Uji Normalitas Uji Proporsi

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Cara menentukan indeks kesukaran butir soal digunakan rumus: JS B P  Keterangan P : Taraf kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria : No Interval P Kriteri a 1. 0,00  P  0,30 Sukar 2. 0,30 P  0,70 Sedan g 3. 0,70 P  1,00 Mudah

3.6 Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang digunakan dalam mengolah data, yang paling penting adalah untuk menentukan apakah menggunakan statistik parametrik atau non paramentrik. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Chi Kuadrat  2 . Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan distribusi data variabel terikat. Pengujian normalitas data dengan  2 dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul B dengan kurva normal baku A. Bila B tidak berbeda secara signifikan dengan A, maka B merupakan data yang berdistribusi normal. Langkah- langkah yang dilakukan untuk menguji normalitas data adalah a Menentukan jumlah kelas interval untuk pengujian normalitas dengan Chi Kuadrat ini, jumlah kelas ditetapkan = 6. Hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada pada kurva normal baku b Menentukan panjang kelas interval c Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi sekaligus tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat hitung d Menentukan frekuensi yang diharapkan didasarkan pada persentase luas tipa bidang kurva normal dikalikan jumlah data observasi jumlah individu dalam sampel e Memasukkan harga-harga f h ke dalam tabel kolom f h , sekaligus menghitung harga f - f h 2 dan = f Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat tabel Kriteria pengujian: H : χ hitung 2 χ tabel 2 H 1 : χ hitung 2 ≥ χ tabel 2 dengan σ = 0,05 = 5 Data berdistribusi normal jika χ hitung 2 χ tabel 2 dengan taraf kesalahan 5 dan derajat kebebasan k-1 Sugiyono, 2007: 80-82

2. Uji Proporsi

Uji proporsi dilakukan untuk menguji apakah hasil belajar siswa pada kompetensi dasar atmosfer dan hidrosfer dapat mencapai ketuntasan. Indikator mencapai ketuntasan belajar yaitu mencapai ketuntasan klasikal. Dalam penelitian ini, belajar dikatakan tuntas secara klasikal jika lebih dari atau sama dengan 75 hasil belajar siswa mencapai minimal 80. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Keterangan: Z : nilai t yang dihitung x : banyaknya siswa yang tuntas secara individual  : nilai yang dihipotesiskan n : jumlah anggota sampel Kriteria pengujiannya yaitu H ditolak jika Z Z 0,5-  . Nilai Z 0,5-  didapat dari daftar normal baku dengan peluang 0,5 -  dengan  = 0,05. Dalam hal lainnya H diterima, Sudjana, 2005:235. 37

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Objek Penelitian

SMP Negeri 9 Semarang merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri yang ada di Jl. Sendang Utara Raya No. 2 Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Kecamatan Pedurung secara astronomis terletak pada 110°27’10” BT – 110°32’0” dan BT 6°59’7” LS - 7°’30” LS. Kecamatan Pedurungan berbatasan dengan: sebelah utara dengan Kecamatan Genuk, sebelah timur dengan Kecamatan Mranggen Kab. Demak, sebelah selatan dengan Kecamatan Tembalang, sebelah barat dengan Kecamatan Gayamsari. Sejarah Gedung SMP 9 Semarang dahulunya merupakan sekolah teknik 9 Semarang yang dibangun pada tahun 1965. Gedung yang letaknya di Jalan Sendangguwo itu, berturut-turut mengalami banyak perkembangan. Pada tahun 1977 oleh pemerintah daerah kotamadaya semarang dibangunkan 10 ruang kelas tujuannya agar dapat menampungkan anak usia sekolah. Pada tahun yang sama ST 9 Semarang berubah menjadi Sekolah Menengah Pertama, yakni SMP 9 Semarang. Pada tahun 1980 kantor wilayah Depdikbud Propinsi Jawa Tengah menambah 3 ruang kelas, kemudian rauang laboraturium dan ruang ketrampilan. Selanjutnya sejak tahun 1985 sampai sekarang, penambahan dan rehab gedung tidak lepas dari peran pengurus BP 3 dan sekolah.

Dokumen yang terkait

Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada konsep persamaan dasar akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran rotating trio exchange ( penelitian tindakan kelas di kelas X SMK Arrahman Bintaro)

2 21 243

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

PENGARUH MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE RTE ( ROTATING TRIO EXCHANGE ) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA ASPEK KOGNITIF IPA TERPADU KELAS VII SMP NEGERI 3 CUKUH BALAK KAB. TANGGAMUS PADA MATERI WUJUD ZAT DAN PERUBAHANYA

0 0 179

PENGARUH MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE RTE ( ROTATING TRIO EXCHANGE ) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA ASPEK KOGNITIF IPA TERPADU KELAS VII SMP NEGERI 3 CUKUH BALAK KAB. TANGGAMUS PADA MATERI WUJUD ZAT DAN PERUBAHANYA

0 16 179

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyatakan Lambang Bilangan Romawi JURNAL

0 0 7

204225212 Proposal Matematika Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange Rte

0 1 41

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DI SD

0 1 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE RTE (ROTATING TRIO EXCHANGE) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA TERPADU KELAS V MIN 11 BANDARLAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 145