Hasil Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Namun dengan kategori tidak efisiennya kondisi keuangan RSUD Wonosari dapat dipahami karena mengingat tujuan utama berdirinya
RSUD Wonosari adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat, sehingga jumlah realisasi pendapatan
tidak menjadi prioritas utama organisasi. Berikut ini adalah rincian pendapatan yang diperoleh oleh RSUD
Wonosari: Tabel 5.6. Rincian Pendapatan RSUD Wonosari
Jenis Pendapatan Pendapatan Fungsional
1 Instalasi Rawat Darurat
2 Instalasi Rawat Jalan
3 General Check-Up
4 Instalasi Rawat Inap
5 Instalasi Rawat Intensif ICU
6 Instalasi Bedah Sentral IBS
7 Persalinan Partus
8 Farmasi dan Gas Medis
9 Instalasi Laboratorium
10 Instalasi Radiologi 11 Fisiotherapy
12 Instalasi Elektromedik 13 Instalasi Pemulasraan Jenazah
14 Ambulance dan Ambulance Jenazah
Pendapatan Lain-lain
1 Parkir dalam lokasi
2 Visum Et Repertum
3 BPJS Jamkesmas, BPJS, Askes
4 Inhealth
5 Jamkessos
6 JamkestaJamkesda
Pendapatan Kerjasama Pihak keIII Pendapatan Jasa Giro
Pendapatan PKL
Sumber: Bagian Keuangan RSUD Wonosari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Rasio Efektifitas Rasio efektifitas yaitu rasio yang menggambarkan berhasil atau
tidaknya institusi dalam mencapai tujuannya. Dalam hal ini adalah dengan membandingkannya realisasi pendapatan dengan target
pendapatan yang ditetapkan.
Rasio Efektifitas = Realisasi Pendapatan
Anggar an Pendapatan × 100
Rasio Efektifitas Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari pada tahun 2012 sampai 2014 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.7 Rasio Efektifitas RSUD Wonosari Tahun 2012 – 2014
Tahun Realisasi
Pendapatan Anggaran
Pendapatan Rasio
Efektifitas 2012
16.581.327.335 22.089.828.500
75,06 2013
22.069.956.270 23.709.373.294
93,08 2014
34.512.068.337,36 31.737.656.000
108,74 Sumber: Bagian Keuangan RSUD Wonosari
Apabila dilihat dari tabel di atas, perolehan pendapatan atau realisasi pendapatan mengalami peningkatan. Di tahun 2012 rasio
efektifitas sebesar 75,06, dan untuk 2013 rasio efektifitas berada di angka 93,08, sedangkan pada tahun 2014 rasio efektifitas sebesar
108,74. Pendapatan yang diperoleh oleh RSUD Wonosari merupakan
pendapatan asli daerah. Pendapatan asli daerah PAD merupakan semua penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam
wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sumber
pendapatan yang diperoleh oleh rumah sakit merupakan pendapatan fungsional. Pendapatan fungsional meliputi pendapatan operasional,
pendapatan lain-lain, pendapatan jasa giro, dan pendapatan dari pihak ke III.
Melihat dari penetapan anggaran dan realisasi untuk penentuan indikator efektifitas ini, rasio efektifitas untuk RSUD Wonosari di
tahun 2012 tidak efektif. Hal ini dapat dilihat dari rasio efektifitas yang jauh dari angka 100. Di tahun 2012 target pendapatan yang
ditetapkan adalah Rp22.089.828.500,00, sedangkan realisasi pendapatannya hanya Rp16.581.327.335,00. Artinya terdapat selisih
kurang atas realisasi pendapatan sebesar Rp5.508.501.165,00 dari anggaran. Meskipun begitu rasio efektifitas RSUD Wonosari ini dari
tahun ke tahun cenderung menunjukkan arah perbaikan, dimana pada tahun 2013 rasio efektifitas sebesar 93,08 artinya terdapat selisih
kurang Rp1.639.417.024,00 dari anggarannya. Untuk tahun 2014 rasio efektifitas RSUD Wonosari sebesar 108,74 atau mampu
menghasilkan pendapatan sebesar 1,08 kali dari yang ditargetkan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan RSUD Wonosari mulai
mengarah pada efektif meskipun kinerja keuangan dikategorikan tidak efektif, terbukti dari tercapainya anggaran pendapatan yang telah
dibuat sebelumnya untuk tahun 2014. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Hasil Penilaian Kinerja dari Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan indikator tentang bagaimana
pelanggan melihat organisasi dan bagaimana organisasi memandang mereka. Indikator yang dapat digunakan untuk menilai bagaimana
pelanggan memandang organisasi adalah tingkat kepuasan pelanggan yang bisa diketahui melalui survey pelanggan, sikap dan perilaku mereka yang
dapat diketahui dari keluhan-keluhan yang mereka sampaikan Mahsun, 2006:168. Teknik pengukuran perspektif ini menggunakan hasil
kuesioner dan data jumlah pasien. Jumlah kuesioner yang dibagikan kepada pelanggan sebanyak 100 dan
yang kembali hanya 63 kuesioner dan semuanya memenuhi syarat untuk diolah, sedangkan total pernyataan dalam kuesioner adalah sebanyak 11
sebelas pernyataan. Proses penyebarannya dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pasien rawat inap RSUD Wonosari.
a. Hasil Kuesioner 1 Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Jasa yang diberikan Rumah
Sakit Strategi ini diukur dengan menggunakan empat ukuran, yaitu
pengobatan yang memuaskan selama menjalani perawatan di RS, keramahan semua karyawan rumah sakit, kenyamanan saat berada
di dalam rumah sakit, serta sistem layanan administrasi dan keuangan yang mudah.
Tabel 5.8. Hasil Kuesioner terhadap Pelayanan Jasa yang Diberikan Indikator
Pernyataan Kuesioner
Jumlah Responden SS
S RR
TS STS
Pelayanan Jasa yang diberikan
1 18
45 2
23 36
4 3
18 44
1 8
16 40
7 Bobot Skor
5 4
3 2
1 Skor
375 660
36 Total Skor
1071 Rata-rata skor indikator
267,75 Sumber: Data Primer diolah
Keterangan : rata-rata skor indikator diperoleh dari membagi total skor dengan jumlah pernyataan
Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor tertinggi Y dan skor terendah X untuk item penilaian dengan
sebagai berikut: Y = Skor Tertinggi likert x Jumlah Responden
= 5 x 63 = 315
X = Skor Terendah likert x Jumlah Responden = 1 x 63
= 63 Rumus Index = Rata-rata Skor Indikator Y x 100
= 267,75 315 x 100 = 85
Tabel 5.9. Kriteria Penilaian Rata-rata Seluruh Responden terhadap Jasa yang Diberikan Rumah Sakit
Responden Kategori
0 - 19,99 Sangat Tidak Setuju
20 - 39,99 Tidak Setuju
40 - 59,99 Ragu-ragu
60 - 79,99 Setuju
80 - 100 Sangat Setuju
Sumber: Sugiyono 2001 Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa 85
responden sangat setuju atas pernyataan yang diajukan melalui kuesioner dan dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan jasa yang diberikan rumah sakit adalah sangat tinggi. Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan jasa
pelayanan kepada pasien yang membutuhkan pengobatan. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat harus
mampu meningkatkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya KMRI. NO. 1087 MENKES SK VII 2010. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Kepuasan Pasien terhadap Kecepatan dan Tepat Waktu Pelayanan. Strategi ini diukur dengan menggunakan tiga ukuran, yaitu
pemeriksaan yang rutin oleh dokter, kecepatan pelayanan yang diberikan perawat, serta pemberian obat dan makanan yang selalu
tepat waktu. Tabel 5.10. Hasil Kuesioner terhadap Kecepatan dan Ketepatan
Waktu Pelayanan Indikator
Pernyataan Kuesioner
Jumlah Responden SS
S RR
TS STS
Kecepatan dan Ketepatan
Waktu Pelayanan
4 23
37 2
1 5
20 41
1 1
6 36
26 1
7 32
30 1
Bobot Skor 5
4 3
2 1
Skor 555
536 15
2 1
Total Skor 1109
Rata-rata skor indikator 277,25
Sumber: Data Primer diolah Keterangan : rata-rata skor indikator diperoleh dari membagi total
skor dengan jumlah pernyataan Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor
tertinggi Y dan skor terendah X untuk item penilaian dengan sebagai berikut:
Y = Skor Tertinggi likert x Jumlah Responden = 5 x 63
= 315 X = Skor Terendah likert x Jumlah Responden
= 1 x 63 = 63
Rumus Index = Rata-rata Skor Indikator Y x 100 = 277,75 315 x 100
= 88,02 = 88
Tabel 5.11. Kriteria Penilaian Rata-rata Seluruh Responden terhadap Kecepatan dan Ketepatan Waktu Pelayanan
Responden Kategori
0 - 19,99 Sangat Tidak Setuju
20 - 39,99 Tidak Setuju
40 - 59,99 Ragu-ragu
60 - 79,99 Setuju
80 - 100 Sangat Setuju
Sumber: Sugiyono 2001 Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa 88
responden sangat setuju atas pernyataan yang diajukan melalui kuesioner dan tingkat kepuasan pasien terhadap kecepatan dan
ketepatan waktu pelayanan rumah sakit adalah sangat tinggi. Kecepatan dan ketepatan waktu sangatlah penting dalam
memberikan pelayanan kepada pasien. Hal ini dapat mencerminkan tingkat profesionalisme para pekerja rumah sakit. Semakin tinggi
tingkat kecepatan dan ketepatan waktu yang diberikan, maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan dan kepuasan masyarakat
terhadap profesionalisme para pekerja rumah sakit tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Kepuasan Pasien terhadap Fasilitas yang Memadai Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran yaitu fasilitas
yang bagus dan memadai. Tabel 5.12. Hasil Kuesioner terhadap Fasilitas yang Memadai
Indikator Pernyataan
Kuesioner Jumlah Responden
SS S
RR TS
STS Fasilitas yang
Memadai 9
15 41
4 3
Bobot Skor 5
4 3
2 1
Skor 75
164 12
6 Total Skor
257 Rata-rata skor indikator
257 Sumber: Data Primer diolah
Keterangan : rata-rata skor indikator diperoleh dari membagi total skor dengan jumlah pernyataan
Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor tertinggi Y dan skor terendah X untuk item penilaian dengan
sebagai berikut: Y = Skor Tertinggi likert x Jumlah Responden
= 5 x 63 = 315
X = Skor Terendah likert x Jumlah Responden = 1 x 63
= 63 Rumus Index = Rata-rata Skor Indikator Y x 100
= 257 315 x 100 = 81,59
= 82 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.13. Kriteria Penilaian Rata-rata Seluruh Responden terhadap Fasilitas yang Memadai
Responden Kategori
0 - 19,99 Sangat Tidak Setuju
20 - 39,99 Tidak Setuju
40 - 59,99 Ragu-ragu
60 - 79,99 Setuju
80 - 100 Sangat Setuju
Sumber: Sugiyono 2001 Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa 82
responden sangat setuju atas pernyataan yang diajukan melalui kuesioner dan dapat dikatakan tingkat kepuasan pasien terhadap
fasilitas yang dimiliki rumah sakit adalah sangat tinggi. Fasilitas yang memadai dan sesuai dengan standar dalam rumah sakit
merupakan instrumen pentingwajib yang harus diberikan rumah sakit untuk pasiennya. Pemberian fasilitas yang bagus dan sesuai
dengan kelas ruangan akan memberikan kepuasan pada pasien yang menggunakannya.
4 Kepuasan Pasien terhadap Ketrampilan dari Dokter dan Perawat Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran yaitu
ketrampilan perawat dalam mengurus pasien, serta tanggapan memuaskan dari dokterperawat atas keluhan pasien.
Tabel 5.14. Hasil Kuesioner terhadap Ketrampilan dari Dokter dan Perawat
Indikator Pernyataan
Kuesioner Jumlah Responden
SS S
RR TS
STS Ketrampilan
dari Dokter dan Perawat
10 13
35 13
2 11
9 47
7 Bobot Skor
5 4
3 2
1 Skor
110 328
60 4
Total Skor 502
Rata-rata skor indikator 251
Sumber: Data Primer diolah Keterangan : rata-rata skor indikator diperoleh dari membagi total
skor dengan jumlah pernyataan Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor
tertinggi Y dan skor terendah X untuk item penilaian dengan sebagai berikut:
Y = Skor Tertinggi likert x Jumlah Responden = 5 x 63
= 315 X = Skor Terendah likert x Jumlah Responden
= 1 x 63 = 63
Rumus Index = Rata-rata Skor Indikator Y x 100
= 251 315 x 100 = 79,68
= 80 Tabel 5.15. Kriteria Penilaian Rata-rata Seluruh Responden
terhadap Ketrampilan dari Dokter dan Perawat Responden
Kategori 0 - 19,99
Sangat Tidak Setuju 20 - 39,99
Tidak Setuju 40 - 59,99
Ragu-ragu 60 - 79,99
Setuju 80 - 100
Sangat Setuju Sumber: Sugiyono 2001
Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa 80 responden sangat setuju atas pernyataan yang diajukan melalui
kuesioner dan dapat dikatakan tingkat kepuasan pasien terhadap ketrampilan yang dimiliki dokter dan perawat rumah sakit adalah
sangat tinggi. Tujuan utama rumah sakit adalah memberikan pengobatan bagi yang membutuhkan demi meningkatkan derajat
kesehatan dalam masyarakat. Dalam hal ini ketrampilan dari dokter dan perawat tentunya sangat dibutuhkan.
b. Hasil Data Jumlah Pasien Berdasarkan data jumlah pasien yang diperoleh dari dokumentasi data
RSUD Wonosari digunakan untuk mengetahui tingkat retensi pasien dan akuisisi pasien.
1 Retensi Pasien Adapun retensi pasien dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 5.16 Retensi Pasien RSUD Wonosari Tahun 2012 – 2014
Tahun Pasien Lama
orang a
Total Kunjungan kali
b Retensi
Pasien
100
2012 38.230
73.173 52,25
2013 41.906
81.037 51,71
2014 60.428
83.446 72,42
Sumber: bagian rekam medis RSUDW tahun 2012-2014 Retensi pasien RSUD Wonosari pada tabel di atas tahun 2012
sampai dengan tahun 2013 mengalami penurunan dan peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2014. Retensi pasien ini
menunjukkan bahwa rumah sakit mampu mempertahankan pelanggan atau pasien yang ada dengan melihat dari jumlah
kunjungan pasien lama yang terus meningkat. Secara umum kunjungan dari tahun ke tahun kunjungan pasien ke RSUD
Wonosari semakin meningkat. Beberapa hal yang menjadi sebab meningkatnya kunjungan pasien adalah adanya penambahan jenis
pelayanan spesialis, pemberlakuan BPJS sebagai pengganti JamkesmasJampersal dan Askes, dan diberlakukannya mekanisme
rujukan secara berjenjang. Maka dapat disimpulkan bahwa retensi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pasientingkat rumah sakit dalam mempertahankan pasien adalah cukup baik karena mengalami fluktuasi selama periode penelitian.
2 Akuisisi Pasien Adapun akuisisi pasien dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 5.17 Akuisisi Pasien RSUD Wonosari Tahun 2012-2014
Tahun Pasien Baru
orang a
Total Kunjungan kali
b Akuisisi
Pasien
100
2012 34.943
73.173 47,75
2013 39.131
81.037 48,29
2014 23.018
83.446 27,58
Sumber: bagian rekam medis RSUDW tahun 2012-2014 Akuisisi pasien RSUD Wonosari pada tabel di atas tahun 2012
sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan dan penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2014. Penurunan akuisisi pasien
kurang nyamannya pasien yang disebabkan oleh banyaknya pasien yang harus antri untuk masuk perawatan akibat adanya beberapa
ruang perawatan yang sangat sibuk dan padat serta adanya beberapa ruang perawatan yang belum optimal, upaya sterilisasi
yang belum intensif dengan penuhnya ruang perawatan, dan pengurangan kapasitas tempat tidur akibat adanya
renovasirehabilitasi. Hal ini menunjukkan bahwa penyebab tersebut mengakibatkan rumah sakit masih kurang mampu menarik
pasien baru sehingga mengalami penurunan. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan rumah sakit dalam
menarik pasien baru adalah cukup baik karena mengalami fluktuasi selama periode penelitian.
3. Hasil Penilaian Kinerja dari Perspektif Proses Bisnis Internal a. Tahap Inovasi
Semakin banyaknya rumah sakit di Indonesia, maka setiap rumah sakit semakin dituntut untuk membuka atau mengembangkan jasa baru
yang dapat diberikan kepada masyarakat. Sehingga dengan adanya inovasi maka semakin besar peluang rumah sakit untuk mendapatkan
pasien yang lebih besar. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan RSUD Wonosari di
tahun 2012 sampai tahun 2014 antara lain: pelayanan medik yang meliputi pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan rawat
darurat, pelayanan intensif, pelayanan hemodialisa, pelayanan spesialis orthopedik; pelayanan penunjang medik dan teknik medik yang
meliputi pelayanan registrasi pasien dan admnistrasi jaminan pelayanan kesehatan, pelayanan laboratorium, pelayanan radiologi,
pelayanan elektromedik, pelayanan gizi, pelayanan rekam medik dan medikolegal, pelayanan sanitasi; pelayanan administrasi dan humas
yang meliputi pelayanan administrasi umum, pelayanan administrasi keuangan, diklat dan PPID.
Dilihat dari data rumah sakit, proses inovasi di RSUD Wonosari selama tahun 2012 sampai dengan 2014 hanya terjadi penambahan dua
jasa pelayanan kesehatan baru yang ditawarkan yakni pelayanan cuci PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
darah hemodialisa dan pelayanan spesialis orthopedik yang ada di tahun 2014. Hal ini menambah performance RSUD Wonosari dalam
menjawab kebutuhan masyarakat Gunungkidul. Proses Inovasi RSUD Wonosari memang masih bersifat fluktuatif. Namun untuk standar
rumah sakit tipe c seperti RSUD Wonosari untuk pelayanan cuci darah hemodialisa memang harus dimiliki. Oleh karena itu, inovasi yang
dilakukan oleh RSUD Wonosari hanya pelayanan spesialis orthopedik. b. Tahap Operasi
1. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Tabel 5.18
Trend Kunjungan Rawat Jalan dari Tahun 2012-2014 No. Jenis Kunjungan
2012 2013
2014 1 Baru Kali
34.943 39.131
23.018 2 LamaUlang Kali
38.230 41.906
60.428 Jumlah Kunjungan Kali
73.173 81.037
83.446 Sumber: bagian rekam medis RSUDW tahun 2012-2014
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2012 hingga tahun 2013 terjadi peningkatan pasien baru rawat jalan dari
34.943 menjadi 39.131. Pada tahun 2013 sampai tahun 2014 mengalami penurunan pasien baru dari 39.131 menjadi 23.018.
Untuk jumlah kunjungan rawat jalan RSUD Wonosari dari tahun 2012 sampai dengan 2014 berfluktuasi, secara umum meningkat.
Beberapa hal yang menjadi sebab meningkatnya kunjungan pasien rawat jalan adalah adanya penambahan jenis pelayanan spesialis,
pemberlakuan BPJS sebagai pengganti JamkesmasJampersal dan Askes, dan diberlakukannya mekanisme rujukan secara berjenjang.
2. Jumlah Kunjungan Rawat Inap Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja bisnis internal
ini adalah rasio-rasio yang menunjukkan kualitas pelayanan suatu rumah sakit.
Tabel 5.19 Indikator Pemanfaatan Rawat Inap Tahun 2012-2014
No. Indikator Pemanfaatan
Kinerja Rawat Inap RSUD Thn
2012 Thn
2013 Thn
2014 1
Jumlah Hari Perawatan 52.451
54.662 54.437
2 Jumlah Lama Perawatan
53.024 54.823
54.972 3
Jumlah Pasien Keluar 12.762
10.920 13.754
4 Jumlah Pasien Mati
418 456
393 5
Pasien mati 48 jam 249
245 206
6 Pasien mati 48 jam
169 211
187 7
Jumlah TT 169
173 178
8 Jumlah Hari Kalender
365 365
365 Sumber: rekam medis RSUDW
Berikut ini adalah standar nilai rasio yang digunakan untuk mengukur perspektif proses bisnis internal:
Tabel 5.20 Standar Ideal Indikator terkait dengan Pelayanan Rumah Sakit
berdasarkan Ditjen Bina Yanmed
Indikator Standar Ideal
ALOS 6 – 9 hari
BOR 60 – 85
TOI 1 – 3 Hari
BTO 40 – 50 Kali
GDR Tidak Lebih dari 45 per 1000 pasien keluar
NDR Tidak lebih dari 25 per 1000 pasien keluar
Sumber: Depkes RI 2005 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.21 Kinerja Rawat Inap RSUD Wonosari Tahun 2012-2014
No. Indikator Satuan 2012 2013 2014
Hasil Hasil
Penilaian 1
ALOS Hari
4,15 5,02
4,00 4,39
Tidak Ideal
2 BOR
85,03 86,57 83,79 85,13 Tidak
Ideal 3
TOI Hari
0,72 0,78
0,77 0,76
Ideal 4
BTO Kali
75,51 63,12 77,27 71,97 Tidak
Ideal 5
GDR Pasien 32,75 41,76 28,57 34,36
Ideal 6
NDR Pasien 13,24 19,32 13,60 15,39
Ideal Sumber: Data Sekunder diolah
Berdasarkan standar ideal terkait dengan pelayanan rumah sakit, ALOS Average Length Of Stay pada RSUD Wonosari dari
tahun 2012 – 2014 tergolong tidak ideal, karena rata-rata seorang pasien menginap hanya 4,39 hari. Sementara standar ideal ALOS
Average Length Of Stay adalah 6 – 9 hari. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ALOS Average Length Of Stay RSUD Wonosari
dibawah standar ideal. Terlalu kecilnya nilai ALOS Average Length Of Stay atau dibawah standar dapat mengurangi
kenyamanan dan kesembuhan pasien; dan dapat menyebabkan pasien kembali dirawat yang justru menambah biaya perawatan
lagi OECD, 2011. Sementara untuk BOR Bed Occupancy Ratio RSUD
Wonosari dari tahun 2012 – 2014 tidak ideal yaitu rata-rata 85,13, sementara standar idealnya adalah 60 - 85. Hal ini
menunjukkan angka BOR Bed Occupancy Ratio untuk RSUD PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wonosari tinggi. Peningkatan nilai BOR Bed Occupancy Ratio terjadi karena adanya peningkatan jumlah pasien rawat inap setiap
tahunnya, sehingga pemakaian tempat tidur menjadi lebih sering tanpa diiringi penambahan jumlah tempat tidur.
Untuk indikator TOI Turn Over Internal RSUD Wonosari ideal karena rata-rata tempat tidur kosong dari tahun 2012 – 2014
yaitu 0,76 hari, sementara standar ideal TOI Turn Over Internal adalah 1 – 3 hari. Angka TOI Turn Over Internal untuk RSUD
Wonosari tergolong rendah sehingga dapat dikatakan rumah sakit sudah efisien dalam penggunaan tempat tidur rumah sakit.
Indikator BTO Bed Turn Over Rate pada RSUD Wonosari dari tahun 2012 – 2014 tidak ideal karena rata-rata tempat tidur
dipakai sebanyak 71,97 kali, sementara standar ideal BTO Bed Turn Over Rate yaitu rata-rata dipakai sebanyak 40 – 50 kali.
Angka BTO Bed Turn Over Rate tergolong tinggi sehingga penggunaan tempat tidur rumah sakit tidak efisien karena
pemakaian sebuah tempat tidur yang terlalu sering. Indikator berikutnya adalah GDR Gross Death Rate pada
RSUD Wonosari periode tahun 2012-2014 sudah ideal karena masih berada dalam standar ideal yakni rata-rata sebanyak 34,36
pasien meninggal dari 1000 pasien keluar. Standar ideal GDR Gross Death Rate adalah tidak lebih dari 45 dari 1000 pasien
keluar. Mutu pelayanan RSUD Wonosari tergolong baik karena angka GDR Gross Death Rate rendah.
Indikator terakhir adalah NDR Net Death Rate pada RSUD Wonosari periode tahun 2012-2014 adalah ideal karena rata-rata
pasien meninggal dari 1000 pasien keluarnya adalah 15,39 pasien. Sementara standar idealnya adalah tidak lebih dari 25 per 1000
pasien keluar. Semakin rendah NDR Net Death Rate, suatu rumah sakit berarti mutu pelayanannya semakin baik. Oleh karena
itu dengan rendahnya angka NDR Net Death Rate yang dimiliki RSUD Wonosari berarti mutu pelayanan RSUD Wonosari
tergolong baik. 4. Hasil Penilaian Kinerja dari Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif ini memuat indikator tentang sampai seberapa jauh manfaat dari pengembangan baru atau bagaimana hal ini dapat memberikan
konstribusi bagi keberhasilan di masa depan. Mengukur hasil dari tindakan dan aktivitas dalam perspektif ini mungkin tidak dapat dilakukan karena
hasilnya tidak sesegera dapat diketahui dan bersifat jangka panjang. Dalam banyak kejadian, mungkin diperlukan ukuran pengganti sebagai indikator
kinerja Mahsun, 2006:173. Jumlah kuesioner yang dibagikan ke pergawaikaryawan RSUD
Wonosari sebanyak 200 dan yang kembali hanya 156 dan semuanya memenuhi syarat untuk diolah, sedangkan total pernyataan adalah
sebanyak 10 sepuluh pernyataan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Kepuasan Karyawan terhadap Peningkatan Kepuasan Kerja Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran, yaitu kepuasan
karyawan bekerja di RSUD Wonosari. Tabel 5.22. Hasil Kuesioner terhadap Peningkatan Kepuasan Kerja
Indikator Pernyataan
Kuesioner Jumlah Responden
SS S
RR TS
STS Peningkatan
Kepuasan Kerja
2 7
109 35
5 3
12 97
46 1
Bobot Skor 5
4 3
2 1
Skor 95
824 243
12 Total Skor
1174 Rata-rata skor indikator
587 Sumber: Data Primer diolah
Keterangan : rata-rata skor indikator diperoleh dari membagi total skor dengan jumlah pernyataan
Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor tertinggi Y dan skor terendah X untuk item penilaian dengan
sebagai berikut: Y = Skor Tertinggi likert x Jumlah Responden
= 5 x 156 = 780
X = Skor Terendah likert x Jumlah Responden = 1 x 156
= 156 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rumus Index = Rata-rata Skor Indikator Y x 100 = 587 780 x 100
= 75,26 = 75
Tabel 5.23. Kriteria Penilaian Rata-rata Seluruh Responden terhadap Peningkatan Kepuasan Kerja
Responden Kategori
0 - 19,99 Sangat Tidak Setuju
20 - 39,99 Tidak Setuju
40 - 59,99 Ragu-ragu
60 - 79,99 Setuju
80 - 100 Sangat Setuju
Sumber: Sugiyono 2001 Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa 75
responden setuju atas pernyataan yang diajukan dan dapat dikatakan kepuasan karyawan terhadap peningkatan kepuasan kerja yang
dilakukan rumah sakit adalah tinggi. Peningkatan kepuasan kerja karyawan sangatlah penting. Semakin meningkatnya kepuasan kerja
karyawan yang bekerja di rumah sakit tersebut, maka akan semakin meningkat pula kinerja karyawan yang selanjutnya dapat
meningkatkan kepuasan pasien. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Kepuasan Karyawan terhadap Pengembangan Karyawan Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran, yaitu pelatihan
untuk meningkatkan ketrampilan karyawan. Tabel 5.24. Hasil Kuesioner terhadap Pengembangan Karyawan
Indikator Pernyataan
Kuesioner Jumlah Responden
SS S
RR TS
STS Pengembangan
Karyawan 4
8 70
45 32
1 7
7 84
38 26
Bobot Skor 5
4 3
2 1
Skor 75
616 249
116 1
Total Skor 1057
Rata-rata skor indikator 528,5
Sumber: Data Primer diolah Keterangan : rata-rata skor indikator diperoleh dari membagi total
skor dengan jumlah pernyataan Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor
tertinggi Y dan skor terendah X untuk item penilaian dengan sebagai berikut:
Y = Skor Tertinggi likert x Jumlah Responden = 5 x 156
= 780 X = Skor Terendah likert x Jumlah Responden
= 1 x 156 = 156
Rumus Index = Rata-rata Skor Indikator Y x 100 = 528,5 780 x 100
= 67,75 = 68
Tabel 5.25. Kriteria Penilaian Rata-rata Seluruh Responden terhadap Pengembangan Karyawan
Responden Kategori
0 - 19,99 Sangat Tidak Setuju
20 - 39,99 Tidak Setuju
40 - 59,99 Ragu-ragu
60 - 79,99 Setuju
80 - 100 Sangat Setuju
Sumber: Sugiyono 2001 Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa 68
responden setuju atas pernyataan yang diajukan dan dapat dikatakan tingkat kepuasan karyawan terhadap pengembangan karyawan yang
dilakukan rumah sakit adalah tinggi. Pengembangan karyawan tentunya perlu dilakukan guna menambah kualitas kerja karyawan.
Pengembangan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan trainingpelatihan untuk meningkatkan ketrampilan kepada karyawan.
Semakin banyak pelatihan yang diberikan tentunya akan menambah ketrampilan karyawan yang berujung pada peningkatan kepuasan
pasien. c. Kepuasan Karyawan terhadap Penciptaan Iklim yang Mendorong
Motivasi Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu keterlibatan
karyawan dalam proses pengambilan keputusan, peningkatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ketanggapan terhadap kebutuhan pegawai, pemberian motivasi kepada karyawan, serta pemberian penghargaan kepada karyawan berprestasi.
Tabel 5.26. Hasil Kuesioner terhadap Penciptaan Iklim yang Mendorong Motivasi
Indikator Pernyataan
Kuesioner Jumlah Responden
SS S
RR TS
STS Penciptaan
Iklim yang Mendorong
Motivasi 1
4 46
58 46
2 5
6 51
61 32
6 6
23 65
40 27
1 8
4 58
56 34
4 Bobot Skor
5 4
3 2
1 Skor
185 880 645
278 13
Total Skor 2001
Rata-rata skor indikator 500,25
Sumber: Data Primer diolah Keterangan : rata-rata skor indikator diperoleh dari membagi total
skor dengan jumlah pernyataan Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor
tertinggi Y dan skor terendah X untuk item penilaian dengan sebagai berikut:
Y = Skor Tertinggi likert x Jumlah Responden = 5 x 156
= 780 X = Skor Terendah likert x Jumlah Responden
= 1 x 156 = 156
Rumus Index = Rata-rata Skor Indikator Y x 100 = 500,25 780 x 100
= 64,13 = 64
Tabel 5.27. Kriteria Penilaian Rata-rata Seluruh Responden terhadap Penciptaan Iklim yang Mendorong
Motivasi Responden
Kategori 0 - 19,99
Sangat Tidak Setuju 20 - 39,99
Tidak Setuju 40 - 59,99
Ragu-ragu 60 - 79,99
Setuju 80 - 100
Sangat Setuju Sumber: Sugiyono 2001
Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa 64 responden setuju atas pernyataan yang diajukan dan dapat dikatakan
tingkat kepuasan karyawan terhadap penciptaan iklim yang mendorong motivasi adalah tinggi. Penciptaan iklim yang mendorong timbulnya
motivasi diantaranya ketanggapan terhdap keinginan dan kebutuhan pegawai, pelibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan,
pemberian motivasi kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas dan inisiatif, pemberian penghargaan bagi karyawan yang
berprestasi. Penghargaan tersebut tidak selalu berwujud uang dapat berbentuk pujian atau sanjungan sebagai ungkapan pengakuan dan
penghargaan atas prestasi yang dicapai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Kepuasan Karyawan terhadap Kapabilitas Sistem Informasi Strategi ini diukur dengan menggunakan satu ukuran strategik, yaitu
karyawan dapat mengakses semua informasi yang dibutuhkan. Tabel 5.28. Hasil Kuesioner terhadap Kapabilitas Sistem Informasi
Indikator Pernyataan
Kuesioner Jumlah Responden
SS S
RR TS
STS Kapabilitas
Sistem Informasi
9 14
67 51
24 10
24 76
41 15
Bobot Skor 5
4 3
2 1
Skor 190
572 276
78 Total Skor
1116 Rata-rata skor indikator
558 Sumber: Data Primer diolah
Keterangan : rata-rata skor indikator diperoleh dari membagi total skor dengan jumlah pernyataan
Untuk mendapatkan hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor tertinggi Y dan skor terendah X untuk item penilaian dengan
sebagai berikut: Y = Skor Tertinggi likert x Jumlah Responden
= 5 x 156 = 780
X = Skor Terendah likert x Jumlah Responden = 1 x 156
= 156 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rumus Index = Rata-rata Skor Indikator Y x 100 = 558 780 x 100
= 71,54 = 71
Tabel 5.29. Kriteria Penilaian Rata-rata Seluruh Responden terhadap Kapabilitas Sistem Informasi
Responden Kategori
0 - 19,99 Sangat Tidak Setuju
20 - 39,99 Tidak Setuju
40 - 59,99 Ragu-ragu
60 - 79,99 Setuju
80 - 100 Sangat Setuju
Sumber: Sugiyono 2001 Berdasarkan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa 71
responden setuju atas pernyataan yang diajukan dan dapat dikatakan tingkat kepuasan karyawan terhadap kapabilitas sistem informasi
rumah sakit adalah tinggi. Kapabilitas sistem informasi yang dimaksudkan dalam indikator adalah karyawan dapat mengakses
semua informasi yang dimaksudkan dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan diberikan dengan jelas.
103