28
3.4. Kriteria Inklusi
Tikus strain Sprague dawley dengan kadar glukosa darah kurang dari 250 mgdl kelompok normal sebagai kontrol negatif.
Tikus strain Sprague dawley dengan kadar glukosa darah lebih dari 250 mgdl kelompok DM sebagai kontrol positif.
3.5. Kriteria Eksklusi
Tikus mati sebelum perlakuan. Tikus jantan yang diinduksi STZ dengan kadar glukosa darah kurang dari 250
mgdl setelah 3 kali pengukuran berturut-turut dalam waktu 3 hari.
3.6. Cara Kerja Penelitian
3.6.1. Alat Penelitian
Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang tikus, tempat makan dan minum tikus, perlengkapan kebersihan, neraca digital dan analitik, toples,
sonde bengkok dan lurus, Glukometer Easy Touch, strip glukosa darah Easy Touch, silet, pH-meter, minor set, tabung EDTA, tabung valkon, tabung eppendorf, vortex,
sentrifuge, spektrofotometer, kulkas -80
o
C dan 4
o
C, spuit 1 cc dan 3 cc, coolbox, alcohol swab, tisu, dan handscoen.
3.6.2. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak kering Cinnamomum cassia, STZ, buffer sitrat asam, sukrosa 10, eter alkohol, kit
kolesterol Sclavo, kit presipitan Diasys, akuades steril pelarut ekstrak Cinnamomum cassia dan akuades blanko spektrofotometer.
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah kulit kayu manis spesies Cinnamomum cassia yang diperoleh dari pusat konservasi Kebun Raya Bogor
29
sebanyak 2 kg. Kulit kayu manis spesies Cinnamomum cassia ini selanjutnya diekstraksi di Institut Pertanian Bogor dan didapatkan hasil ± 1.100 gr ekstrak kering
kayu manis.
3.6.3. Adaptasi Hewan Sampel
Dilakukan selama 14 hari sejak tanggal 12 sampai dengan 26 Agustus 2014. Hewan diadaptasikan dengan lingkungan, makanan dan minuman yang baru. Tujuan
dari proses ini adalah untuk mengkondisikan semua tikus sebelum diberikan perlakuan.
3.6.4. Induksi STZ
Setelah dipuasakan sekitar 16 jam, dilakukan penyuntikan STZ dengan dosis 55 mgkgBB secara intraperitoneal pada hari ke-15. Tikus yang sudah disuntik
kemudian akan diberi larutan sukrosa 10 serta diberi makan yang cukup dalam 24 jam pertama sebagai profilaksis hipoglikemia.
32
5 hari kemudian, tepatnya pada hari ke-19 dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah.
3.6.5. Pemberian Ekstrak Kayu Manis terhadap Tikus
Dilakukan secara peroral dengan menggunakan sonde selama 28 hari hari ke- 19 sampai hari ke-46.
3.6.6. Pengukuran Sampel
3.6.6.1. Glukosa Darah
Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada hari hari ke-1, hari ke-7, hari ke-14, hari ke-21, dan hari ke-28 sejak tikus dinyatakan DM. Prinsip pengukuran
kadar glukosa darah tikus pada penelitian ini sama dengan manusia, yaitu mengambil darah dari vaskular perifer kemudian mengukurnya dengan strip dan glukometer Easy
Touch.
30
Pertama-tama tikus dimasukkan ke dalam toples yang berisi eter alkohol. Setelah mengalami penurunan kesadaran, tikus dikeluarkan dari toples kemudian
dilakukan fiksasi pada leher dan badan tikus. Penggunaan sarung tangan tebal sangatlah penting sebab tikus dapat sadar sewaktu-waktu sehingga dapat melakukan
perlawanan. Setelah tikus terfiksasi, dilakukan desinfeksi menggunakan alkohol swab pada
ujung ekor tikus dan tunggu beberapa saat hingga alkohol kering. Ujung ekor tikus disayat menggunakan silet dan diukur kadar glukosa darahnya menggunakan strip
dan glukometer Easy Touch. Setelah hasil pengukuran dirasa akurat, luka sayatan pada ujung ekor tikus dibakar hingga perdarahan terhenti.
3.6.6.2. Berat Badan
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari selama 28 hari hari ke-19 sampai hari ke-46. Tikus dimasukkan ke dalam toples yang diletakkan di atas
timbangan. Berat toples sudah dianggap nol sehingga didapatkan hasil pengukuran berupa berat badan tikus dalam satuan gram.
3.6.6.3. LDL
Kadar LDL diukur setelah proses sacrifice. Tikus yang telah dibius dengan eter alkohol dibedah, kemudian diambil darahnya dari vena kava inferior dengan
spuit 3 cc needle 26 G. Darah tersebut disimpan terlebih dahulu di tabung EDTA agar tidak terjadi koagulasi dan disimpan sementara dalam termos es. Pengambilan darah
dilakukan dengan teknik yang benar supaya darah yang diambil tidak lisis. Kemudian dilanjutkan proses sentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama
10 menit. Setelah itu dengan menggunakan mikropipet, supernatan diambil dan dimasukkan ke dalam tabung eppendorf. Kemudian disimpan ke dalam kulkas suhu
-80°C dan setelah waktu yang ditentukan plasma dikeluarkan untuk dicairkan sehingga dapat dilakukan pengukuran kadar LDL.