2. Linearitas Linearitas adalah kemampuan suatu metode analisis memberikan respon
yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Linearitas dapat dinyatakan
dengan persamaam y = bx + a Harmita, 2004. Menurut APVMA 2004 koefisien korelasi yang baik bila r
0,99. 3. Spesifisitas.
Adalah kemampuan suatu metode untuk mengukur analit yang digunakan tanpa adanya intervensi dengan komponen lain yang ada di dalam campuran larutan
tersebut. Dengan adanya spesifisitas suatu metode, sehingga memungkinkan untuk mencegah adanya senyawa lain yang bukan merupakan tujuan dari penelitian dapat
terdeteksi oleh instrumen yang digunakan APVMA, 2004.
J. Landasan Teori
Radikal bebas adalah molekul atau fragmen molekul yang memiliki elektron yang tidak berpasangan pada atom atau orbital molekul, sehingga senyawa
ini bersifat reaktif dan dapat menyerang molekul yang ada di dalam tubuh manusia untuk mendapatkan pasangan elektron. Dalam tubuh radikal bebas dapat
menyerang protein, lipid, karbohidrat dan DNA, sehingga dapat menyebabkan terjadinya beberapa penyakit seperti kanker, inflamasi, jantung, penuaan dini dan
penyakit degeneratif lainnya. Secara normal di dalam tubuh terbentuk radikal bebas sebagai hasil dari metabolisme, akan tetapi radikal yang terbentuk akan menjadi
berbahaya bila tidak adanya keseimbangan antara radikal bebas yang terbentuk dengan antioksidan dalam tubuh.
Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi menjadi dua, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan alami diperoleh dari tanaman dan
biasanya merupakan senyawa fenolik, sedangkan antioksidan sintetik sebagai contohnya adalah BHA, BHT, TBHQ, dan propil galat. Penggunaan antioksidan
sintetik sudah mulai ditinggalkan karena antioksidan sintetik bila digunakan dalam jangka waktu lama dapat menjadi promotor terhadap penyakit tumor dan kanker.
Berdasarkan mekanisme kerjanya antioksidan dibedakan menjadi dua, yaitu antioksidan enzimatik dan antioksidan non enzimatik.
Beras hitam mengandung antosianin, protein, vitamin, mineral dan kandungan serat yang tinggi. Kemampuan aktivitas antioksidan dari beras hitam
disebabkan karena kandungan fenolik yang terdapat pada beras hitam. Senyawa fenolik bekerja dengan cara mereduksi radikal bebas, sehingga reaksi berantai dapat
dihentikan. Penentuan kandungan fenolik total dapat menggunakan metode Folin-
Ciocalteu. Prinsip dari metode ini adalah dengan adanya oksidasi senyawa fenolik dan reduksi kompleks fosfotungstat-fosfomolibdenum reagen Folin-Ciocalteu
yang menghasilkan kompleks berwarna biru. Warna yang terbentuk akan makin pekat setara dengan meningkatnya kadar fenolik dalam sampel.
Penentuan aktivitas antioksidan dapat menggunakan metode DPPH. Prinsip dari metode DPPH adalah adanya reduksi radikal DPPH oleh senyawa
antioksidan yang menyebabkan pemudaran warna DPPH. Biasanya senyawa antioksidan adalah senyawa fenol yang dapat mendonorkan elektronnya kepada
radikal DPPH. Kemampuan aktivitas antioksidan suatu senyawa makin meningkat sebanding dengan penurunan intensitas warna larutan DPPH.
K. Hipotesis