20
Fase II : Muncul satu jam dan hilang dalam dua sampai empat jam paskainjeksi. Pada fase ini terjadi destruksi sel beta malalui mekanisme-
mekanisme yang sudah dijelaskan sebelumnya. Diantaranya terjadinya vakuolisasi intraselular, dilatasi RE kasar dan oedema mitokondria. Sehingga
terjadilah penurunan produksi dan sekresi insulin hipoinsulinemia Fase III : Muncul empat sampai delapan jam pasca injeksi. Terjadi
hiperinsulinemia, akibat adanya granula sekretori yang diinduksi toksin dan ruptur membran sel beta. Kondisi hiperinsulinemia ini menimbulkan kondisi
hipoglikemia hingga masuk ke tahap starvation. Fase IV : terjadi pada dua belas sampai empat puluh delapan jam paskainjeksi.
Sudah tidak ada sel beta pankreas yang masih intak. Kemudian debris-debris sel akan dimakan oleh nonactivated scavenger macrophage.
Gambar 2.7. Tetrafasik Aloksan dan Trifasik STZ
Sumber: Lanzen S. Diabetolgia 2008
21
2.1.3. Kayu Manis
Kayu manis yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah spesies Cinnamomum cassia. Klasifikasi Cinnamomum cassia berdasarkan Integrated
Taxonomic Infoemation System ITIS adalah sebagai berikut:
33
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Spermatophytina
Ordo : Magnoliopsida
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum cassia
Gambar 2.8. Kulit Kayu Manis Kering Cinnamomum cassia Bark
Sumber : EOL interns LifeDesk http:www.eol.org
Spesies yang paling banyak ditanam di Indonesianya adalah C. burmanii, C. zeylanikum dan C.cassia. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa C. cassia
memiliki efek antidiabetik yang lebih baik dari pada C. Zeylanikum.
34, 35
Selain sebagai antidiabetik, C. cassia juga memiliki efek sebagai agen hipoglikemik,
22
antihiperlipidemik, antioksidan, antipiretik, anti-inflamasi, antimikroba, dan antialergi.
36
Dalam tabel di bawah ini akan dipaparkan mengebai perbedaan karakteristik antara C. burmanii, C. zeylanikum dan C.cassia.
37
Tabel 2.6. Perbandingan Karakteristik Tiga Jenis Kayu Manis
Sumber: Daswir, 2010
Terdapat beberapa senyawa penting yang terkandung di dalam ekstrak kayu manis, diantaranya adalah alkaloid, protein, tannin, glikosida, flavonoid, saponin,
asam cinnamat, polifenol, dan cinnamaldehid.
38
Dari semua senyawa penting tersebut, asam cinnamat, cinnamaldehid, polifenol dan flavonoid adalah empat
senyawa utama yang berperan pada terapi DM. Penjelasannya adalah sebagai berkut:
23
Cinnamaldehyde Berbagai penelitian melaporkan bahwa cinnamaldehid mampu meningkatkan
transpor glukosa pada sel adiposit dan otot rangka melalui GLUT 4 sehingga mampu menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan.
39,40
Pemberian cinnamaldehid dosis 20 mgkgBB dapat menurunkan HbA1C, total kolesterol,
dan TG.
39
Asam cinnamat Asam cinnamat berfungsi sebagai insulin secretagouge dan juga meningkatan
ekspresi GLUT4.
39
Asam cinnamat dapat menghambat enzim HMG-CoA reduktase dan menurunkan peroksidasi lipid di hepar.
41
Polifenol dan flavonoid Salah satu komponen polifenol yang bersifat insulin mimetik adalah
Methylhydroxy chalcone polymer MHCP. MHCP memiliki beberapa efek antara lain merangsang autofosforilasi reseptor insulin, meningkatkan
ambilan glukosa, meningkatkan sintesis glikogen dan aktifitas glikogen sintase di sel adiposit, dan menurunkan aktifitas glikogen sintase kinase-
3β.
36,38
Selain itu MHCP dapat meningkatkan sensitifitas insulin melalui peningkatan ekspresi dari PPAR α.
42
Kandungan polifenol dan flavonoid juga berperan sebagai antioksidan, khususnya polifenol yang dilaporkan
mampu menghambat enzim 5-lipooksigenase.
43
Antioksidan ini mampu menangkal radikal bebas di sel beta pankreas.