Pengertian dan Konsep Repositori Institusi Perguruan Tinggi

24 2. Mengurangi beban biaya dan waktu yang diperlukan dan yang harus dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi. 3. Mengurangi beban pekerjaan dalam pengelolaan pangkalan data sehingga dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja. 4. Mempercepat pencarian informasi. 5. Dapat melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam jangkauan yang luas. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan utama dari pemanfaatan OPAC di perpustakaan adalah untuk membantu pengguna dalam kemudahan penelusuran sumber informasi yang tersedia di perpustakaan. Salah satu tujuan lainnya dari penggunaan OPAC ini yaitu sebagai sarana temu kembali informasi yang biasa digunakan oleh sejumlah perpustakaan agar dapat saling bertukar data bibliografis.

2.3.2. Pengertian dan Konsep Repositori Institusi Perguruan Tinggi

Repositori Institusi atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Institusional Repository disingkat IR merupakan sebuah media penyimpanan data-data digital hasil penelitian akademik dalam suatu lingkungan perguruan tinggi. Keberadaan IR telah menjadi suatu infrastruktur penting bagi perguruan tinggi dengan menyediakan akses penuh dan terbuka untuk hasil-hasil penelitian civitas akademikanya. Dalam sejarahnya, keberadaan IR tidak terlepas dari fenomena Open Archives Initiative OAI yang berkembang di tahun 1990-an. Pada mulanya hasil karya intelektual di lembaga disimpan secara lokal dan hanya melibatkan ilmuwan di satu jurusan saja. Namun, setelah OAI muncul dan memperkenalkan protokol untuk harvesting, maka mulai ada kesempatan untuk saling bertukar koleksi antar departemenjurusan yang kemudian meluas hingga ke seluruh institusi. Dari sinilah lahir konsep dan praktik simpanan kelembagaan untuk hasil karya intelektual institusi Pendit 2008, 139. “Simpanan kelembagaan untuk hasil karya intelektual institusi saat ini telah dilayankan kepada publik dalam bentuk database berbasis website ” Ware 2004, 3. Hal ini dilakukan karena adanya tuntutan perkembangan zaman yang mengharuskan perpustakaan untuk mengolah seluruh koleksi dan aset yang dimilikinya dalam hal pemanfaatan serta kemudahan akses yang dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara 25 pengguna user. Kebutuhan akan pemrosesan data yang cepat dan akurat, secara tidak langsung menuntut perpustakaan untuk melakukan pengembangan dalam bidang teknologi guna mendukung proses operasional di dalam perpustakaan. Dalam pandangan inilah, akhirnya repositori digital muncul dan mulai berkembang sejak tahun 2003 pada saat Massachusetts Institute of Technology MIT dan Hewlett Packard Corporation bekerjasama mengembangkan DSpace yang menjadi program aplikasi dalam pembangunan dan pengelolaan IR Lynch 2003, 1. Dikutip dalam jurnal Association of Research Library ARL, Lynch 2003, 2 mengemukakan bahwa IR diartikan sebagai “a set of services that a university offers to the members of its community for the management and dissemination of digital materials created by the institution and its community members ”. Dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa IR merupakan serangkaian pelayanan yang disediakan oleh perguruan tinggi kepada pengguna atau civitas akademika sebagai media pengelolaan dan penyebaran bahan digital yang dihasilkan oleh lembaga maupun civitas akademika itu sendiri. Hal selaras juga dikemukakan Suprayitno yang dikutip dalam Hasan 2012, 3 disebutkan b ahwa “Repositori Institusional merupakan sebuah konsep untuk mengumpulkan, mengelola, menyebarkan dan melestarikan karya-karya ilmiah civitas perguruan tinggi yang hasil karya tersebut dikelola dalam bentuk digital untuk dimanfaatkan kembali dalam menunjan g kegiatan akademik”. Pada umumnya kegiatan hasil penelitian dinilai akan terus mengalami perkembangan dan meningkat setiap tahunnya, sehingga mengharuskan perpustakaan untuk beralih menggunakan alternatif lain dalam mengolah dan menyajikan koleksi karya ilmiah tercetak ke dalam bentukmedia digital yang bertujuan untuk pelestarian jangka panjang sehingga tidak terbatas ruang dan waktu dalam hal kemudahan akses dan lokasi penyimpanan. Dalam segi bentuk dan pemanfaatannya, Ware 2004, 3 mendefinisikan IR sebagai berikut Sebuah database berbasis web repository yang menyajikan sekumpulan bahan ilmiah institusi; bersifat kumulatif dan terus-menerus berkembang yang terdiri dari sekumpulan rekod; akses terbuka dan interoperabilitas; Universitas Sumatera Utara 26 sehingga dapat mengumpulkan, menyimpan, dan menyebarkan luaskan yang merupakan bagian dari proses komunikasi ilmiah. Lain halnya dengan Bailey 2005, yang berfokus pada keragaman bahan digital IR yang mencakup A variety of materials produced by scholars from many units, such as e- prints, technical reports, theses and dissertations, data sets, and teaching materials. Some institutional repositories are also being used as electronic presses, publishing e-books and e-journals . Dari berbagai definisi mengenai IR yang telah dikembangkan berdasarkan konsep dan maknanya seperti yang terangkum dalam beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa IR merupakan media penyimpanan data-data digital akademik hasil penelitian seperti disertasi, tesis, skripsi, kertas karya, dan karya ilmiah lainnya yang dihasilkan oleh suatu civitas akademika mahasiswa, dosen, peneliti dalam sebuah lingkungan perguruan tinggi yang kemudian disebarkan serta dipelihara dalam sistem elektronik database berbasis website. Adanya IR dalam lingkungan perguruan tinggi memudahkan pengguna terutama civitas akademika dalam menelusur informasi ilmiah agar dapat dengan mudah ditemukan information retrieval sekaligus juga sebagai sarana promosi untuk perguruan tinggi dalam hal penyampaian hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh civitas akademika perguruan tinggi tersebut.

2.4. Integrasi Online Public Access Catalog Perpustakaan dengan