2. Income  Stock  adalah  saham  yang  membayar  deviden
melebihi jumlah rata-rata pendapatan. 3.
Growth  Stocks  adalah  saham  yang  dikeluarkan  oleh perusahan yang laba dan pasarnya berkembang.
4. Speculative Stocks . Semua saham yang diperdagangkan
merupakan saham spekulatif, karena saat membeli tidak ada  kepastian  keuntungan  yang  akan  didapat  tetapi
memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa yang akan datang meskipun belum pasti.
5. Counter Cylical Stocks  adalah saham perusahaan yang
keuntungan dipengaruhi oleh siklus usaha.
2.9 Investasi
Berikut ini akan dijelaskan hal-hal yang berkaitan dengan investasi.
2.9.1. Pengertian Investasi
Menurut  Mulyadi  1991  :  85,  investasi  adalah  pengikat  sumber- sumber  jangka  panjang  untuk  menghasilkan  laba  jangka  panjang.  Orang
yang akan menginvestasikan dananya berharap untuk mendapatkan kembali dana  yang  telah  diinvestasikannnya.  Selain  itu,  Investasi  juga  disebut
sebagai uang  yang dipakai untuk menghasilkan uang E.A Koetin, 1993 : 58. Melihat dari definisi pada ahli diatas, dapat dikatakan investasi adalah
kegiatan  yang  dilakukan  untuk  memperoleh  laba  dengan  cara menginvestasikan dana pada satu atau lebih aset selama periode tertentu.
2.9.2. Resiko Investasi
Dalam berbagai aspek ekonomi, termasuk investasi tidak akan lepas dari  ketidakpastian  atau  resiko.  Suad  Husnan  2001  :  52  menjelaskan
bahwa  Resiko  adalah  kemungkinan  keuntungan  akan  menyimpang  dari keuntungan  yang  diharapkan.  Semakin  besar  nilai  hasil  suatu  investasi,
maka  akan  semakin  besar  juga  resiko  demikian  pula  sebaliknya. Penyimpangan  dari  hasil  yang  diharapkan  merupakan  resiko  dari
kepemilikan sekuritas. Menurut Aminul Amin 1994 : 10, perbedaan dari
hasil  yang  sesungguhnya  dengan  hasil  yang  diharapkan  menggambarkan
resiko dari investasi tersebut.
Agus  Sartono  1995  :  39,  mengatakan  bahwa  resiko  berarti kemungkinan  tidak  tercapainya  keuntungan  yang  diharapkan  atau
kemungkinan  return  yang  dihasilkan  menyimpang  dari  return    yang diharapkan, maka resiko akan semakin besar. Resiko ini dapat terjadi karena
lesunya  ekonomi  akibat  resesi,  adanya  persaingan  dalam  dunia  usaha, terjadi inflasi sehingga daya beli menurun, naik turunnya tingkat bunga dan
mata uang terhadap valuta asing, serta resiko yang terjadi akibat perubahan kebijakan pemerintah.
Menurut Francis Jack Clark 1976 : 318, terdapat dua macam resiko yakni resiko tidak sistematik dan sistematik. Resiko tidak sistematik adalah
resiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi sedangkan resiko yang sistematik  merupakan  resiko  yang  diakibatkan  oleh  pasar  yang  akan
mempegaruhi  semua  perusahaan  dan  tidak  dapat  dihilangkan  dengan diversifikasi seperti perang dan inflasi.
2.10 Teori Portofolio