8. Korelasi Pengukuran Body Fat terhadap Rasio LDLHDL dalam Darah. 9. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Pangul
terhadap Rasio LDLHDL dalam Darah. 10. Korelasi Pengukuran Body Mass Index BMI dan Body Fat terhadap
Tekanan Darah. 11. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Pangul terhadap
Tekanan Darah. 12. Korelasi Pengukuran Body Mass Index BMI dan Body Fat terhadap
Glukosa Dalam Darah. 13. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Pangul
terhadap Glukosa Dalam Darah.
G. Teknik Sampling
Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara non-random sampling dengan jenis purposive sampling. Teknik non-random sampling adalah
proses pemilihan sampel dimana tidak semua anggota dari populasi memiliki kesempatan untuk dipilih. Pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada
suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya Ronny, 2003.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa meteran Butterfly
®
, leaflet, dan Informed consent. Pemeriksaan kadar trigliserida dalam darah
dilakukan oleh laboratorium Parahita
®
menggunakan Architect c System™ dan Aeroset System.
I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi awal
Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma. Jumlah
mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma yang diperoleh yaitu 3.628 orang. Menurut Spiegel dan Stephens 2007, penelitian
korelasi diperlukan minimal 30 subyek. Pengambilan sampel sebanyak 129 orang, terdiri dari 60 laki-laki dan 69 perempuan yang memenuhi kriteria inklusi
penelitian. Pemberian leaflet dan briefing merupakan komunikasi langsung yang digunakan untuk meminta kesediaan subyek untuk berpartisipasi dalam penelitian.
2. Permohonan izin dan kerja sama
Permohonan izin yang pertama diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada untuk
memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah. Permohonan izin yang kedua diajukan kepada Rektorat Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
untuk memperoleh izin melaksanakan penelitian.
Permohonan kerjasama diajukan kepada laboratorium Parahita
®
dan calon responden berupa surat persetujuan informed consent.
3. Pencarian responden
Sesudah mendapatkan surat ijin penelitian dari Wakil Rektor III Universitas Sanata Dharma kemudian dilakukan pencarian responden. Pencarian
responden yang menjadi sampel dari populasi dilaksanakan dengan komunikasi langsung. Peneliti bertemu responden dan menjelaskan tujuan penelitian dan
pentingnya penelitian yang dilakukan kepada calon responden. Kemudian responden diikutsertakan peneliti untuk mengikuti briefing pada tanggal 11
Agustus 2012. Pada briefing tersebut akan diberikan leaflet dan pemberian edukasi tentang pengukuran antropometri, standar beberapa nilai antropometri
BMI, skinfold thickness, lingkar pinggang, rasio lingkar pinggang panggul dan perannya sebagai prediktor faktor risiko abnormalitas metabolik.
Calon responden yang bersedia terlibat dalam penelitian akan mencantumkan nama, usia, nomor telepon, alamat rumah pada informed consent
dan menandatangani informed consent pada saat briefing sebagai pernyataan kesediaan untuk ikut dalam penelitian ini secara sukarela. Surat persetujuan
informed consent merupakan bukti tertulis pernyataan kesediaan responden untuk ikut serta dalam penelitian. Informed consent pada penelitian ini sesuai
standar dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
Kemudian responden dihubungi kembali untuk menanyakan kepastian tanggal pelaksanaan penelitian yang dipilih. Satu hari sebelum penelitian
responden dihubungi kembali untuk memberikan konfirmasi ulang tentang tempat
pelaksanaan pengukuran parameter dan mengingatkan persyaratan yang harus dipenuhi sebelum pengukuran parameter yaitu berpuasa selama 8-10 jam.
Penyebaran informasi dan konfirmasi kepada responden tentang pelaksanaan penelitian dilakukan menggunakan short message system sms dan
menggunakan telepon apabila responden tidak memberi konfirmasi melalui sms dan tidak hadir ketika pengukuran parameter.
4. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
Dua hal penting dalam kaitannya dengan pengukuran, yaitu validitas dan realibilitas. Kedua hal ini penting karena pengukuran terhadap obyek penelitian
menggunakan instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas berhubungan
dengan konsistensi. Suatu penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang di ukur. Jika hasil penilaian
tersebut konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya. Presisi merupakan parameter yang harus dipenuhi dalam validitas dan
realibilitas Ronny, 2003. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2011 alat
kesehatan dikatakan baik bila Koefisien Variasi CV≤5. Pengujian reliabilitas instrumen meteran dilakukan dengan menghitung hasil pengukuran dari masing-
masing instrumen sebanyak 5 kali. Koefisien variasi yang dihasilkan pada validasi meteran pengukur lingkar pinggang pada wanita dan pria sebesar 0,25 dan
0,21 secara berurutan dan meteran pengukur lingkar panggul sebesar 0 dan
0 secara berurutan. Berdasarkan nilai koefisien variasi yang dihasilkan dikatakan penelitian ini memiliki nilai presisi yang baik.
5. Pengukuran parameter
Parameter yang diukur adalah lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang panggul. Pengambilan darah responden untuk memeriksa kadar
trigliserida dilakukan oleh tenaga ahli dari laboratorium Parahita
®
. Pengukuran antropometri dilakukan oleh peneliti. Pengukuran lingkar pinggang dan rasio
lingkar pinggang panggul dilakukan dengan meminta responden untuk membuka celana dan menaikkan baju. Kemudian pengukuran dilakukan pada posisi
responden berdiri tegak, telapak kaki rapat, lengan berada di samping, dan saat responden ekspirasi normal. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan
melingkarkan meteran di pertengahan antara iliac crest dengan tulang rusuk terbawah pada saat ekspirasi normal, sedangkan lingkar panggul diukur dengan
melingkarkan meteran di atas greater trochanter. Pengukuran parameter dilakukan di Kampus III Universitas Sanata
Dharma Paingan dalam 2 tahap, yaitu tahap pertama pada tanggal 8 September 2012 dan tahap kedua tanggal 15 September 2012. Pada pengambilan data
pertama jumlah responden yang hadir adalah 33 responden wanita dari 48 responden yang bersedia bekerjasama dan 20 responden pria dari 26 responden
yang bersedia bekerjasama. Pengambilan data kedua dengan jumlah responden yang hadir adalah 36 responden wanita dari 41 responden wanita yang bersedia
bekerjasama dan 40 responden pria dari 56 responden pria yang bersedia bekerjasama. Dua data responden wanita dan satu data responden pria dieksklusi
karena responden tidak berpuasa, sehingga digunakan 129 data responden dalam penelitian. Skema responden dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 1. Skema Responden Penelitian
6. Pembagian hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri
Hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antropometri diberikan secara personal kepada masing-masing responden. Responden diberikan pemahaman
untuk membaca hasil pemeriksaan darah dan pengukuran antopometri.
J. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh diolah secara statistik. Uji normalitas digunakan untuk melihat distribusi data Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro Wilk. Suatu
data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,05. Setelah mengetahui distribusi data, dilakukan uji hipotesis komparatif antara dua
kelompok data dan uji korelasi.
Data juga diuji hipotesis komparatif antara rerata kadar trigliserida pada kelompok LP80 dengan kelompok LP≥80 dan RLPP0,85 dengan RLPP≥0,85
pada wanita. Pada pria antara kelompok LP90 dengan kelompok LP≥90 dan RLPP0,90 dengan RLPP≥0,90. Normalitas data kadar trigliserida antara kedua
kelompok lebih dahulu diuji menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah data 50. Bila data terdistribusi normal maka digunakan uji t tidak berpasangan
sedangkan bila data terdistribusi tidak normal digunakan uji Mann-Whitney. Hasil uji statistik dikatakan terdapat perbedaan yang bermakna antara dua kelompok
data apabila nilai p0,05 Dahlan, 2011. Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila
data terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data tidak terdistribusi normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95. Data dikatakan memiliki
korelasi yang bermakna bila nilai p˂ 0,05 dan kekuatan korelasi dinyatakan melalui koefisien korelasi Dahlan, 2011.
Tabel III. Intrepretasi Hasil Uji Hipotesis Dahlan, 2011
Nilai Kekuatan Korelasi
0,00-0,199 Sangat lemah
0,20-0,399 Lemah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
K. Kesulitan Penelitian