Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

13 f. Perbedaan dengan penelitian sekarang Penelitian sekarang obyek yang diteliti adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sofina obyek yang diteliti adalah perguruan tinggi negeri Universitas Airlangga Surabaya UNAIR dan perguruan tinggi swasta yaitu Universitas Penbangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Akuntansi Perilaku

Perilaku akuntansi ini adalah merupakan pendahulu dari akuntansi dan ilmu sosial. Perilaku ini adalah memberikan perhatian tentang bagaimana perilaku manusia mempengaruhi data akuntansi dan keputusan- keputusan usaha, serta bagaimana informasi akuntansi mempengaruhi keputusan dan perilaku manusia. Akuntansi perilaku adalah suatu cabang ketiga utama dari akuntansi, yang mana perilaku ini memberikan perhatian yang lebih antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, termasuk didalamnya akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan menitik beratkan pada pelaporan untuk pemakai informasi dari luar organisasi. Sedangkan akuntansi manajemen atau akuntansi manajerial lebih memperhatikan tentang pelaporan untuk pemakai informasi dari dalam organisasi Siegel dan Marconi, 1989: 1. 14

2.2.1.1. Pengertian Akuntansi Perilaku

Menurut Siegel dan Marconi 1989: 3, pengertian akuntansi perilaku adalah “Behavioral accounting goes beyond the traditional accounting role of collecting, measuring, recording, and reporting financial information. It is that dimension of accounting concerned with human behavior and it’s relationship with the design, construction, and use of efficient accounting information system”. Bahwa akuntansi keperilakuan berkembang dari peran akuntansi secara umum yaitu mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan, sedangkan akuntansi perilaku mempunyai cakupan yang lebih luas sebab didalamnya juga mempelajari perilaku manusia dengan rancangan, bentuk, dan kegunaan dari sistem informasi akuntansi yang efisien

2.2.1.2. Tujuan Akuntansi Perilaku

Akuntansi perilaku memfokuskan pada hubungan antara manusia dan sistem akuntansi. Akuntansi perilaku juga menyadari bahwa mereka dapat merancang sistem informasi untuk mempengaruhi motivasi karyawan, moral, dan produktivitas. Akuntan perilaku percaya bahwa tujuan utama dari laporan akuntansi adalah untuk mempengaruhi perilaku agar dapat memotivasi tindakan yang diharapkan. Tujuan akuntansi perilaku Siegel dan Marconi, 1989: 6 adalah usaha untuk melakukan pengukuran dan pengevaluasian segala tindakan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan pengambilan 15 keputusan, baik yang bersifat eksternal maupun internal. Akuntansi perilaku akan memberi manajemen tidak hanya dengan informasi tentang bagaimana orang berperilaku, tapi juga dengan alasan mengapa orang- orang berperilaku seperti yang mereka lakukan dan merekomendasikan untuk mengubah perilaku yang disfungsional. Lingkup akuntansi perilaku menurut Siegel dan Marconi 1989:4 dapat dibagi menjadi 3 lingkup, yaitu : 1. Pengaruh perilaku manusia didalam desain, konstruksi, dan penggunan dari sistem akuntansi. Lingkup perilaku akuntansi ini yaitu memberikan perhatian bagaimana sikap dan filosofi manajemen yang mempengaruhi sifat dasar dari pengendalian akuntansi dan berjalannya organisasi 2. Pengaruh sistem akuntansi didalam perilaku manusia. Lingkup akuntansi perilaku ini yaitu memberikan perhatian pada bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja, dan kerjasama. 3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia. Lingkup akuntansi perilaku ketiga ini yaitu memberikan perhatian pada bagaiman sistem akuntansi dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku.

2.2.1.3. Hubungan Dengan Akuntansi Perilaku

Persepsi mahasiswa tentang profesionalisme dosen akuntansi merupakan proses untuk mempelajari perilaku manusia dengan 16 rancangan, bentuk dan kegunaan dari sistem informasi akuntansi yang efisien. Dimana akuntansi perilaku lebih memfokuskan pada hubungan antar manusia dan sistem akuntansi. Siegel dan Marconi, 1989: 3 Dalam rangka meningkatkan profesionalisme para dosen perguruan tinggi diperlukan cara kerja dosen atau efektivitas dosen secara kualitatif berkaitan dengan kemampuan dosen dalam proses belajar mengajar yang efektif. Karena komponen mahasiswa dan dosen tidak dapat dipisahkan. Dimana keberhasilan dosen dalam menyampaikan materi pelajaran sangat dipengaruhi oleh perhatian mahasiswa. Demikian pula keberhasilan mahasiswa dalam belajar juga harus didukung oleh figur guru yang memiliki kompetensi tertentu.Sofina, 2008.

2.2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa tentang

Profesionalisme Dosen Menurut Mas’ud Machfoedz 1999, persepsi mahasiswa tentang profesionalisme dosen dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : 1. Indeks Prestasi Kumulatif IPK mahasiswa 2. Pendidikan orang tua mahasiswa 3. Penghasilan orang tua mahasiswa Faktor lingkungan dan keuangan sangat mempengaruhi mahasiswa, karena keluarga merupakan kelompok sosial pertama dimana mahasiswa berinteraksi lingkungan keluarga yang ikut mempengaruhi adalah pendidikan dalam keluarga, suasana, keadaan atau struktur keluarga juga keadaan orang tua. Sedangkan keuangan adalah mengenai keadaan ekonomi mahasiswa tersebut. 17 Di dalam lingkungan keluarga dan perkembangan mahasiswa, orang tua ikut mempengaruhi perkembangan dalam pendidikan keluarga yang sangat bervariasi antara lain bebas, keras atau demokrasi, keuangan dan keluarga merupakan penunjang studi mahasiswa yang dipengaruhi faktor sosial ekonomi. Mahasiswa yang pandai dan dari keluarga terdidik atau dari keluarga dengan tingkat ekonomi tertentu mempunyai keinginan terhadap pengajar yang professional. Jadi bisa dikatakan mahasiswa yang mempunyai IPK tinggi akan lebih memperdulikan bagaimana dosennya mengajar. Demikian juga tentang pendidikan dan penghasilan orang tua, makin baik pendidikan orang tua maka diharapkan makin baik persepsi mahasiswa tentang profesionalisme dosennya dan keluarga dari ekonomi yang lebih bisa diharapkan memberikan persepsi lebih baik terhadap dosennya Machfoedz, 1999: 24 Studi tentang tingkat profesionalisme pada bidang pendidikan belum banyak dilakukan untuk akademik. Namun demikian disadari sepenuhnya bahwa profesionalisme merupakan suatu keharusan untuk mampu survive di abad 21 yang akan datang. Persaingan yang sangat tajam disegala bidang, salah satu persiapan tersebut adalah peningkatan profesionalisme para dosen perguruan tinggi.

2.2.3. Profesi dan Profesional

Profesi ialah sekumpulan orang-orang yang terlibat dalam aktivitas- aktivitas serupa yang menjadi prasarat-prasarat tertentu. 18 Menurut Hadibroto 1997 dalam Laura 2008: 17 dalam disertasinya yang berjudul “Studi perbandingan antara akuntansi Amerika dan Belanda dan pengaruhnya terhadap profesi di Indonesia”. Menulis prasarat-prasarat profesi sebagai sebagai berikut : 1. Bahwa ini harus berdasarkan suatu disiplin pengetahuan khusus. 2. Bahwa diperlukan suatu proses pendidikan tertentu untuk memperoleh pengetahuan itu. 3. Bahwa harus ada standar-standar kualifikasi yang mengatur jika mau memasukinya dan harus ada pengakuan formil mengenai statusnya. 4. Bahwa harus ada suatu norma perilaku yang mengatur hubungan antara professional dengan langganan, teman sejawat dan ada publik maupun penerimaan tanggung jawab yang tercakup dalam suatu pekerjaan. 5. Bahwa harus ada suatu organisasi yang mengabdikan diri untuk memajukan kewajiban-kewajibannya terhadap masyarakat disamping untuk kepentingan-kepentingan kelompok ini. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para anggotanya artinya pekerjaan itu tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut. Keahlian diperoleh melalui profesionalisme yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani profesi itu maupun setelah menjalankan suatu profesi. Yang sebenarnya tidak ada dalam kenyataan tetapi menyediakan suatu model status pekerjaan yang bisa diperoleh bila pekerjaan itu telah 19 mencapai profesionalisme dengan penuh. Dengan kata lain istilah profesi menunjuk kepada suatu model yang abstrak dari sekelompok pekerjaan yang telah mencapai profesionalisme dengan penuh, sedang istilah profesionalisme menunjuk kepada proses dimana suatu pekerjaan sedang mengubah sifat-sifatnya yang esensial mendekati model profesi sesungguhnya. Sofina, 2008 Sedangkan dalam kamus besar ilmu pengetahuan Dagun, 2006:893 profesi memiliki arti bidang pekerjaan atau jabatan yang memerlukan pendidikan khusus untuk mendapatkannya. Walaupun begitu, ada terdapat kesepakatan mengenai jumlah sifat yang saling berkaitan yang memadai profesi ideal. Citra tentang profesi ideal ini terdiri dari sejumlah ide tentang jenis dan sifat pekerjaan yang dijalankan oleh profesi sungguh. Fungsi pengetahuan spesialisasi dalam pelaksanaan pelayanan profesional menyangkut hubungan antara para anggota kelompok profesi dengan klien dan masyarakat, sifat kewenangan yang dimiliki oleh kelompok profesi dan cara pengambilan rekruitmen calon serta jenis pendidikan yang diperlukan bagi pekerjaannya. Jadi profesionalisasi ialah suatu perubahan dalam status suatu pekerjaan dari yang non profesi atau semi profesi ke arah profesi sesungguhnya. Sofina, 2008

2.2.4. Teori Persepsi

Teori ini menganggap orang mengembangkan sikap berdasarkan mereka mengamati dan menginterpretasikan perilaku mereka sendiri. 20 Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering mengadakan persepsi terhadap segala sesuatu yang dilihat, didengar, dan dirasa oleh panca indera yang dimiliki. Persepsi ini bukan hanya pada benda, tetapi dapat pula berupa peristiwa atau kejadian dilingkungan atau nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Sofina, 2008 Persepsi merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku seseorang. Persepsi adalah bagaimana individu melihat dan menafsirkan kejadian obyek. Individu akan bertindak berdasar persepsi mereka tanpa memperhatikan apakah persepsi tersebut menggambarkan realitas yang sebenarnya. Proses persepsi dimulai dari panca indera yaitu proses diterimanya stimulus melalui alat reseptornya, kemudian diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, akan terjadinya proses psikologisnya sehingga individu menyadari apa yang dialaminya dan dikatakan ia mengalami persepsi. Yeni, 2001: 492-493. Jadi persepsi adalah suatu proses pemberian arti kepada stimulus untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya dengan jalan menyeleksi dan mengorganisir masukan-masukan serta menginterprestasikannya, karena setiap orang memberi arti kepada stimulus, maka individu yang berbeda akan melihat hal yang sama secara berbeda pula. Yeni, 2001: 493 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990: 863 mendefinisikan “Persepsi sebagai tanggapan penerima langsung dari suatu serapan atau proses seseorang mengetahui beberapa hal mengenai inderanya”. 21 Menurut Robbins 2002: 46 persepsi adalah suatu proses dimana individu mengorganisasi dan menginterprestasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka. Sedangkan menurut Toha 1992 : 141 menyatakan bahwa persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penerimaan. Persepsi didefinisikan sebagai tanggapan penerimaan langsung dari sesuatu atau merupakan hasil melalui panca inderanya. Dalam arti yang sempit persepsi adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Leavitt, 1992: 27 Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses pemahaman, penerimaan tanggapan dalam diri seseorang terhadap suatu obyek yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh panca indera yang dimilikinya, kemudian disimpulkan sehingga akan menimbulkan penelitian terhadap obyek yang bersangkutan dalam konteks lingkungannya. Dalam penelitian ini persepsi seorang mahasiswa diukur oleh IPK mahasiswa, pendapatan orang tua, dan pendidikan orang tua yang akan mempengaruhi profesionalisme dosen dalam perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta Machfoedz, 1999. Dengan adanya teori persepsi ini mahasiswa dapat meningkatakan prestasinya berdasarkan kemampuan pribadinya dan saingan antara 22 mahasiswa yang dapat diukur dengan tingkat IPK sehingga dengan adanya persaingan antara mahasiswa akan lebih rajin dan lebih giat mengikuti perkuliahan sehingga dapat meningkatkan IPKnya. Sedangkan pendapatan dan pendidikan orang tua juga mempengaruhi keinginan mahasiswa untuk berprestasi lebih baik lagi dan sikap dari orang tua dapat membantu mengembangkan sikap dari anaknya berdasarkan bagaimana dia mengamati anaknya dan mengajarkan pada anaknya agar berperilaku lebih baik Machfoedz, 1999.

2.2.5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa tentang

Profesionalisme Dosen Akuntansi 2.2.5.1. Pengaruh IPK terhadap Persepsi Mahasiswa tentang Profesionalisme Dosen Akuntansi Analisis yang bisa dikemukakan adalah bahwa mahasiswa yang mempunyai IPK tinggi akan lebih concern bagaimana dosennya mengajar. Secara intuitif bisa dikemukakan bahwa para mahasiswa yang mempunyai nilai yang bagus atau pandai lebih demanding terhadap perilaku dosennya. Para mahasiswa kelompok ini mempunyai suatu harapan bahwa dosen yang professional akan memberikan lebih banyak kontribusi pada mahasiswa. Machfoedz, 1999: 24

2.2.5.2. Pengaruh Penghasilan Orang Tua Terhadap Persepsi Mahasiswa

tentang Profesionalisme Dosen Akuntansi Mahasiswa dari keluarga ekonomi yang lebih tinggi diharapkan memberikan persepsi lebih baik terhadap profesionalisme dosen. Analisis 23 tentang penghasilan orang tua menerangkan bahwa mahasiswa yang berasal dari keluarga mampu, pada umumnya, mempunyai banyak fasilitas dan pengalaman. Misalnya dengan membaca media massa atau melihat program-program televisi. Dengan demikian mereka akan meminta lebih banyak pada dosennya tentang profesionalisme ini dibanding mahasiswa yang kurang mampu. Machfoedz, 1999: 25.

2.2.5.3. Pengaruh Pendidikan Orang Tua Terhadap Persepsi Mahasiswa

tentang Profesionalisme Dosen Akuntansi. Makin baik pendidikan orang tua maka diharapkan makin baik persepsi mahasiswa tentang profesionalisme dosen akuntansi. Machfoedz, 1999: 24

2.3. Kerangka Pikir

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 1 98

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH PENGANTAR AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 1 103

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TENTANG PROFESIONALISME DOSEN AKUNTANSI (Studi kasus pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur).

3 12 81

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN PROFESI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK PADA MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 2 99

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

8 75 92

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur ).

0 0 79

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESIONALISME DOSEN AKUNTANSI (Studi Pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

6 19 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIFITAS MAHASISWA AKUNTANSI (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur )

0 0 16

KATA PENGANTAR - FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TENTANG PROFESIONALISME DOSEN AKUNTANSI (Studi kasus pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur)

0 0 24