didapatkan kelompok yang berbeda adalah kelompok sampel normal dengan sampel diabetes tanpa terapi, dan sampel normal dengan kayu manis 400 mgkgBBhari. Dari
hasil analisis tersebut diketahui bahwa berat badan tikus dengan terapi ekstrak kayu manis dosis 400 mgkgBBhari lebih mendekati ke arah berat badan tikus DM tanpa
terapi dibandingkan dengan tikus normal. Sehingga dapat diasumsikan bahwa dosis 20 mgkgBBhari lebih baik dalam mempertahankan berat badan tikus DM.
Hasil signifikansi post hoc tersebut juga dapat diamati melalui uji T sehingga dapat diketahui hubungan antar 2 kelompok. Grafik uji T tersebut dapat dilihat di
bawah ini.
Ket: N = Normal , D = Diabetes, D+Cc200 = Diabetes + Terapi kayu manis 200 mg, D+Cc400 = Diabetes + Terapi kayu manis 400 mg
Grafik 4.4. Uji T Berat Badan Berdasarkan penelitian yang sebelumnya dilakukan terhadap tikus strain
Sprague dawley yang diinduksi Aloksan, pemberian terapi ekstrak Cinnamomum cassia 300 mgkgBBhari selama 14 hari mampu mempertahankan berat badan akhir
tikus DM dengan p=0,409 p0,05. Dari hasil tersebut, dapat disimpulakan bahwa tidak terdapat signifikansi perubahan berat badan antara kelompok tikus DM, tikus
D+Cc200 D+Cc400
DM dengan pemberian terapi ekstrak kayu manis 300 mgkgBBhari, dan tikus normal.
45
4.3. Low Density Lippoprotein LDL
Data LDL yang diambil adalah hasil pengukuran plasma darah dengan menggunakan kit LDL pada masing-masing kelompok yang dilakukan setelah proses
sacrivice. Kemudian dilakukan uji normalitas dan homogenitas untuk menentukan tipe uji statistik analitik yang akan digunakan. Karena data tidak berdistribusi normal
dan tidak homogen maka dilakukan uji nonparametric Kruskal Wallis. Tabel 4.6. Uji Kruskal-Wallis LDL
Sampel Mean±SD mgdl
P Value N
101,9 ± 39,8 0,181
D 262,6± 101,1
D+Cc200 175,8± 234
D+Cc400 137,9± 85,7
Ket: N = Normal , D = Diabetes, D+Cc200 = Diabetes + Terapi kayu manis 200 mg, D+ Cc400 = Diabetes + Terapi kayu manis 400 mg
Dari hasil uji Kruskal-Wallis dapat didapatkan P value p≥ 0.05 hal ini
menunjukan adanya tidak ada perbedaan rata-rata kadar ldl antar kelompok. Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya, dengan Cinnamomum cassia dosis 200
mgkgBBhari dan 400 mgkgBBhari selama 6 minggu juga menunjukkan hasil yang sama. Pemberian ekstrak Cinnamomum cassia lebih berefek sebagai agen
hipoglikemik bukan hipolipidemik.
8
Untuk mengatahui signifikansi antar kelompok, maka dapat dilakukan uji T, dengan grafik sebagai berikut.
Ket: N = Normal , D = Diabetes, D+Cc200 = Diabetes + Terapi kayu manis 200 mg, D+ Cc400 = Diabetes + Terapi kayu manis 400 mg
Grafik 4.5. Rerata Gabungan LDL Kelompok Berdasarkan grafik di atas hanya kelompok normal dengan diabetes saja yang
signifikan. Kelompok penelitian lain tidak memiliki kemaknaan.
D+Cc200 D
N D+Cc400
41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Terdapat perbedaan signifikan rata-rata kadar glukosa darah pada tikus normal, tikus DM, tikus DM yang diberikan ekstrak Cinnamomum cassia 200
mgkgBBhari dan 400 mgkgBBhari selama 28 hari p=0,022. Terdapat perbedaan signifikan rata-rata berat badan khususnya antara tikus
normal dengan DM dan tikus normal dengan tikus DM yang diberi terapi ekstrak Cinnamomum cassia 400 mgkgBBhari selama 28 hari p=0,002.
Tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata kadar LDL tikus normal, tikus DM, tikus DM yang diberikan ekstrak Cinnamomum cassia 200
mgkgBBhari dan 400 mgkgBBhari selama 28 hari p=0,181.
5.2. Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut menganai efek ekstrak kayu manis Cinnamomum cassia dalam kurun waktu yang lebih lama dan sampel yang
lebih banyak. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai efek ekstrak kayu manis
Cinnamomum cassia dengan menambahkan kelompok normal yang diberi terapi ekstrak kayu manis, disamping kelompok N, D, DM+Cc200, D+Cc400.
Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai efek samping pemberian ekstrak kayu manis Cinnamomum cassia.