Waktu Baku Pengukuran Waktu Kerja

11 Keterampilan didefinisikan sebagai kecakapan dalam mengerjakan metode yang diberikan dan lebih lanjut berhubungan dengan pengalaman, ditujukan dengan kordinasi yang baik antara pikiran dan tangan. Usaha didefinisikan sebagai hal yang menunjukkan kemampuan untuk bekerja secara efektif. Usaha ditujukan oleh kecepatan pada tingkat kemampuan yang dimiliki dan dapat dikontrol pada tingkat yang lebih tinggi oleh operator. Kondisi kerja didefinisikan sebagai prosedur performance rating yang berakibat pada operator dan bukan pada operasi. Kondisi ini terdiri dari kondisi fisik, lingkungan kerja seperti pencahayaan, temperatur dan kebisingan ruangan. Konsistensi juga merupakan bagian yang penting karena pada kenyataannya setiap pengukuran tidak mencatat semua angka sama dan waktu penyelesaian yang ditunjukkan pekerja selalu berubah dari satu siklus ke siklus yang lain. Konsistensi dikatakan sempurna jika waktu penyelesaian tetap setiap saat. Nilai faktor penyesuaian ditentukan sebagai berikut: a. Jika operator terlalu cepat bekerja diatas batas normal maka faktor penyesuaian 1. b. Jika operator bekerja terlalu lambat dan bekerja dibawah normal maka rating faktor penyesuaian 1. c. Jika operator bekerja normal maka faktor penyesuaian = 1. Sistem bekerja normal berarti pekerja berpengalaman tanpa usaha berlebih, menguasai cara kerja, kesungguhan bekerja.

3.1.2 Waktu Baku

Waktu baku adalah jumlah waktu yang diperlukan guna menyelesaikan suatu pekerjaan dalam prestasi standar, yaitu dengan memperhitungkan kelonggaran-kelonggaran serta penyesuaian- penyesuaian yang dibutuhkan. Waktu baku ini diperoleh dengan penambahan faktor kelonggaran pada waktu normal yang telah diperoleh. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perhitungan kelonggaran beserta nilainya disajikan pada Tabel 3. Kelonggaran yang biasanya terdapat proses produksi, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi personal allowance Hal-hal yang termasuk dalam kebutuhan pribadi antara lain minum untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil, berbicara dengan teman sekerja untuk menghilangkan kejenuhan. b. Kelonggaran untuk melepas lelah fatique allowance Kelonggaran ini diberikan kepada karyawan untuk beristirahat setelah melakukan pekerjaan dengan maksud untuk melepas lelah dan memulihkan stamina dari keletihan fisik maupun psikologis. c. Kelonggaran untuk hal-hal tak terduga unavoidable allowance Hal-hal ini antara lain: berhentinya mesin karena listrik padam, meminta petunjuk kepada pengawas, melakukan penyesuaian, dsb. 12 Tabel 3. Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Sutalaksana, 1979 Faktor Contoh Pekerjaan Kelonggaran A Tenaga yang digunakan Ekivalen beban Pria Wanita 1 Dapat diabaikan Bekerja di meja, duduk Tanpa beban – 6 – 6 2 Sangat ringan Bekerja di meja, berdiri – 2,25 kg 6 – 7,5 6 – 7,5 3 Ringan Menyekop ringan 2,25 – 9 kg 7,5 -12 7,5 – 16 4 Sedang Mencangkul 9 – 18 kg 12 – 19 16 -30 5 Berat Mengayun palu yang berat 18 – 27 kg 19 – 30 6 Sangat berat Memanggul beban 27 – 50 kg 30 – 50 7 Luar biasa berat Memanggul karung berat Di atas 50 kg B Sikap Kerja 1 Duduk Bekerja duduk, ringan – 1 2 Berdiri di atas dua kaki Bekerja tegak, ditumpu dua kaki 1 – 2,5 3 Berdiri di atas satu kaki Satu kaki mengerjakan alat kontrol 2,5 – 4 4 Berbaring Pada bagian sisi, belakang atau depan badan 2,5 – 4 5 Membungkuk Badan dibungkukkan bertumpu pada kedua kaki 4 – 10 C Gerakan Kerja 1 Normal Ayunan bebas dari palu 2 Agak terbatas Ayunan terbatas dari palu – 5 3 Sulit Membawa beban berat dengan satu tangan – 5 4 Pada anggota badan terbatas Bekerja dengan tangan di atas kepala 5 – 10 5 Seluruh anggota badan terbatas Bekerja di lorong pertambangan yang sempit 10 - 15 D Kelelahan Mata Pencahayaan Baik Buruk 1 Pandangan yang terputus-putus Membaca alat ukur – 6 – 6 2 Pandangan yang hampir terus menerus Pekerjaan yang teliti 6 – 7,5 6 – 7,5 3 Pandangan terus-menerus dengan fokus berubah-ubah Memeriksa cacat pada kain 7,5 – 12 7,5 – 16 4 Pandangan terus-menerus dengan fokus tetap Pemeriksaan yang sangat teliti 12 - 30 16 – 30 E Keadaan Temperatur tempat kerja Kelemahan Temperatur o C Normal Berlebihan 1 Beku Di bawah 0 Di atas 10 Di atas 12 2 Rendah – 13 10 – 0 12 – 5 3 Sedang 13 – 22 5 – 0 8 – 0 4 Normal 22 -28 – 5 – 8 5 Tinggi 28 – 38 5 – 40 8 – 100 6 Sangat tinggi Di atas 38 Di atas 40 Di atas 100 F Keadaan atmosfer 1 Baik Ruang yang berventilasi baik, udara segar 2 Cukup Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan 0 - 5 3 Kurang baik Adanya debu beracun, atau tidak beracun tetapi banyak 5 – 10 4 Buruk Adanya bau-bauan berbahaya yang mengharuskan menggunakan alat-alat bantu pernapasan 10 – 20 G Keadaan lingkungan yang baik 1 Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah 2 Siklus kerja berulang-ulang antara 5 – 10 detik – 1 3 Siklus kerja berulang-ulang antara 0 – 5 detik 1 – 3 4 Sangat bising – 5 5 Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas – 5 6 Terasa adanya getaran pada lantai 5 – 10 7 Keadaan-keadaan yang luar biasa bunyi, kebersihan, dll 5 – 15 Kontras antara warna hendaknya diperhatikan Tergantung juga pada ventilasi Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim Catatan pelengkap : kelonggaran untuk kebutuhan pribadi : Pria 0-2,5 dan Wanita 2-5. 13

3.2 Produktivitas