larutan yang dimaserasi. Ekstrak yang didapat berwarna hijau kecoklatan Lampiran 1a.
Dilakukan proses fraksinasi untuk mendapatkan ekstrak daun jambu biji yang lebih murni. Ekstrak ditambahkan dengan n-heksan untuk memisahkan
fraksi nonpolar dari etanol Lampiran 1b.Fraksi yang tidak larut n-heksan ditambahkan dengan etil asetat untuk memisahkan senyawa-senyawa yang
bersifat semipolar.Kuersetin termasuk senyawa golongan flavonoid yang larut didalam fraksi etil asetat Lampiran 1c.Untuk membuktikan ada tidaknya
kuersetin didalam fraksi etil asetat tersebut dilakukan uji KLT Kromatografi Lapis Tipis Lampiran 1d.
B. Formulasi Krim
Krim merupakan sediaan semisolid berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai
Syamsuni, 2005. Krim yang dibuat dari ekstrak daun jambu biji dapat berfungsi untuk mencegah masuknya radiasi sinar ultraviolet ke dalam kulit. Kuersetin
memiliki kemampuan sebagai
chemical sunscreen
yaitu bekerja dengan mengabsorbsi panjang gelombang pada range UV A dan UV B oleh suatu
senyawa. Radiasi yang diabsorbsi kemudian dikeluarkan kembali sebagai panas oleh getaran deeksitasi pada keadaan eksitasi Calder, 2005. Kuersetin termasuk
dalam
chemical sunscreen
karena memiliki struktur molekul aromatik terkonjugasi dengan gugus karbonil. Struktur tersebut membuat molekul dapat
mengabsorbsi intensitas sinar UV berenergi tinggi dan tereksitasi ke energi lebih tinggi. Energi yang hilang mengakibatkan molekul kembali ke energi yang lebih
rendah. Kemampuan molekul mengabsorbsi energi radiasi UV tergantung dari sistem konjugasinya kromofor serta jumlah dan jenis gugus fungsional yang ada.
Semakin terkonjugasi suatu molekul, semakin besar panjang gelombang absorbsinya Levy, 2001.
Pada dasarnya semua sediaan farmasi berupa zat aktif dan eksipien yang sesuai dalam suatu sediaan. Zat aktif yang digunakan dalam pembuatan krim ini
adalah fraksi etil asetat daun jambu biji yang memiliki kemampuan sebagai
sunscreen
. Bahan-bahan lainnya seperti, Tween 80, gliserin, Span 80, parafin cair,
cetyl alcohol
, Carbopol 940, nipagin, trietanolamina TEA, dan
aquadest
. Tween 80 dan Span 80 digunakan sebagai
emulsifying agent
yang dapat berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan fase air dan fase minyak sehingga dapat
meningkatkan stabilitas dari sediaan krim. Carbopol 940 berperan sebagai
gelling agent
yang dapat terdispersi dalam air dan dapat mengembangkan, meningkatkan viskositas serta efisien pada konsentrasi rendah sehingga digunakan sebagai agen
pensuspensi pengental dan penstabil pada emulsi Mahalingam
et al
., 2008. Triethanolamin TEA digunakan untuk mengubah gugus karboksil dari Carbopol
940 menjadi COO
-
mengakibatkan Carbopol mengembang dan menjadi lebih rigid Barry,1983. Gliserin digunakan sebagai humektan, emolien dan bahan
pengawet. Gliserin sebagai humektan digunakan untuk mempertahankan tingkat kandungan air dalam produk, dengan mengurangi penguapan air selama
pemakaian sehingga krim lebih mudah menyebar dan pembentukan kerak pada wadah dapat dihindari. Metil paraben digunakan sebagai bahan pengawet pada
sediaan krim. Parafin cair dapat berfungsi sebagai emolien yang mencegah
dehidrasi pada saat sediaan diaplikasikan ke kulit.
Cetyl alcohol
berfungsi sebagai
emulsifying agent
yang dapat membentuk fase luar yang kental.
Gambar 11. Grafik orientasi pengaruh penambahan Carbopol 940 terhadap daya sebar krim
sunscreen
Gambar 12. Grafik orientasi pengaruh penambahan Carbopol 940 terhadap viskositas krim
sunscreen
Berdasarkan gambar 12 dan 13 dapat diketahui bahwa pada penambahan Carbopol 940 sebesar 0,5 g, 0,6 g, dan 0,75 g memberikan efek yang besar
terhadap daya sebar dan viskositas dari sediaan krim
sunscreen
. Pada daerah tersebut telah memenuhi persyaratan viskositas yang diinginkan yaitu sebesar
200-300 d.Pa.s dan tidak terjadi
overlapping
. Selain itu, daya sebar yang diinginkan, yaitu sebesar 3-5 cm dan linearitas dari titik penambahan Carbopol
940 tersebut, sehingga dipilih level rendah carbopol 0,5 g dan level tingginya 0,75 g. Krim
sunscreen
yang dibuat pada masing-masing formula sejumlah 200 g. Penambahan Carbopol 940 sebesar 0,25 g tidak digunakan sebagai level rendah
karena terjadi
overlapping
dengan penambahan Carbopol 940 sebesar 0,60 g. Carbopol 940 merupakan
gelling agent
yang digunakan dalam formula krim
sunscreen
. Gelling agent yang digunakan dalam sediaan semisolid biasanya pada konsentrasi 0,5-2, akan tetapi pada formulasi ini Carbopol 940 yang
digunakan sejumlah 0,5 g dan 0,75 g sesuai dengan hasil orientasi yang telah dilakukan sebelumnya.
Carbopol 940 banyak digunakan dalam sediaan topikal karena aman dan efektif,
non-sensitizing
, tidak mempengaruhi efek biologis zat aktif, serta sifat
thickening
yang sangat baik. Carbopol 940 sebagai
gelling agent
dapat meningkatkan viskositas dari sediaan krim. Carbopol 940 merupakan suatu
polimer yang membentuk kumparan sangat erat
coiled
dalam bentuk serbuk kering. Ketika didispersikan dalam air, Carbopol 940 terdehidrasi dan sebagian
kumparannya terbuka
uncoiled
. Polimer Carbopol 940 benar-benar
uncoiled
agar Carbopol 940 dapat berfungsi dengan baik sebagai
gelling agent
. Penetralan gugus asam karboksilat pada rantai polimer dengan basa yang sesuai merupakan
mekanisme Carbopol 940 untuk
uncoiled
. Penetralan ini mengakibatkan terbentuknya muatan negatif di sepanjang rantai polimer. Gaya tolak menolak
antar muatan negatif tersebut mengakibatkan Carbopol 940 benar-benar
uncoiled
dalam struktur yang bebas Suhaime
et al
., 2012. Namun, rantai Carbopol 940 tetap akan terjalin satu sama lain menghasilkan matriks tiga dimensi untuk
meningkatkan viskositas dari krim Barry, 1983. Dalam penelitian ini basa yang digunakan untuk menetralkan Carbopol 940 adalah Trietanolamina TEA.
Carbopol 940 dapat meningkatkan viskositas tetapi akan menurunkan daya sebar dari krim karena pada umumnya daya sebar suatu sediaan berbanding
terbalik dengan viskositas sediaan tersebut. Semakin besar viskositas suatu sediaan, maka semakin kecil kemampuan sediaan tersebut untuk menyebar
Garg
et al
., 2002.
Gambar 13.Grafik orientasi pengaruh penambahan Span 80 terhadap daya sebar krim
sunscreen
Gambar 14.Grafik orientasi pengaruh penambahan Span 80 terhadap viskositas krim
sunscreen
Span 80 memiliki level rendah dan level tinggi yaitu 5 mL dan 10 mL. Penentuan level tersebut didasarkan pada hasil orientasi yang telah dilakukan
yaitu dengan mengambil lima titik untuk jumlah Span 80. Hasil orientasi menunjukkan bahwa hanya tiga titik yang memenuhi persyaratan viskositas yang
diinginkan yaitu sebesar 200-300 d.Pa.s, daya sebar yang diinginkan yaitu sebesar 3-5 cm, dan linearitas dari titik penambahan Span 80. Penentuan level tinggi dan
level rendah Span 80, yaitu 5 mL dan 10 mL berdasarkan gambar 14 dan 15 yang mengalami peningkatan dan penurunan. Peningkatan dan penurunan tersebut
menandakan bahwa Span 80 memiliki pengaruh terhadap viskositas dan daya sebar. Oleh karena itu, level rendah Span 80 sebesar 5 mL dan level tinggi Span
80 sebesar 10 mL. Hal ini bertujuan untuk melihat pengaruh yang lebih jelas dari Span 80 sebagai
emulsifying agent
terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik krim
sunscreen
yang diformulasikan. Krim
sunscreen
yang dibuat pada masing-masing formula sejumlah 200 g.
C. Penetapan nilai SPF