Tata Cara Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

Kefarmasian di Apotek berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2007 tersebut.

G. Kesulitan Penelitian

Terdapat beberapa kesulitan dalam penelitian ini, yaitu : 1. tidak semua Apoteker di apotek Kota Yogyakarta bersedia menjadi responden. 2. tidak dilakukannya orientasi untuk membuat sampling frame, yang bertujuan untuk menentukan jumlah apoteker yang bersedia mengisi kuesioner sebagai populasi, sebelum menentukan jumlah sampel. 3. tidak dilakukannya wawancara kepada responden berkaitan dengan alasan responden terhadap tiap jawaban yang diberikan. 4. sulit untuk mengetahui perbandingan tingkat pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dari setiap responden. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Deskripsi Responden

Karakteristik responden yang ditanyakan meliputi : umur, posisi di apotek, pengalaman kerja sebagai apoteker di apotek yang sekarang, adanya pekerjaan lain, waktu kerja di apotek dalam seminggu dan waktu kerja di apotek dalam sehari. 1. Umur responden Hasil penelitian menunjukkan responden yang berada pada rentang usia antara 21-35 tahun sebesar 73,92, 36-50 tahun sebesar 4,35 dan yang berusia lebih dari 50 tahun sebesar 21,74. Gambaran mengenai rentang usia responden dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. Umur Responden

73.92 4.35

21.74 21-35 thn

36-50 thn 50 thn Gambar 1. Diagram Umur Respoden Gambar 1 di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden, yaitu sebanyak 73,92 berada dalam rentang usia antara 21-35 tahun yang mana rentang usia tersebut merupakan usia produktif untuk masa kerja 37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI seseorang. Menurut penelitian yang dilakukan Harvard Growth Study, proses pertumbuhan dan perkembangan intelegensi diawali pada usia remaja dan mencapai puncaknya pada usia 30 tahun. Pada usia tersebut seseorang mampu berpikir hipotetik dan dapat menguji secara sistematik berbagai penjelasan mengenai kejadian-kejadian tertentu dan dapat memahami prinsip-prinsip abstrak yang berlaku Azwar, 1999. Berdasarkan keterangan tersebut diharapkan responden dapat memahami dan mengisi kuesioner dengan lebih baik. 2. Posisi responden di apotek Menurut Permenkes Nomor 922 tahun 1993, apoteker di apotek ada yang disebut Apoteker Pengelola Apotek APA, Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti. Responden dalam penelitian ini adalah Apoteker Pengelola Apotek atau Apoteker Pendamping yang bersedia mengisi kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 95,65 responden merupakan Apoteker Pengelola Apotek APA dan sisanya sebesar 4,35 merupakan Apoteker Pendamping. Tabel I. Posisi Responden di Apotek No Posisi responden di apotek Jumlah Persentase n = 23 1 Apoteker Pengelola Apotek 22 95,65 2 Apoteker Pendamping 1 4,35 Total 23 100 Tabel I di atas memperlihatkan bahwa seluruh responden merupakan apoteker, baik Apoteker Pengelola Apotek maupun Apoteker Pendamping sesuai yang diharapkan oleh peneliti sehingga diharapkan responden dapat mengisi kuesioner dengan baik dan dapat diketahui pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek tersebut, karena seorang apoteker lebih paham mengenai segala sesuatu yang terjadi di apotek dibandingkan staf lainnya. 3. Pengalaman kerja responden sebagai apoteker di apotek yang sekarang Hasil penelitian menunjukkan responden yang memiliki pengalaman kerja sebagai apoteker di apotek yang sekarang selama kurang dari 1 tahun sebesar 4,35, 1-5 tahun sebesar 60,87, 6-10 tahun sebesar 13,04 dan yang bekerja lebih dari 10 tahun sebesar 21,74. Gambaran mengenai pengalaman kerja responden sebagai apoteker di apotek yang sekarang dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. Pengalaman Kerja sebagai Apoteker di Apotek 4.35

60.87 13.04

21.74 1 thn

1-5 thn 6-10 thn 10thn Gambar 2. Diagram Pengalaman Kerja Responden sebagai Apoteker di Apotek yang Sekarang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar pelayanan kefarmasian di apotik - [PERATURAN]

0 6 12

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Gunungkidul.

0 1 175

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Bantul.

0 2 159

Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di Kabupaten Sleman periode Oktober-Desember 2006.

0 8 127

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Kulon Progo.

0 1 133

Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 131

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Kulon Progo - USD Repository

0 1 131

Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di apotek berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di Kabupaten Sleman periode Oktober-Desember 2006 - USD Repository

0 0 125

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Bantul - USD Repository

0 0 157

Kajian pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Kepmenkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 di apotek-apotek Kabupaten Gunungkidul - USD Repository

0 0 173