D. Faktor lain: - Pengalaman teknik anestesi yang kurang baik, misalnya ventilasi bag dan
mask yang kurang baik dapat menyebabkan distensi lambung dan mual
berikutnya. - Hidrasi yang buruk selama atau segera setelah operasi
- Hipotensi intraoperatif - Stresansietas pasien
Semakin besar jumlah faktor risiko, semakin besar risiko untuk PONV. Bila faktor risiko pasien tertentu yang menaikkan risiko, atau sejarah yang kuat
dari PONV ditemui, rencana anestesi harus mencakup penggunaan agen anestesi yang kurang kemungkinannya untuk menyebabkan gangguan misalnya,
pertimbangan dari anestesi intravena total [TIVA] dengan propofol. Selain itu, pertimbangan yang kuat harus diberikan untuk penggunaan profilaksis
pencegahan, yang terbukti sangat efektif Benedict dan Tremper, 2008.
2.3.3. Penatalaksanaan PONV
Mencegah PONV lebih mudah daripada mengobatinya. Antiemetik yang digunakan dalam anestesi umum dapat dianggap sebagai yang diresepkan untuk
profilaksis dan yang diresepkan untuk rescue, atau untuk mengobati PONV. Profilaksis antiemetik biasanya diresepkan mengikuti pedoman dan protokol,
tergantung pada risiko pasien setelah operasi. Profilaksis antiemetik jarang diperlukan pada pasien dengan risiko rendah. Pasien risiko sedang dapat
mengambil manfaat dari pengobatan dengan antiemetik tunggal. Jika seorang pasien berada pada resiko tinggi menderita PONV atau jika muntah akan sangat
bermasalah, terapi kombinasi sering digunakan. Terapi rescue diindikasikan untuk pasien yang sudah gagal dengan profilaksis dan harus diberikan segera setelah
tanda-tanda mual atau muntah terjadi dengan obat yang diresepkan dari kelas yang berbeda dengan obat profilaksis yang gagal. Jika tidak ada perbaikan gejala dalam
waktu 30 menit, pengobatan harus dilanjutkan ke terapi lini berikutnya Rother, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Menurut tinjauan sistematis diterbitkan dalam Cochrane Database tahun 2008 ref.15, delapan obat yang umum digunakan dalam mengobati PONV
adalah droperidol, metoklopramid, ondansetron, tropisetron, dolasetron, deksametason, cyclizine dan granisetron. Tidak ada bukti sah yang ditemukan
mengenai perbedaan dalam keberhasilan antara obat ini Doubravska et al., 2010. Terapi antiemetik tradisional, yang merupakan first line therapy, meliputi
antikolinergik, antihistamin, antagonis D2-fenotiazin, juga sedatif ansiolitik, butyrophenones
, antagonis 5-HT3 mis. ondansetron, granisetron, dolasetron, palonosetron, kortikosteroid mis. deksametason dan kombinasinya Doubravska
et al. , 2010; Pierre dan Whelan, 2012.
Setron dan antagonis neurokinin-1 adalah obat modern yang baru-baru ini diperkenalkan dalam terapi PONV. Namun, mengingat semua mekanisme yang
mengaktifkan pusat muntah, tidak ada obat tunggal atau kelompok obat yang mampu menekan PONV secara efektif Doubravska et al., 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Anestesi Umum
Anestesi umum adalah keadaan tidak sadar sementara yang ditimbulkan oleh agen anestestik dengan hilangnya rasa nyeri dari seluruh tubuh dan relaksasi
otot pada pasien operasi mata dengan anestesi umum. Agen anestesi yang digunakan adalah :
• Premedikasi : midazolam, fentanyl • Induksi : propofol, atracurium
• Maintenance : sevoflurane
3.2.2. Jenis Tindakan pada Operasi Mata
Jenis tindakan pada operasi mata adalah semua jenis operasi pada mata yang menggunakan anestesi umum sebagai anestesinya, baik operasi intraokuler
maupun ekstraokuler pada pasien di Sumatera Eye Centre SMEC. Operasi ekstraokular, dilakukan pada struktur sekitar mata itu sendiri,
misalnya pada operasi: 1. Strabismus
2. Trabekulektomi Jenis Tindakan pada
Operasi Mata dengan Anestesi Umum
Prevalensi Postoperative Nausea
and VomitingPONV
Universitas Sumatera Utara