30
5.2.3 Waktu Normal
Langkah awal dari penyusunan waktu standar baru adalah perhitungan waktu normal. Dalam perhitungankan waktu normal penyelesaiaan suatu pekerjaan ada kriteria-kriteria dari operator yaitu
performance rating, dengan memperhitungkan empat faktor yaitu: skill ,effort, condition, consistency. Perhitungan performance rating ini diperlukan untuk menormalkan waktu yang telah didapat dari
pengukuran dilapangan, dimana hal ini menjadi penentu bagi besarnya penyesuaian waktu kerja yang diperoleh. Tabel 9 berikut ini adalah contoh perhitungan penyesuaian untuk kegiatan pertama yaitu
pengambilan Rear Axle dengan Air Hoist: Tabel 9. Penentuan Performace Rating Pada Pekerjaan Pertama
No Faktor
Rating Nilai
1 Keterampilan
C2 0,03
2 Usaha
D 3
Kondisi Kerja D
4 Konsistensi
E -0,02
Total 0,01
Dengan total performance rating senilai 0,01 maka dapat diketahui besarnya penyesuaian sebesar 1,01. Selanjutnya dengan informasi bahwa waktu terukur rata-rata selama 21 detik, dapat
dihitung waktu normal dengan perkalian sederhana antara waktu rata-rata dan nilai penyesuaian yaitu 21 detik. Perhitungan waktu normal ini selengkapnya tersaji dalam Lampiran 10, dengan total
keseluruhannya mencapai 365 detik. Nilai ini hanya selisih dua detik dari rata-rata waktu hasil pengukuran. Ini menunjukkan bahwa operator yang bertugas untuk pekerjaan ini bekerja secara
normal sehingga nilai penyesuaiannya sangat kecil. Selain itu dapat diketahui bahwa faktor yang berperan cukup besar dalam penyasuaian ini adalah keterampilan dan konsistensi dari operator.
5.2.4 Waktu Baku
Pada perhitungan waktu baku yang nantinya menjadi standar penyelesaian pekerjaan ini, terdapat delapan hal yang diperhitungkan sebagai faktor kelonggaran dalam bekerja. Delapan faktor
tersebut adalah tenaga yang dibutuhkan, sikap kerja, gerakan kerja, kelelahan mata, keadaan temperatur tempat kerja, kondisi atmosfer, keadaan lingkungan yang baik, serta kebutuhan pribadi.
Berikut ini adalah perhitungan nilai kelonggaran yang diberikan pada kegiatan pertama yaitu pengambilan Rear Axle dengan Air Hoist:
Tabel 10. Penentuan Faktor Kelonggaran Pada Pekerjaan Pertama
No Faktor
Nilai
1 Tenaga yang dibutuhkan
0,06 2
Sikap kerja 0,04
3 Gerakan kerja
0,01 4
Kelelahan mata 5
Keadaan temperatur tempat kerja 0,04
6 Kondisi atmosfer
7 Keadaan lingkungan yang baik
0,01 8
Kebutuhan pribadi 0,01
Total Kelonggaran 0,17
31 Total kelonggaran untuk pekerjaan tersebut sebesar 0,17 atau 17, sehingga dapat diketahui
waktu bakunya adalah 25 detik. Kelonggaran dalam pekerjaan ini sebagian besar disumbangkan oleh tenaga yang dibutuhkan, sikap kerja dan temperatur tempat kerja. Hal serupa juga dialami oleh 39
pekerjaan lainnya dalam sub-job ini. Keseluruhan perhitungan waktu baku ini tersaji pada Lampiran 10, dimana total waktu baku mencapai 417 detik.
Setelah memperoleh waktu baku yang dapat menjadi standar kerja baru bagi pekerjaan ini, dapat dibandingkan selisihnya dengan waktu standar yang ada dari nilai harapan yang diperoleh
sebelumnya. Sehingga dapat disajikan pada Tabel 11. Sedangkan perbandingan time line waktu standar, Te dan waktu baku terlihat pada Lampiran 11.
Tampak pada Tabel 11 bahwa total selisih keduanya sebenarnya hanya berbeda 78 detik, dimana selisih standar yang ada dengan nilai harapan sebesar 131 detik sedangkan untuk waktu baku
hanya 53 detik. Jika kita melihat satu per satu selisih untuk tiap pekerjaannya, maka akan terlihat jelas bahwa pada selisih dengan waktu baku nilainya lebih merata dibandingkan dengan standar
sebelumnya. Selain itu, jika kita menghitung waktu yang tidak termanfaatkan dan kekurangan waktu, maka dapat diketahui bahwa terdapat 15 kegiatan yang waktu penyelesaiannya lebih lama
dibandingkan dengan waktu standar dengan total waktu mencapai 71 detik dan terdapat 22 kegiatan yang waktu penyelesaianya lebih singkat dari waktu standar dengan total waktu 202 detik. Sedangkan
berdasarkan waktu baku, kegiatan yang waktu penyelesaiannya lebih singkat dibandingkan dengan waktu baku berjumlah 31 kegiatan dengan total waktu 53 detik serta tidak terdapat kegiatan dengan
waktu penyelesaiannya lebih lama dibandingkan dengan waktu baku yang digunakan sebagai perbaikan waktu standar.
Terdapat beberapa pekerjaan yang mengalami perubahan waktu cukup besar dari standar sebelumnya ke waktu baku yang baru, baik pengurangan maupun penambahan waktu. Pengurangan
waktu terbesar terjadi pada pekerjaan pemasangan Tube Brake nomor 6 pada Rear Axle, yaitu 41 detik. Kemudian diikuti oleh pemasangan Tube Brake nomor 5 yaitu 40 detik serta pengaturan Lower
dan Upper Arm kiri pada Rear Axle masing-masing selama 15 detik. Sedangkan penambahan waktu terbesar terjadi pada pekerjaan pemasangan Clamp Tube Brake selama 13 detik dan pemindahan Rear
Axle ke Lifter atau alat pengangkat ke badan mobil sebanyak 10 detik. Selisih waktu yang besar tersebut tidak disebabkan oleh adanya perubahan metode atau cara kerja karena setelah operator telah
bekerja sesuai dengan SOP pekerjaan ini. Perubahan waktu yang cukup besar tersebut perlu mendapat perhatian khusus dan segera
disosialisasikan kepada operator, terutama bagi pekerjaan yang mengalami pengurangan waktu. Pengurangan waktu ini menandakan bahwa waktu penyelesaian pekerjaan tersebut menjadi lebih
singkat dibandingkan standar yang telah ada. Sebagai contoh pada pekerjaan pemasangan Tube Brake nomor 6 pada Rear Axle. Perubahan waktu dari 56 detik menjadi 15 detik memaksa operator untuk
bekerja lebih baik karena tidak ada tolelir waktu hingga 41 detik lagi.
32 Tabel 11. Selisih Waktu Standar, Baku dan Te Untuk Pekerjaan Persiapan Rear Axle Avanza detik
No. Urut
Urutan Kegiatan Waktu
Standar Waktu
Baku Te
x y
z
1. Ambil RR Axle dgn Air Hoist
19 21
25 -2
4 6
2. Seting RR Axle x Meja Prepare
13 15
17 -2
2 4
3. Ambil Lower Arm RL
8 5
6 3
1 -2
4. Seting Lower Arm RH x RR Axle
10 4
5 6
1 -5
5. Tempel Bolt Nut x Lower Arm RH
14 3
3 11
-11 6.
Ambil Upper Arm RL 5
5 6
1 1
7. Seting Upper Arm RH x RR Axle
18 4
5 14
1 -13
8. Tempel Bolt Nut x Upper Arm RH
11 8
9 3
1 -2
9. Seting Lower Arm LH x RR Axle
18 3
3 15
-15 10.
Tempel Bolt Nut x Lower Arm LH 11
3 3
8 -8
11. Seting Upper Arm LH x RR Axle
18 3
3 15
-15 12.
Tempel Bolt Nut x Upper Arm LH 11
8 9
3 1
-2 13.
Snapering Upper Lower Arm RH 6
12 14
-6 2
8 14.
Snapering Upper Lower Arm LH 6
13 15
-7 2
9 15.
Torque Upper Lower Arm RH 5
12 14
-7 2
9 16.
Torque Upper Lower Arm LH 8
8 9
1 1
17. Ambil Tube Brake No. 5 6, Hose Flexible
13 8
9 5
1 -4
18. Pasang Tube Brake No. 5 x RR Axle Manual
48 7
8 41
1 -40
19. Pasang Tube Brake No. 6 x RR Axle Manual
56 13
15 43
2 -41
20. Pasang Hose Flexible x Tube Brake
14 7
8 7
1 -6
21. Pasang Clamp Hose Flexible
5 7
8 -2
1 3
22. Pasang Hose Tube
3 5
6 -2
1 3
23. Pasang Clamp Tube Brake
14 24
27 -10
3 13
24. Snapering Bolt Clamp Tube Brake
14 19
23 -5
4 9
25. Torque Tube Brake No. 6 RH
5 11
13 -6
2 8
26. Torque Hose Flexible
5 9
11 -4
2 6
27. Torque Tube Brake No. 6 LH
5 11
13 -6
2 8
28. Torque Tube Brake No. 5
8 7
7 1
-1 29.
Ambil Seat Coil Spring 5
3 3
2 -2
30. Pasang Seat Coil Spring RHLH
8 4
5 4
1 -3
31. Lepas Kabel PKB RHLH
8 11
12 -3
1 4
32. Snapering Clamp Kabel PKB 4 Pcs
20 24
27 -4
3 7
33. Pasang Clamp Kabel PKB 6 Pcs RHLH
27 19
21 8
2 -6
34. Transfer RR Axle x Lifter RR Axle
17 22
25 -5
3 8
35. Ambil Absorber RR 2 Pcs
6 2
2 4
-4 36.
Letakkan Absorber RR x Lifter RR Axle 6
3 3
3 -3
37. Ambil Spring Coil 2 Pcs Seat Upper 2 Pcs
8 7
8 1
1 38.
Letakkan Spring Coil Seat Upper x Lifter Axle 6
5 6
1 1
39. Ambil Lateral ROD
7 7
9 2
2 40.
Letakkan Lateral ROD x Lifter RR Axle 6
2 2
4 -4
TOTAL 495
364 417
131 53
-78
Keterangan : x = Selisih waktu standar dan Te.
y = Selisih waktu baku dan Te. z = Selisih waktu baku dan standar.
33
5.2.5 Ulitisasi