53 pengumpulan data yang dilakukan melalui dokumen-dokumen selama penelitian.
Dokumen menurut Sugiyono 2010: 240, merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.
G. Instrumen Penelitian
Berdasarkan teknik pengumpulan data di atas, instrumen penelitian dibutuhkan sebagai sarana mengumpulkan data dari hasil pelaksanaan tindakan.
Wina Sanjaya 2009: 84 mengemukakan “instrumen penelitian adalah alat yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.” Sesuai dengan pengertian tersebut tentu instrumen penelitian harus selaras dengan teknik pengumpulan data
yang digunakan. Selaras dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan maka instrumen
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Lembar observasi Lembar observasi menjadi pedoman dalam melakukan kegiatan observasi
selama penelitian berlangsung sehingga observasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang dicapai. Dalam membuat lembar observasi dapat berupa beberapa
bentuk. Wina Sanjaya 2009: 93 mengemukakan bahwa instrumen observasi dapat berupa
check list
,
anecdotal record
, dan
rating scale
. a.
Check list
atau daftar cek merupakan pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer tinggal
memberi tanda ada atau tidaknya dengan tanda cek √ tentang aspek yang diobservasi.
54 b.
Anecdotal record
atau catatan anekdot adalah alat observasi untuk mencatat kejadian yang sifatnya luar biasa sehingga dianggap penting.
c.
Rating scale
atau skala penilaian pendoman observasi yang berisi daftar dari semua aspek yang akan diobservasi dengan aspek diajabarkan ke dalam
bentuk skala atau kriteria tertentu. Instrumen observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa
Check list
atau daftar cek. Hal-hal yang diobservasi adalah aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. Observasi dilakukan dengan mengacu pada model
pembelajaran kontekstual. Indikator dalam mengamati aktivitas guru adalah sebagai berikut.
a. Menghubungkan pengalaman awal siswa dengan materi
konstrukvisme. b.
Melakukan pembelajaran inkuiri. Memberi kesempatan siswa bertanya.
c. Menfasilitasi kegiatan diskusi kelompok masyarakat belajar.
d. Memberikan modelcontoh dalam pembelajaran pemodelan.
e. Melakukan refleksi pada akhir pembelajaran.
f. Melakukan penilaian secara objektif penilaian autentik.
Indikator dalam mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Siswa siap mengikuti pembelajaran.
b. Siswa aktif mengikuti pembelajaran.
c. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
55 d.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan. e.
Siswa melakukan diskusi kelompok. f.
Siswa mencatat materi yang diperlukan. 2.
Pedoman Wawancara Instrumen yang digunakan dalam melakukan wawancara terstruktur yaitu
pedoman wawancara, sedangkan dalam wawancara tidak terstruktur tidak dibutuhkan pedoman karena bersifat tidak terduga. Pedoman wawancara
digunakan untuk membatasi wawancara sehingga tujuan utama wawancara dapat tercapai dengan maksimal. Pedoman wawancara terhadap guru kelas IV memuat
beberapa pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan data-data yang ingin diperoleh. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Berapa jumlah siswa kelas IV?
b. Mata pelajaran apa yang paling sulit dikuasai siswa?
c. Materi apa yang menjadi kesulitan siswa?
d. Apa yang menjadi kesulitan siswa dalam materi tersebut?
e. Bagaimana guru dalam menyampaikan materi tersebut kepada siswa?
f. Bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran tersebut?
g. Apa saja sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran tersebut?
h. Apa saja fasilitas dan media pembelajaran yang tersedia di sekolah?
i. Apakah guru mengetahui tentang model pembelajaran kontekstual?
j. Apa saja yang guru ketahui tentang model pembelajaran kontekstual?
k. Apakah pernah dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran
kontektual?
56 3.
Pedoman penilaian keterampilan menulis narasi Berdasarkan teknik pengumpulan data berupa tes maka dibutuhkan lembar
penyekoran tes tersebut. Pedoman penilaian ini akan menjadi instrumen dan pedoman guru dalam menilai produk keterampilan menulis narasi siswa yang
dilakukan melalui model pembelajaran kontekstual. Penilaian keterampilan menulisdalam penelitian ini mengacu pada
pendapat Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuchdi 1999: 272, menggunakan
penilaian secara per aspek dalam penelitiannya. Penilaian secara per aspek tersebut disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran di
kelas IV. Berdasarkan kajian teori, penilaian berdasarkan aspek unsur narasi dan aspek kebahasaan. Dalam membuat pedoman penilaian tersebut, kisi-kisi
dibutuhkan sebagai acuan dalam pedoman penilaian yang akan dibuat. Kisi-kisi penilaian keterampilan terdapat dalam tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Kisi-kisi Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Narasi
No Aspek yang dinilai
Skor Aspek unsur narasi
1. Tema
5 2.
Tokoh 4
3. Latar tempat
4 4.
Latar waktu 4
5. Alur
8
Aspek kebahasaan
1. Isi gagasan yang dikemukakan
20 2.
Organisasi Isi 10
3. Struktur tata bahasa
10 4.
Gaya: pilihan struktur dan diksi 15
5 Ejaan dan tanda baca
20
Skor total 100
Sumber: modifikasi penulis dari Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyanti Zuchdi 1999: 273
57 Pedoman penilaian dibuat berdasarkan kisi-kisi di atas. Pedoman penilaian
memuat aspek yang dinilai dan penjabaran lebih rinci dari aspek tersebut serta skor setiap aspek. Pedoman penilaian tersebut tersaji pada lampiran 3.
4. Alat untuk memperoleh dokumen
Alat atau intrumen untuk memperoleh dokumen disesuaikan dengan jenis dokumennya. Dokumen sendiri dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya. Dalam penelitian ini, dokumen tersebut meliputi hasil karangan siswa dan foto pembelajaran selama tindakan. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan
adalah catatan pengumpulan hasil karangan dan kamera. Catatan pengumpulan hasil karangan digunakan untuk mencatat hasil karangan yang telah terkumpul,
sedangkan kamera untuk memperoleh dokumen yang berupa foto.
H. Validitas Data