satu guru mendampingi empat anak. Hal ini menunjukkan para ustadz- ustadzah di SDI Luqman Al-hakim memperhatikan kebutuhan setiap
anak.
164
c. Metode Nasihat
Ustadz Titis memberikan penjelasan terhadap cara atau metode yang dilakukan Ustadz Aris. Berikut penuturannya,
Pernah ada kejadian tidak shalat duha tiga kali berturut-turut, biasanya dipanggil kepala sekolah dikantor, dan ditanya “ Nak
kenapa tidak mengikuti shalat duha?”. Anu Ustadz, sudah shalat dirumah. Begini Nak, meskipun kamu sudah shalat duha di
rumah, maka disekolah juga harus ikut shalat duha lagi. Kan kita kasih pemahaman. Nak kamu tahu gak kalau itu salah? Kalau
salah berarti bagaimana?. Iya ustadz saya tahu.
165
Dari sini dapat diketahui bahwa menasihati saja tidak cukup hanya sekedar menasihati. Untuk menyentuh hati nurani siswa, maka
siswa harus dipahamkan mengenai mengapa itu salah, dan bagaimana seharusnya. Dari keterangan Ustadz Titis pula, bahwa Ustadz Aris
dalam menasihati siswa tidak di depan umum. Melainkan dinasihati secara tertutup, supaya anak tidak malu, dan jatuh mental di hadapan
orang lain. selain itu, Ustadz Aris juga menggunakan bahasa yang tidak menyakiti anak, dengan tidak menggunkan nada yang keras, tetap
memuliakan anak dengan pemanggilan “Nak”. Yang menjadi penyebab nasihat-nasihat guru didengar dan
diterapkan oleh siswa, karena usaha guru-guru untuk mendoakan para siswa. Berikut penuturan Ustadz Munir terkait dengan usahanya, agar
164Observasi, Sabtu 25 April 2015, Pukul 08-09.30 WIB 165 Wawancara dengan guru, Ustadz Titis Ismail, Jumat 24 April 2015, Pukul 08.12-08.20
WIB
121
peserta didik menurut memahami apa yang disampaikan oleh ustadz mereka,
Setiap dua minggu sekali para Ustadz menginap, untuk mendoakan murid dan shalat malam bersama, sehingga ucapan
para ustadz dan ustadzah itu Qaulan Syakila atau berbobot dan dapat diterima. Dari situ mungkin ada permasalahan-
permasalahan baik dari murid maupun wali murid sehingga kita musyawarahkan untuk penyelesaiannya.
166
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Ustadz M. Homaidi, Upaya yang kami lakukan diantaranya halaqah atau lailatul
Istimna’, disitu sebelum shalat malam, jam 21.00-22.30 untuk membahas dan mendiskusikan problem-problem yang ada di
sekolah, sehingga nanti ada keselarasan atara yayasan dan guru.
167
d. Metode Pembiasaan