Uji Bivariat Pengaruh Perilaku Bahaya Kerja Terhadap Risiko Kejadian Kecelakaan

3. Tindakan kerja Tindakan pekerja yang dikategorikan baik sebanyak 24 orang 46.2 dan tindakan pekerja kategori tidak baik sebanyak 28 orang 53.8 dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan pekerja sebagian besar mempunyai tindakan kerja kategori tidak baik. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan menggunakan kuesioner terdapat masih banyak pekerja PT Subur Sari Lastderich Humbang Hasundutan yang mempunyai kebiasaan buruk saat bekerja, seperti merokok ketika masih bekerja, kurang berhati-hati, tidak menggunakan alat pelindung diri, tidak mematuhi prosedur kerja dan melakukan pekerjaan dengan cara masing-masing pekerja. Tindakan yang dapat berupa kesalahan – kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh manusia Andi, dkk, 2005. Kesalahan yang berhubungan dengan keahlian dan kebiasaan kerja skill – based error, kesalahan dalam memenuhi standart dan prosedur yang berlaku rull based error kesalahan dalam mengambil keputusan karena kurang pengetahuan knowledge based error, pelanggaran sebagai salah satu bentuk kesalahan yang sering dilakukan violation, yang dimana dilakukan oleh pekerja.

3.5.2 Uji Bivariat

Dari hasil analisis uji bivariat yang menggunakan chi-square baik pengetahuan, sikap maupun tindakan, ketiga variabel independen ini mempunyai hubungan dengan variabel dependen yaitu risiko kejadian kecelakaan kerja. 1. Hubungan pengetahuan dengan risiko kecelakaan kerja Dari 18 orang pekerja yang memiliki pengetahuan kategori tidak baik terdapat sebanyak 12 orang pekerja yang memiliki risiko tinggi dengan kejadian kecelakaan Universitas Sumatera Utara kerja. Sedangkan dari 34 orang pekerja yang memiliki pengetahuan berkategori baik terdapat 8 orang pekerja yang berisiko tinggi dengan kecelakaan kerja, artinya pengetahuan pekerja yang tidak baik mempunyai risiko yang lebih besar mengalami kecelakaan kerja dibandingkan pekerja yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Nilai p-value pengetahuan adalah 0.003 lebih kecil dari nilai α = 0,05 artinya pengetahuan mempunyai hubungan dengan risiko kejadian kecelakaan kerja di PT Subur Sari Lastderich Nagasaribu Humbang Hasundutan. Menurut Notoatmodjo 2004, salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuaan individu adalah melalui pendidikan dan pelatihan baik secara formal maupun secara informal, termasuk pengetahuan segala sesuatu yang berisiko terhadap terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang berasal dari lingkungan kerja. Suma’mur 1996 juga mengatakan bahwa kecelakaan kerja dapat dicegah dan pencegahan didasarkan atas pengetahuan tentang sebab-sebab kecelakaan kerja itu terjadi. Pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja berhubungan langsung dengan perilaku karyawan dalam bekerja demi keselamatan individu, dengan adanya pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja yang tinggi, maka karyawan mampu mengerti dan memahami arti keselamatan kerja dengan baik dan komponen terpenting dalam menjaga keselamatan jiwa dari risiko pekerjaan Wardani, 2013. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hendria dan Fitri 2006 yang mengatakan bahwa ada hubungan pengetahuan pekerja dengan terjadinya kecelakaan Universitas Sumatera Utara kerja. Hasil tersebut menunjukkan semakin baik tingkat pengetahuan maka angka kecelakaan kerja semakin rendah. 2. Hubungan sikap dengan risiko kecelakaan kerja Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT Subur Sari Lastderich Nagasaribu Humbang Hasundutan dari 52 orang pekerja terdapat sebanyak 25 orang pekerja yang mempunyai sikap dengan kategori tidak baik. Dari 25 pekerja tersebut sebanyak 19 orang pekerja berisiko tinggi dengan kejadian kecelakaan kerja. Sedangkan pekerja yang memiliki sikap yang baik sebanyak 27 orang hanya 1 orang pekerja yang berisiko tinggi dengan kejadian kecelakaan kerja. Dari hasil ini dapat dilihat perbandingan pekerja yang berisiko tinggi mengalami kecelakaan kerja pada pekerja yang memiliki sikap kerja yang baik dengan pekerja dengan sikap yang tidak baik mempunyai perbedaan yang sangat jauh. Hampir semua pekerja yang berisiko tinggi mengalami kecekaan kerja karena pekerja mempunyai sikap kerja yang tidak baik. Nilai p-value adalah 0.000 lebih kecil dari nilai α = 0,05 Ha diterima artinya bahwa sikap mempunyai hubungan dengan risiko kejadian kecelakaan kerja di PT Subur Sari Lastderich Nagasaribu Humbang Hasundutan. Menurut Notoatmodjo 2004, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Universitas Sumatera Utara Sarwono 1993 menyatakan bahwa sikap merupakan kecendrungan untuk merespon secara positif atau negatif terhadap orang, objek, atau situasi tertentu. Sikap positif atau negatif tergantung pada segi positif atau negatif dari komponen pengetahuan maka makin penting komponen itu, akan makin positif sikap yang terbentuk. Sebaliknya makin banyak segi negatif dari komponen pengetahuan makin negatif sikapnya. Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan seseorang akan menentukan sikap yang terwujud dalam tindakan nyata akan tetapi tidak selamanya demikian bahkan bisa terjadi sebaliknya, perilaku negatif tetapi sikap dan pengetahuan positif karena sikap juga dipengaruhi oleh situasi, pengalaman, dan nilai pembentukan sikap juga dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga tertentu, dan faktor emosi dalam diri individu yang bersangkutan. Menurut Ida Bagus 1992 dalam Wardani 2013 bila seorang pekerja mempunyai sikap positif dalam pekerjaannya itu dikarenakan pekerja punya pengetahuan yang baik terhadap pekerjaannya tersebut. Selanjutnya sikap positif akan berubah menjadi tindakan apabila mendapat dukungan sosial dan tersedianya fasilitas. 3. Hubungan tindakan dengan risiko kecelakaan kerja Berdasarkan hasil penelitian pekerja yang memiliki tindakan dengan kategori baik lebih sedikit dibanding pekerja dengan tindakan kerja yang tidak baik. Dari 28 orang pekerja yang memiliki tindakan yang tidak baik terdapat 19 orang pekerja yang berisiko tinggi mengalami kejadian kecelakaan kerja. Sedangkan 24 orang pekerja lainnya yang memiliki tindakan yang baik hanya 1 orang pekerja saja yang berisiko Universitas Sumatera Utara tinggi akan mengalami kejadian kecelakaan kerja. Sama halnya dengan sikap kerja yang tidak baik, tindakan kerja yang tidak baik juga akan membuat pekerja mempunyai risiko yang besar mengalami kejadian kecelakaan kerja. Nilai p-value adalah 0.000 lebih kecil dari nilai α = 0,05 artinya tindakan mempunyai hubungan dengan risiko kejadian kecelakaan kerja di PT Subur Sari Lastderich Nagasaribu Humbang Hasundutan. Tindakan pekerja yang tidak baik seperti tidak menghiraukan arahan dari manajemen, merokok saat bekerja, metoda kerja yang salah, tidak memakai alat pelindung diri dan melakukan pekerjaan dengan cara atau metoda sendiri dapat berakibat fatal mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. Menurut Soeripto 2008, pengendalian faktor-faktor lingkungan kerja sesungguhnya dimaksudkan untuk menciptakan atau memelihara lingkungan kerja agar tetap sehat dan aman atau memenuhi persyaratan kesehatan dan norma keselamatan, sehingga tenaga kerja terbebas dari ancaman gangguan kesehatan dan keamanan atau tenaga kerja tidak menderita penyakit akibat kerja dan tidak mendapat kecelakaan kerja. Salah satu cara pengendalian terhadap bahaya dari faktor-faktor lingkungan kerja adalah pemakaian alat-alat pelindung diri. Alat pelindung diri adalah alat pelindung yang dikenakan oleh tenaga kerja secara langsung untuk tujuan pencegahan kecelakaan yang disebabkan oleh aneka faktor yang ada timbul di lingkungan tempat kerja. Syukri Sahab 1997 dalam Hayati 2009 Metoda kerja atau cara kerja yang salah dapat membahayakan pekerja itu sendiri maupun orang lain disekitarnya, yaitu cara yang mengakibatkan kecelakaan dan cedera yang sering terjadi adalah pada Universitas Sumatera Utara tulang punggung, memakai alat pelindung diri yang tidak semestinya dan cara pemakaiannya salah.

3.5.3 Uji Multivariat

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Perokok Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Di Kecamatan DolokSanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

2 68 73

Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Perusahaan Peserta PT. Jamsostek (Persero) Cabang P. Siantar Tahun 2002

3 58 90

Pengaruh Potensi Bahaya terhadap Risiko Kecelakaan Kerja di Unit Produksi Industri Migas PT. X Aceh

8 62 101

Penentuan Alternatif Optimal Pencegahan Kecelakaan Kerja Berdasarkan Kriteria Cost Benefit Ratio Pada PT. HIGH STEELINDO ERANUSA

1 34 155

Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PTPN IV Kebun Bah Jambi Tahun 2006-2008

6 91 77

Penilaian Risiko Kecelakaan Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan Teluk Nibung Tanjung Balai Asahan Tahun 2015

55 385 104

III. Kuesioner Risiko Kecelakaan Kerja - Pengaruh Perilaku Bahaya Kerja Terhadap Risiko Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja di PT Subur Sari Lastderich (SSL) Humbang Hasundutan Tahun 2015

0 1 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Bahaya Kerja 2.1.1 Definisi - Pengaruh Perilaku Bahaya Kerja Terhadap Risiko Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja di PT Subur Sari Lastderich (SSL) Humbang Hasundutan Tahun 2015

0 0 32

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Perilaku Bahaya Kerja Terhadap Risiko Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja di PT Subur Sari Lastderich (SSL) Humbang Hasundutan Tahun 2015

0 0 9

PENGARUH PERILAKU BAHAYA KERJA TERHADAP RISIKO KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA DI PT SUBUR SARI LASTDERICH (SSL) HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015

0 0 14