Koreksi bedah strabismus adalah reposisi otot ekstraokular. Koreksi ini memerlukan berbagai macam teknik untuk melemahkan otot ekstraokular dengan
memindahkan insersinya pada bola mata atau untuk memperkuat otot ekstraokular dengan mengeliminasi sebuah strip pendek dari tendon atau otot Barash, 2009.
Untuk memperkuat otot, dilakukan reseksi. Untuk melemahkan otot, dilakukan resesi. Pada kasus yang parah, reseksi mungkin dilakukan pada satu otot dan
resesi pada otot yang berlawanan. Karena pematangan visual terjadi pada usia 5 tahun, koreksi strabismus biasanya dicoba pada awal masa kanak-kanak. Jika
tidak dikoreksi, amblyopia, atau cacat dalam penglihatan sentral, dapat terjadi Aitkenhead et al., 2013.
Jahitan yang dapat disesuaikan kadang-kadang digunakan untuk meningkatkan peluang alignment dengan sebuah operasi tunggal. Penyesuaian
dilakukan langsung dalam periode pasca operasi, ketika pasien sepenuhnya terjaga dan bisa fokus. Pada pasien yang mempunyai riwayat operasi strabismus atau
trauma orbital sebelumnya, dokter bedah mungkin perlu untuk membedakan antara pergerakan mata paretik dan restriksi dengan melakukan forced duction test
Aitkenhead et al., 2013. Pasien anak banyak dan sering menjalani operasi strabismus dan membutuhkan anestesi umum. Beberapa pasien dewasa cukup
baik dengan teknik regional dan sedasi secara intravena Basta, 2008. Kebanyakan pasien lebih memilih anestesi umum dan memberikan hasil
yang sangat memuaskan dengan propofol, remifentanil, antagonis 5HT3, danatau deksametason ,dan non-opiat untuk nyeri Basta, 2008.
2.2.3.2. Penetrating Keratoplasty
Penetrating Keratoplasty mengacu pada bedah penggantian sebagian
kornea dengan jaringan donor. Jaringan donor yang berasal dari pasien disebut autograft
. Jaringan yang berasal dari lain orang disebut allograft. Indikasi untuk prosedur ini banyak –– opasitas kornea, keratokonus, infeksi, dan jaringan
parut adalah beberapa diantaranya. Baik anestesi regional maupun anestesi umum mungkin tepat untuk prosedur ini Basta, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.3. Katarak
Katarak adalah penyebab umum gangguan penglihatan pada orang tua. Karenatingginya prevalensikatarak, ekstraksi katarakadalahoperasi matayang
paling umumUhr, 2003. Patogenesis katarak adalah multifaktorial tetapi pada dasarnya menghasilkan opasitas dari lensa. Lensa tertutup dalam lapisan yang
disebut kapsul lensa. Operasi katarak memisahkan katarak dari kapsul lensa. Dalam kebanyakan kasus, lensa akan diganti dengan implan lensa intraokular
IOL. Jika IOL tidak dapat digunakan, lensa kontak atau kacamata harus dipakai untuk mengkompensasi kurangnya kemampuan lensa alami Husney dan Karp,
2011. Ekstraksi katarak ekstrakapsular ECCE adalah metode yang paling
disukai dari ekstraksi katarak rutin. Prosedur dilakukan melalui insisi yang lebih kecil dan kurang traumatis bagi endothelium kornea. Pengangkatan lensa dengan
kapsul posterior utuh memberikan posisi yang lebih baik dari implan lensa intraokular. Fakoemulsifikasi adalah teknik ECCE yang dilakukan melalui insisi
3-4mm. Inti katarak terfragmentasi dengan jarum ultrasonik dan kemudian diaspirasi. Ekstraksi katarak intrakapsular ICCE adalah teknik yang secara
komplit menghilangkan lensa dengan kapsul melalui insisi yang jauh lebih besar. ICCE dilakukan pada kasus tertentu dan di lokasi di mana peralatan canggih tidak
tersedia. Ekstraksi katarak biasanya dilakukan dengan injeksi retrobulbar atau peribulbar dan, jika diperlukan, blok saraf wajah. Sedasi intravena dan analgesia
harus diberikan untuk menetapkan blok tersebut. Prosedur tersebut dapat dilakukan di bawah anestesi topikal pada pasien tertentu Basta, 2008. Walau
demikian, saat ini pada pasien katarak pediatrik dan beberapa orang dewasa misalnya, retardasi mental, anestesi umum masih berperan dan digunakan Shah,
2010.
2.2.3.4. Glaukoma