Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

38 Gambar 2. Kerangka Berfikir Upaya Penangulangan Bencana LSM Daya Annisa Program PPRB-PB Unsur Pemangku Kepentingan Masyarakat Forum Pengembangan Ekonomi Lokal PEL Bencana Masyarakat Prinsip Implementasi Forum PEL: 1. Prinsip Ekonomi 2. Prinsip Kemitraan 3. Prinsip Kelembagaan Pokja Pengurangan Risiko Bencana PokjaPertanian Pokja Peternakan Pokja Kerajinan Pokja Perikanan Pokja Teknologi dan Informasi TI Pokja Pemasaran Pokja Industri Rumah Tangga IRT Pelaksanaan Program Kerja Program Kerja Evaluasi Program Meningkatkan Pendapatan Keluarga Masyarakat 39

C. Kajian Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian sebelumnya sudah mencoba mengungkap mengenai peningkatan pendapatan keluarga maka dari itu sebagai bahan pertimbangan dan referensi dalam penulisan kajian pustaka sehingga peneliti menjadikan beberapa judul penelitian berikut ini menjadi bahan kajian penelitian yang relevan, antaralain: 1. Judul Skripsi: Pemberdayaan Kaum Perempuan dalam Menunjang Peningkatan Pendapatan Keluarga Melalui Home Industry di Dusun Pelemadu, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Bantul, DIY oleh Eli Yuliawati: 2012 Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bentuk program pemberdayaan yang dilakukan oleh PKPEK dan PNM dalam hal pengembangan home industry di Dusun Pelemadu dan mengetahui peningkatan pendapatan home industry setelah adanya pemberdayaan serta perubahan proporsi pendapatan dari hasil home industry dalam menunjang peningkatan pendapatan keluarga sebelum dan seseudah adanya pemberdayaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk program pemberdayaan yang diberikan untuk mengembangkan home industry rempeyek di Pelemadu berupa pelatihan, strategi usaha, pemahaman regulasi dan peraturan pemerintah serta penguatan jaringan usaha dengan pihak lain. Adapun kenaikan rata-rata pendapatan perempuan pemilik sekaligus pengelola home industry setelah adanya pemberdayaan sebesar 97,63 dan perubahan 40 proporsi pendapatan perempuan dari hasil home industry dalam menunjang peningkatan pendapatan keluarga sebelum dan setelah adanya pemberdayaan per bulan naik rata-rata sebesar 1,4 yaitu dari 94,30 menjadi 95,70. Artinya pendapatan keluarga berasal dari home industry yang dimiliki dan dikelola perempuan. 2. Judul Skripsi: Dampak Pelaksanaan Program Pelatihan Kecakapan Hidup Life Skills Rias Pengantin Yogya Putri Terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan Kaum Perempuan oleh Puri Bhakti Renatama: 2012 Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan pelaksanaan program pelatihan kecakapan hidup rias pengantin yang diselenggarakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar SKB Bantul dan dampak dari program pelatihan kecakapan hidup rias pengantin terhadap kesempatan kerja dan pendapatan kaum perempuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1 pelaksanaan program pelatihan kecakapan hidup rias pengantin sangat bermanfaat dan dibutuhkan oleh warga belajar yang ingin mendapatkan lapangan pekerjaan ataupun mengembangkan usaha dibidang rias pengantin, 2 setelah warga belajar mengikuti program pelatihan kecakapan hidup rias pengantin terjadi perubahan mencakup pengetahuan rias pengantin, sikap dan keterampilan yang sangat mendukung dalam proses kegiatan, 3 dampak pelaksanaan dari program kecakapan hidup rias pengantin menunjukan dampak positif yaitu warga belajar dapat bekerja secara mandiri dan berkelompok memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki untuk memperoleh kesempatan kerja dan pendapatan. 41 3. Judul Skripsi: Potensi Wilayah dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Miskin Desa Kaliagung, Kecamatan Sentolo,Kabupaten Kulon Progo oleh Enita Jatu Puspita: 2012 Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui potensi wilayah Desa Kaliagung yang dimanfaatkan oleh rumah tangga miskin di daerah aksesibilitas yang berbeda dan mengetahui peran pemimpin masyarakat dalam peningkatan pendapatan rumah tangga miskin di daerah aksesibilitas yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi wilayah Desa Kaliagung adalah penghasil kelapa dan bambu, rumah tangga miskin memanfaatkannya untuk menambah penghasilan serta memelihara hewan ternak. Peran pemimpin masyarakat dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin adalah dengan memberi bantuan modal usaha melalui LKMA, memberikan penyuluhan pertanian, bantuan pupuk, memberikan penyuluhan tentang pembuatan ceriping pisang dan pemberian beras miskin. 4. Judul Skripsi: Pemberdayaan Petani melalui Gabungan Kelompok Tani Gapoktan di Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah oleh Dyah Puspita Ratna: 2012 Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan 1 bagaimana mekanisme kerja gapoktan dalam meningkatkan pengetahuan anggotanya, 2 bagaimana mekanisme kerja gapoktan dalam merubah pola pikir petani, 3 bagaimana mekanisme kerja gapoktan sebagai mediator dalam memenuhi kebutuhan modal untuk usaha pertanian anggotanya, 4 bagaimana usaha gapokta dalam 42 mengkoordinasikan hasil pertanian untuk mendapatkan nilai jual yang lebih tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 mekanisme gapoktan dalam meningkatkan pengetahuan a melalui pertemuan pengurus kelompok tani dari masing-masing dusun di tingkat desa, b pertemuan kelompok tani yang dihadiri oleh pengurus gapoktan dan PPL sebagai narasumber, c pertemuan antara gapoktan, PPL dan anggota gapoktan, 2 usaha yang dilakukan gapoktan dalam merubah pola pikir anggota dengan a study banding, b pelatihan keterampilan, 3 mekanisme gapoktan sebagai mediator dalam memenuhi kebutuhan modal untuk usaha pertanian anggotanya adalah denga a gapoktan mengjoordinasikan kebutuhan anggota gapoktan melalui kelompok tani untuk mendapat benih unggul, pupuk dan obat-obatan, b gapoktan bekerjasama dengan KUD dan BRI untuk memfasilitasi petani yang membutuhkan modal untuk biaya usaha taninya, 4 usaha gapoktan dalam mengkoordinasikan hasil atau produksi pertanian agar mendapat nilai jual yang lebih tinggi antara lain a gapoktan menampung hasil petani dengan harga yang layak, b gapoktan bekerjasama dengan KUD dan pedagang untuk membeli hasil tani dengan nilai jual yang memberikan untung pada petani, c gapoktan bekerjasama dengan BUMN seperti Dolog yang ditugasi oleh pemerintah untuk menampung gabah maupun beras dengan standar harga yang telah ditentukan oleh pemerintah sehingga petani mendapatkan nilai jual yang tinggi.