Dakwaan dan Tuntutan Posisi Kasus

2. Dakwaan dan Tuntutan

Dalam kasus Asian Agri Group ini Jaksa Penuntut Umum menggunakan dakwaan jenis primair dan jenis subsidair, dimana dakwaan ini bertujuan untuk menjerat pelaku tindak pidana perpajakan. Adapun isi dari dakwaan tersebut yakni: 76 a. Dakwaan primair dimana perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 39 ayat 1 huruf c jo. Pasal 43 ayat 1 Undang-Undang RI No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 16 Tahun 2000 jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP. 77 b. Dakwaan subsidair yang dikenakan yakni bahwa perbuatan terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan diancam pidana berdasarkan Pasal 38 huruf b jo. Pasal 43 ayat 1 Undang-Undang RI No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 16 Tahun 2000 jo. Pasal 64 ayat 1 KUHP. 76 Berdasarkan Dakwaan Dalam Putusan Mahkamah Agung Atas Perkara Pidana Nomor 2239 KPid.Sus2012 77 Pasal 64 ayat 1 KUHP mengatur tentang perbuatan berlanjut voortgezette samenloop. Perbuatan berlanjut merupakan salah satu bentuk dari gabungan tindak pidana yang bagi perlakunya dijatuhkan hukuman yang telah ditentukan sesuai dengan rumusan KUHP yaitu Pasal 64 yang berbunyi: Jika beberapa perbuatan perhubungan, sehingga dengan demikian harus dipandang sebagai satu perbuatan yang diteruskan, maka hanya satu ketentuan pidana saja yang digunakan walaupun masing-masing perbuatan itu menjadi kejahatan atau pelanggaran; jika hukumannya berlainan, maka yang digunakan ialah peraturan yang terberat hukuman utamanya. http:www.ombar.net200910pertanggungjawaban-terhadap-pelaku.html . Diakses pada tanggal 24 April 2014. Dalam perkara ini Jaksa Penuntut Umum mendakwa para terdakwa telah melakukan serangkaian perbuatan pidana yang berlanjut atau diteruskan dengan menerapkan ketentuan pidana yang terdapat dalam Tindak Pidana Perpajakan. Universitas Sumatera Utara Dakwaan Jaksa Penuntut Umum disusun secara subsideritas. Dengan demikian, apabila dakwaan primer tidak terbukti, maka akan dipertimbangkan dakwaan subsider, dan seterusnya. Akan tetapi, apabila dakwaan primer telah terbukti maka dakwaan berikutnya tidak perlu dipertimbangkan lagi. Surat dakwaan yang berbentuk subsidair didalamnya dirumuskan disusun beberapa tindak pidana delik secara berlapis bertingkat. Tingkatan tersebut dimulai dari delik yang paling berat ancaman pidananya sampai dengan yang paling ringan. Akan tetapi, yang sunguh-sungguh didakwakan terhadap terdakwa dan yang harus dibuktikan di depan sidang pengadilan hanya satu saja. 78 Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat tanggal 19 Desember 2011 menuntut terdakwa sebagai berikut: 79 a. Menyatakan terdakwa Suwir Laut alias Liu Che Sui alias Atak bersalah melakukan tindak pidana perpajakan yaitu telah melakukan beberapa perbuatan meskipun masing-masing merupakan kejahatan atau pelanggaran ada hubungannya sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut, wakil, kuasa, atau pegawai dari Wajib Pajak, yang menyuruh melakukan, yang turut serta melakukan, yang menganjurkan, atau yang membantu melakukan tindak pidana di bidang perpajakan, dengan sengaja menyampaikan surat pemberitahuan dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara sebagaimana dalam surat dakwaan primair. 78 H.M.A. Kuffal, Penerapan KUHAP dalam Praktik Hukum, UMM Press, Malang, 2008, halaman 209 79 Berdasarkan Tuntutan Pidana Dalam Putusan Mahkamah Agung Atas Perkara Pidana Nomor 2239 KPid.Sus2012 Universitas Sumatera Utara b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Suwir Laut alias Liu Che Sui alias Atak berupa pidana penjara selama 3 tiga tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah agar terdakwa segera ditahan, ditambah dengan denda sebesar Rp. 5.000.000.000,- lima milyar rupiah subsidair 6 enam bulan kurungan. c. Menyatakan barang bukti berupa: 80 , dipergunakan dalam berkas perkara lain yaitu tersangka Eddy Lukas, dkk. d. Menetapkan agar terdakwa, membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,-lima ribu rupiah.

3. Alasan Pengajuan Kasasi

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan MA No. 1384 K/PID/2005)

1 65 124

Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank (Studi Kasus : No.1945 / Pid.B / 2005 / PN-MDN)

2 61 120

Pertanggungjawaban Pidana Dokter (Studi Putusan Makamah Agaung Nomor 365 K/Pid/2012)

4 78 145

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K/Pid.Sus/2012)

1 23 119

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 0 9

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 0 1

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 1 17

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 1 54

Analisa Yuridis Perbuatan Pidana Dan Pertanggung Jawaban Pidana Dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2239 K Pid.Sus 2012)

0 0 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Juridis Penerapan Pidana Bersyarat dalam Tindak Pidana Perpajakan (Studi Putusan MA No. 2239 K/PID.SUS/2012)

0 0 28