check list . Check list atau daftar cek terdiri dari daftar item yang berisi faktor-
faktor yang diobservasi. Observasi dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol sebanyak 3 kali selama proses pembelajaran berlangsung.
3.4.3 Metode Tes
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan siswa dalam hal pemecahan masalah terkait materi barisan dan deret. Bentuk tes yang
digunakan adalah tes berbentuk uraian. Sebelum soal diberikan untuk evaluasi kepada siswa, soal terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui validitas,
reabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran dari tiap butir soal. Butir soal yang memenuhi kriteria valid, reliabel, dan mempunyai taraf kesukaran serta daya
pembeda yang signifikan akan diteskan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang diperoleh melalui tes merupakan data utama dalam penelitian
ini karena data inilah yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Tes
3.5.1.1 Materi dan Bentuk Tes
Materi tes yang digunakan adalah materi SMK kelas XI semester 2 yaitu barisan dan deret. Bentuk tes yang digunakan adalah bentuk soal uraian.
3.5.1.2 Metode Penyusunan Perangkat Tes
Penyusunan tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Menentukan materi yang akan diujikan.
2. Menentukan tipe soal. 3. Menentukan jumlah soal berdasarkan pertimbangan dan tingkat kesulitan soal.
4. Menentukan alokasi waktu untuk mengerjakan soal. 5. Menentukan komposisi atau jenjang.
6. Membuat kisi-kisi soal. 7. Membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran.
8. Menuliskan butir soal dan petunjuk mengerjakan soal. 9. Mengujicobakan instrumen.
10. Menganalisis hasil uji coba dalam hal validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran.
11. Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah dilakukan.
3.5.1.3 Analisis Soal Ujicoba
Sebelum diteskan pada subjek penelitian, item soal terlebih dahulu diujicobakan pada kelas uji coba. Sehingga didapat soal dengan kategori baik,
kemudian soal tersebut diteskan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisisnya adalah sebagai berikut.
3.5.1.3.1 Validitas Sebuah tes diakatakan valid apabila dapat tepat mengukur apa yang hendak
diukur Arikunto, 2007: 59. Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut.
= ��
− � � ��
2
− �
2
��
2
− �
2
Dimana: = koefisien korelasi tiap item,
N = banyaknya subjek uji coba,
∑X = jumlah skor item, ∑Y = jumlah skor total,
∑X² = jumlah kuadrat skor item, ∑Y² = jumlah kuadrat skor total
∑ XY = jumlah perkalian skor item dan skor total atau nilai korelasi product moment dapat pula dicari dengan menguji korelasi
antara skor butir dengan skor total. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan
dengan product moment
dengan α=5. Jika maka item soal
dikatakan valid. 3.5.1.3.2 Taraf Kesukaran
Menurut Arikunto 2007: 207, taraf kesukaran butir soal diperlukan untuk mengetahui soal tersebut mudah, sedang atau sukar.
Taraf kesukaran dilambangkan dengan p dan rumusnya adalah sebagai berikut. =
� ��
Arikunto, 2007: 208 Keterangan :
p = taraf kesukaran B = banyaknya subjek yang menjawab butir soal dengan benar
JS = banyaknya subjek yang mengerjakan soal atau untuk soal uraian dapat digunakan rumus :
=
ℎ �
ℎ ℎ
Klasifikasi taraf kesukaran adalah sebagai berikut : 1. Soal yg memiliki 0,3 termasuk soal sukar.
2. Soal yg memiliki 0,3 0,7 termasuk soal sedang.
3. Soal yg memiliki 0,7 termasuk soal mudah. 3.5.1.3.3 Daya Pembeda
Menurut Arikunto 2007: 211 yang dimaksud dengan daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya beda dicari dengan mengambil sebanyak 27 dari jumlah peserta tes sebagai
kelompok atas JA dan 27 dari jumlah peserta tes sebagai kelompok bawah JB. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
D = BA
JA −
BB JB
= PA − PB
Dimana : D = Daya pembeda
JA = Banyaknya kelompok peserta atas JB = Banyaknya kelompok peserta bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA=
BA JA
= Proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB =
BB JB
= Proporsi kelompok peserta bawah yang menjawab benar Untuk mengetahui soal-soal yang akan dipakai berdasarkan daya pembeda
soal, digunakan klasifikasi sebagai berikut:
D : 0,00 – 0,20 : jelek poor
D : 0,21 – 0,40 :cukup satisfactory
D : 0,41 – 0,70: baik good
D : 0,70 – 1,00 : baik sekali excellent
D : negatif, semuanya tidak baik Arikunto, 2007: 218.
3.5.1.3.4 Reliabilitas Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan
ketetapan, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subjek yang sama pada waktu yang lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Arikunto,
2007: 86. Reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus alpha
yaitu sebagai berikut:
11
= − 1
1 −
∑�
2
�
2
keterangan : r
1 1
: reliabilitas tes secara keseluruhan ∑�
2
: jumlah varians skor tiap item �
2
: varians total n
: banyaknya item soal Arikunto, 2007:109.
Rumus varians item soal
�
2
= ∑
2
− ∑
2
� �
Keterangan:
∑ : jumlah item soal ∑
2
: jumlah kuadrat item soal �
: banyaknya subyek pengikut tes Arikunto, 2007: 110.
Rumus varians total
�
2
= ∑
2
− ∑
2
� �
Keterangan: ∑ : jumlah skor total
∑ : jumlah kuadrat skor total �
: banyaknya subyek pengikut tes Arikunto, 2007: 111.
Kriteria pengujian reliabilitas soal tes yaitu setelah didapatkan harga r
1 1
kemudian harga r
1 1
tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel, jika r
11
r
tabel
maka item tes yang diujicobakan reliabel.
3.5.2 Lembar Observasi