi daerah dalam analisis. Tabel 3 Kategori kasus DBD No Kasus DBD Kategori 1 0 - 1 Rendah 2 2 - 3 Sedang 3 3 Tinggi Setelah diberi kelas maka dibuat sebaran tersebut ke dalam peta. Gambar 16 merupakan peta kelas persebaran DBD tahun 2002-2006. Gambar 16 menunjukkan bahwa daerah yang memiliki intensitas serangan tertinggi 3 penderita adalah kelurahan Tegal Gundil dan Bantar Jati. Kelurahan yang memiliki intensitas sedang 2 - 3 penderita adalah Tanah Sareal, Kebon Pedes, Sukaresmi, Kedung Badak, Tanah Baru, Tegal Lega, Babakan, Baranang Siang, dan Gunung Batu, sedangkan yang memiliki intensitas rendah 0 - 1 penderita adalah kelurahan selainnya. Berdasarkan kriteria hasil analisis rata- rata bulanan kasus DBD di setiap kelurahan di wilayah Kota Bogor peta persebaran bulanan disertakan pada Lampiran 10 dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut: Januari . Pada bulan Januari terjadi kasus DBD di wilayah Kota Bogor berkisar antara rendah sampai tinggi. Terdapat 3 kelurahan atau sekitar 4.4 masuk dalam kategori tinggi, 16 kelurahan atau sekitar 23.5 masuk dalam kategori sedang, dan 49 kelurahan atau sekitar 72.1 masuk dalam kategori rendah. Gambar 16 Peta kelas persebaran DBD tahun 2002-2006. Februari . Pada bulan Februari terjadi adanya lonjakan kasus DBD dibandingkan dengan bulan Januari. Terdapat 7 kelurahan atau sekitar 10.3 masuk dalam kategori tinggi, 23 kelurahan atau sekitar 33.8 masuk dalam kategori sedang, dan 38 kelurahan atau sekitar 55.9 masuk dalam kategori rendah. Maret . Pada bulan Maret kasus DBD terjadi peningkatan lagi dibandingkan dengan bulan Februari. Terdapat 12 kelurahan atau sekitar 17.6 masuk dalam kategori tinggi, 22 kelurahan atau sekitar 32.4 masuk dalam kategori sedang, dan 34 kelurahan atau sekitar 50.0 masuk dalam kategori rendah. April . Pada bulan April terjadi penurunan kasus DBD dibandingkan dengan bulan Maret. Terdapat 1 kelurahan atau sekitar 1.5 masuk dalam kategori tinggi, 11 kelurahan atau sekitar 16.2 masuk dalam kategori sedang, dan 56 kelurahan atau sekitar 82.4 masuk dalam kategori rendah. Mei . Pada bulan Mei terjadi sedikit peningkatan kasus DBD dibandingkan dengan bulan April. Terdapat 2 kelurahan atau sekitar 2.9 masuk dalam kategori tinggi, 11 kelurahan atau sekitar 16.2 masuk dalam kategori sedang, dan 55 kelurahan atau sekitar 80.9 masuk dalam kategori rendah. Juni . Pada bulan Juni terjadi sedikit penurunan kasus DBD dibandingkan dengan bulan Mei. Terdapat 2 kelurahan atau sekitar 2.9 masuk dalam kategori tinggi, 12 kelurahan atau sekitar 17.6 masuk dalam kategori sedang, dan 54 kelurahan atau sekitar 79.4 masuk dalam kategori rendah. Juli . Pada bulan Juli terjadi penurunan kasus DBD yang cukup signifikan dibandingkan dengan bulan Juni. Terdapat 2 kelurahan atau sekitar 2.9 masuk dalam kategori tinggi, 4 kelurahan atau sekitar 5.9 masuk dalam kategori sedang, dan 62 12 kelurahan atau sekitar 91.2 masuk dalam kategori rendah. Agustus . Pada bulan Agustus terjadi penurunan kasus DBD dibandinkan dengan bulan Juli dimana tidak terdapat kelurahan dalam kategori tinggi. Terdapat 5 kelurahan atau sekitar 7.4 masuk dalam kategori sedang dan 63 kelurahan atau sekitar 92.6 masuk dalam kategori rendah. September . Bulan September merupakan bulan dengan angka kasus paling rendah dalam setahun, dimana tidak terdapat kelurahan dalam kategori tinggi. Terdapat 3 kelurahan atau sekitar 4.4 masuk dalam kategori sedang dan 65 kelurahan atau sekitar 95.6 masuk dalam kategori rendah. Oktober . Pada bulan Okober terjadi adanya peningkatan kasus DBD dibandingkan dengan bulan September. Terdapat 1 kelurahan atau sekitar 1.5 masuk dalam kategori tinggi, 2 kelurahan atau sekitar 2.9 masuk dalam kategori sedang, dan 65 kelurahan atau sekitar 95.6 masuk dalam kategori rendah. November . Pada bulan November terjadi peningkatan kasus DBD, walaupun tidak terdapat kelurahan yang masuk dalam kategori tinggi. Terdapat 6 kelurahan atau sekitar 8.8 masuk dalam kategori sedang dan 62 kelurahan atau sekitar 91.2 masuk dalam kategori rendah. Desember . Pada bulan Desember terjadi peningkatan kasus DBD yang cukup signifikan dibandingkan dengan bulan November. Terdapat 3 kelurahan atau sekitar 4.4 masuk dalam kategori tinggi, 11 kelurahan atau sekitar 16.2 masuk dalam kategori sedang, dan 54 kelurahan atau sekitar 79.4 masuk dalam kategori rendah. Hubungan antara unsur iklim dengan serangan DBD dilakukan dengan cara memetakan salah satu unsur iklim, curah hujan CH dan jumlah intensitas serangan DBD. Pemetaan serangan DBD dan unsur iklim CH menghasilkan kelas overlay serangan DBD dan CH. Serangan DBD tertinggi terdapat pada kelurahan Bantar Jati dan Tegal Gundil yang termasuk kelas G curah hujan 420-470 mm dengan memiliki intensitas serangan 3-5 penderita. Tabel 4 menunjukkan kelas overlay serangan DBD bulan Januari. Untuk kelas overlay serangan DBD bulan lainnya dapat dilihat pada Lampiran 11. Tabel 4 Kelas overlay serangan DBD bulan Januari ID Kelurahandesa Kesakitan CH mm Kelas 56 Sindang Barang 1 270 - 320 D 57 Bubulak 270 - 320 D 59 Margajaya 270 - 320 D 60 Balumbang Jaya 270 - 320 D 55 Cilendek Barat 1 320 - 370 E 58 Situgede 320 - 370 E 61 Semplak 1 320 - 370 E 65 Loji 1 320 - 370 E 4 Kedung Badak 2 370 - 420 F 5 Kedung Jaya 2 370 - 420 F 7 Kedung Waringin 1 370 - 420 F 10 Cibadak 1 370 - 420 F 25 Ciwaringin 1 370 - 420 F 27 Kebon Kelapa 1 370 - 420 F 53 Menteng 2 370 - 420 F 54 Cilendek Timur 1 370 - 420 F 62 Curug 2 370 - 420 F 63 Curug Mekar 370 - 420 F 64 Pasir Mulya 1 370 - 420 F 66 Gunung Batu 2 370 - 420 F 1 Tanah Sareal 1 420 - 470 G 2 Kebon Pedes 5 420 - 470 G 3 Sukaresmi 3 420 - 470 G 6 Sukadamai 1 420 - 470 G 8 Kayu Manis 420 - 470 G 9 Mekar Wangi 2 420 - 470 G 11 Kencana 1 420 - 470 G 12 Cibuluh 2 420 - 470 G 16 Bantar Jati 4 420 - 470 G 17 Kedung Halang 2 420 - 470 G 18 Ciparigi 2 420 - 470 G 22 Sempur 2 420 - 470 G 26 Panaragan 1 420 - 470 G 37 Cikaret 1 420 - 470 G 67 Pasir Jaya 1 420 - 470 G 68 Pasir Kuda 1 420 - 470 G 13 Cimahpar 1 470 - 520 H 14 Tanah Baru 2 470 - 520 H 15 Tegal Gundil 5 470 - 520 H 19 Ciluar 2 470 - 520 H 21 Cibogor 470 - 520 H 23 Tegal Lega 1 470 - 520 H 24 Babakan 2 470 - 520 H 28 Gudang 470 - 520 H 29 Paledang 1 470 - 520 H 30 Babakan Pasar 470 - 520 H 31 Batu Tulis 470 - 520 H 32 Rangga Mekar 470 - 520 H 33 Pamoyanan 470 - 520 H 34 Mulya Harja 470 - 520 H 35 Bondongan 3 470 - 520 H 36 Empang 1 470 - 520 H 38 Cipaku 1 470 - 520 H 39 Genteng 470 - 520 H 40 Rancamaya 470 - 520 H 41 Kertamaya 470 - 520 H 42 Bojongkerta 470 - 520 H 43 Pakuan 470 - 520 H 44 Lawang Gintung 1 470 - 520 H 45 Harjasari 470 - 520 H 46 Muarasari 470 - 520 H 48 Katu Lampa 1 470 - 520 H 49 Tajur 470 - 520 H 50 Sindang Sari 470 - 520 H 51 Sindang Rasa 470 - 520 H 47 Baranang Siang 3 520 - 570 I 52 Sukasari 1 520 - 570 I 13 Gambar 17 Peta kelas overlay sebaran DBD bulan Januari. Dengan melakukan pemetaan kelas overlay serangan DBD Lampiran 12 diketahui beberapa informasi. DBD banyak terjadi di antara bulan Desember sampai bulan Juli dan penyebaran tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu 8 kasus pada daerah Kebon Pedes dan Sukaresmi. Pada bulan tersebut CH berada pada tingkat 320 - 370 mm. Fakta lain menunjukkan bahwa pada tahun 2002 - 2006 kasus DBD tidak mengalami peningkatan pada bulan Juli sampai September. Pada bulan tersebut CH berkisar antara 120-270 mm. Peta kelas overlay sebaran DBD untuk bulan Januari dapat dilihat pada Gambar 17. Peta juga menunjukkan hubungan antara penyakit DBD yang ditemukan dengan bulan yang sebelumnya mengalami hujan. Kejadian DBD menurun untuk bulan dengan bulan sebelumnya memiliki kelas A, B, dan C, yaitu ketika CH berada dalam rentang 120-270 mm bulan Agustus, September, dan Oktober. Ketika bulan sebelumnya memiliki kelas D dan seterusnya akan ditemukan peningkatan kejadian DBD. Kejadian DBD mencapai puncaknya pada bulan Februari dan Maret. CH bulan ini lebih rendah daripada bulan sebelumnya, akan tetapi masih memiliki CH dengan kelas D, E, dan seterusnya.

3.4 Stratifikasi Kelurahan