Astuti, 2000, dalam penelitianya mengemukakan bahawa pembelajaran kooperatif tipe STAD memberi pengaruh positif terhadap aktivitas siswa dan
peningkatan pemahaman serta perolehan pengetahuan baru disamping meningkatakan kepedulian antar anggotanya. Astuti 2000: 91, dalam
penelitiannya mengungkapakan bahawa siswa pada kelas yang pembelajarannya menggunakan kooperatif tipe STAD pada setiap aspek kemampuan pemecahan
masalah mayoriatas berada pada kategori baik. Dari segi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran dapat disimpulkan bahwa strategi belajar kooperatif dapat
meningkatkan aktivitas siswa dan mengurangi kecenderungan guru untuk menyampaikan materi dengan ceramah. Masyrifah 2005: 82, dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat mengurangi kecenderungan guru untuk mendominasi kelas.
C. KERANGKA BERFIKIR
Dari berbagai pendapat para ahli pada usia anak sekolah dasar, juga masukan dari teman sejawat dan kepala sekolah, bahwa tidak mudah membawa
siswa mampu memahami fakta dan konsep hubungan antara gaya, gerak dan energy. Ini berarti bahwa pembelajaran untuk materi tersebut memerlukan
perhatian, kesungguhan, keseriusan, ketekunan, dan kemampuan profesional. Dari kajian teori dan masalah tersebut memunculkan suatu gagasan
untuk memecahkan masalah tersebut yaitu mengarahkan pada suatu semangat
belajar dimana siswa dibawa ke situasi yang menyenangkan, yang bisa berpindah, bergerak, bekerja dan belajar baik secara sendiri maupun bersama-
sama teman. Dengan menggunakan metode STAD, dapat meningkatkan prestasi
belajar IPA di Sekolah Dasar. karena siswa secara langsung terlibat dalam proses pembelajaran yang memotivasi siswa untuk lebih giat dalam belajar, dan
materi pembelajaran langsung diperoleh siswa. Peningkatan ini terlihat dari hasil tes pada kondisi awal jumlah ketuntasan hanya 6 siswa dari 28 siswa atau
21, sikus pertama meningkat menjadi 20 siswa atau 71, dan siklus kedua meningkat lagi menjadi 26 siswa atau 93.
D. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kerangka teoritik di atas, mempertimbangkan dan merujuk pendapat pakar-pakar pendidikan, maka dapat ditarik hipotesis tindakan sebagai
berikut: “Metode STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Gunungpring 3 pada mata pelajaran IPA tentang mendeskripsikan
hubungan antara gaya, gerak, dan energi melalui percobaan gaya gravitasi, gaya gerak, dan gaya magnet”.
16
BAB III METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK. Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Ritawati, 2007 :11 “penelitian tindakan kelas
adalah bentuk refleksi diri secara kolektif yang melibatkan partisipan dalam suatu situasi sosial untuk mengembangkan rasionalosasi dan justifikasi dari praktik
pendidikan, sebagaimana yang mereka alami dalam praktik sehari- hari”. Dari
pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa penelitian yang di lakukan oleh guru terhadap masalah yang di temui dalam proses pembelajaran di kelas dengan
melibatkan partisipan Selanjutnya Suharsimi 2008:3 menyatakan “penelitian tindakan kelas
adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. Dari
pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah tindakan yang dilakukan secara bersama melihat kondisi kelas untuk mencapai
suatu tujuan yang lebih baik.