Pengertian Konseling Individual Tujuan Konseling Individual

ekstrinsik. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi instrinsik yaitu: 1 keaktifan, 2 perhatian, 3 ketekunan, 4 partisipasi, 5 minat dan 6 kehadiran

2.2.2 Konseling Individual

2.2.2.1 Pengertian Konseling Individual

1 Menurut Rogers dalam Hendrarno 2003:24, menyatakan bahwa konseling merupakan rangkaian-rangkaian kontak atau hubungan secara langsung dengan individu yang tujuannya memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah lakunya. 2 Sukardi 2002:46 berpendapat bahwa “konseling perorangan merupakan layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik yang mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru pembimbing konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan masalah. 3 Menurut Willis 2009:18 mengemukakan bahwa konseling adalah upaya batuan yang diberikan seorang pembimbing yang terlatih dan berpengalaman, terhadap individu-individu yang membutuhkannya, agar individu tersebut berkembang potensinya secara optimal, mampu mengatasi masalahnya, dan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah. Dari pengertian diatas, maka konseling perorangan adalah suatu proses yang dilakukan oleh konselor dengan klien yang dilaksanakan secara tatap muka langsung dengan tujuan untuk pengentasan masalah untuk memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.

2.2.2.2 Tujuan Konseling Individual

Menurut Prayitno 2004:4 bahwa tujuan konseling individu terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. a. Tujuan Umum Tujuan umum konseling perorangan adalah terentaskannya masalah yang dihadapi klien. b. Tujuan Khusus Dalam kerangka tujuan umum itu, tujuan khusus layanan individu dapat dirinci dan secara langsung dikaitkan dengan fungsi-fungsi konseling yang secara menyeluruh diembannya antara lain a fungsi pemahaman, b fungsi pengentasan, c fungsi pengembangan, d fungsi pencegahan, e fungsi advokasi. Menurut Gibson Mitchell 2011:206 pelaksanaan konseling perorangan memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut 1 menyediakan informasi bagi klien, 2 membantu klien memecahkan permasalahannya, 3 perubahan niat, 4 upaya pemberian motivasi terhadap klien, 5 menyediakan dukungan dan 6 mendidik klien. Pelaksanaan konseling perorangan terhadap klien dikatakan berhasil apabila mampu menyediakan sejumlah pemenuhan kebutuhan seperti pencegahan, motivasi, perkembangan, dukungan, intervensi, dan bimbingan. Keseluruhan tujuan tersebut pasa intinya membantu setiap individu mencapai kondisiyang terbaik yang diupayakannya. Menurut Prayitno 2004:25 pelaksanaan konseling perorangan memiliki dua tujuan, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum layanan konseling adalah terentaskannya masalah yang dialami klien, sedangkan tujuan khusus layanan dapat dirinci dan secara langsung dikaitkan dengan fungsi- fungsi konseling yang secara menyeluruh diembannya yaitu: 1 klien memahami masalah yang dialami secara mendalam dan komprehensif serta positif dan dianamis sebagai fungsi pemahaman, 2 pemahaman itu mengarah kepada dikembangkannya persepsi dan sikap serta kegiatan demi terentaskannya secara spesifik masalah yang dialami klien sebagai fungsi pengentasan, 3 pengembangan dan pemeliharaan potensi klien dan berbagai fungsi positif yang ada pada diri klien merupakan latar belakang pemahaman dan pengentasan masalah klien dapat tercapai sebagai fungsi pemeliharaan pengembangan, 4 pengembangan pemeliharaan dan unsur-unsur positif yang ada pada diri klien, diperkuat oleh terentaskannya masalah, akan merupakan kekuatan bagi tercegah menjalarnya masalah yang sedang dialami, serta diharapkan tercegah pula masalah-masalah baru yang mungkin timbul sebagai fungsi pencegahan, 5 apabila masalah klien menyangkut dilanggarnya hak-hak klien sehingga klien teraniaya dalam kadar tertentu, layanan konseling perorangan dapat melayani sasaran yang bersifat advokasi sebagai fungsi advokasi. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan konseling perorangan adalah terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku klien kea rah yang lebih baik, terentaskannya masalah-masalah klien terkembangkannya potensi-potensi yang dimiliki individu. Dalam tujuan tersebut terangkum dalam upaya preventif, peningkatan, perbaikan, penyelidikan, kognitif, fisiologis, dan psikologis yang melayani tiga fungsi penting dalam proses konseling, yaitu motivasi, edukasi dan evaluasi.

2.2.3 Motivasi Siswa Mengikuti Konseling Individual

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DENGAN MOTIVASI KONSELOR DALAM MEMBERIKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMP NEGERI SE KABUPATEN BREBES TAHUN PELAJARAN 2012 2013

1 4 167

PERSEPSI SISWA TENTANG PRIBADI KONSELOR YANG DIHARAPKAN SISWADI SMP NEGERI 2 TERSONO TAHUN AJARAN 2013 2014

1 8 89

PENDAHULUAN Kontribusi Komunikasi Matematik, Persepsi Siswa pada Mata Pelajaran Matematika, dan Fasilitas Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Purwodadi.

0 1 5

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KARAKTERISTIK GURUMATEMATIKA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KARAKTERISTIK GURU MATEMATIKA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SMP NEGERI I MONDOKAN TAHUN AJARAN 2006/2007.

0 0 13

KORELASI ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PERILAKU ALTRUISME KONSELOR SEKOLAH DENGAN MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI KONSELING PERORANGAN PADA SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 BOJA KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 1

Persepsi Klien tentang Keefektifan Konselor dalam Melaksanakan Konseling Individual ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, dan Gender Konselor di SMA Negeri se-Kota Semarang Tahun Ajaran 2004/2005.

0 0 2

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PERSEPSI SISWA TENTANG PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU UKUR TANAH SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 1 155

KARAKTERISTIK KONSELOR DALAM KONSELING L

0 0 10

PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PELAJARAN DI SMP NEGERI 2 KANDANGAN

0 0 13

ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI SISWA TERHADAP KARAKTERISTIK KONSELOR DI SMP NEGERI 9 KOTA JAMBI

0 0 16