B. HASIL PENELITIAN
Pada siklus pertama diketahui pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan gaya, gerak dan energi
melaui percobaan gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet diperoleh hasil dari 28 siswa yang sudah tuntas 20 siswa. Disamping itu keterlibatan
siswa dalam pembelajaran baru 71. Tabel 4.2. Analisis Nilai Evaluasi Siklus I
No Nilai
Jumlah Siswa 1
100 2
90 3
3 80
9 4
70 7
5 60
7 6
50 2
7 40
8 30
9 20
10 10
Jumlah 28
Tabel 4.3. Partisipasi Siswa Siklus I Aktivitas
Keberanian Menjawab
Bertanya Berpendapat
Ya Tidak
Ya Tidak
Ya Tidak
Jumlah Siswa 20
8 17
11 19
9 Namun berdasarkan dari tes formatif dan hasil observasi tersebut, serta
diskusi dengan pembimbing kiranya masih perlu adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk siklus kedua.
Pada siklus kedua ini, siswa dinyatakan 93 tuntas, dari 28 siswa ada 26 siswa yang telah mencapai nilai di atas KKM pada mata pelajaran IPA
tentang hubungan gaya, gerak dan energi melaui percobaan gaya gravitasi, gaya gesek, dan gaya magnet. Respon dan keaktifan siswa selama proses
pembelajaran sedah baik, berdasarkan dari hasil tes formatif dan hasil observasi tersebut, maka pembelajaran pada siklus kedua ini dinyatakan telah
berhasil. Tabel 4.4. Analisis Nilai Evaluasi Siklus 2
No Nilai
Jumlah Siswa 1
100 2
90 12
3 80
13 4
70 1
5 60
2 6
50 7
40 8
30 9
20 10
10 Jumlah
28
Tabel 4.5. Partisipasi Siswa Siklus 2
Aktivitas Keberanian
Menjawab Bertanya
Berpendapat Ya
Tidak Ya
Tidak Ya
Tidak Jumlah Siswa
26 2
22 6
23 5
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil Penelitian di atas, dapat diketahui bahwa pada siklus pertama dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran belum menampakkan hasil
sebagaimana yang diharapkan, yaitu peningkatan interaksi dan nilai test evaluasi siswa. Pada siklus pertama nilai tuntas belajar siswa baru mencapai
71 atau 20 siswa dari 28 siswa. Kenaikan yang belum signifikan ini karena masih ada 8 siswa atau 28 yang belum menguasai materi atau belum
mencapai ketuntasan belajar. Selanjutnya berdasarkan hasil siklus pertama tersebut peneliti melakukan
kegiatan pembelajaran lebih lanjut pada siklus berikutnya, dengan tujuan agar interaksi pembelajaran, keaktifan siswa, dan nilai test evaluasi siswa semakin
meningkat. Pada siklus kedua terlihat jelas peningkatan hasil belajar siswa yang tuntas mencapai 26 siswa dari 28 siswa atau 93. Kenaikan yang
signifikan ini menunjukan bahwa proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan berhasil.Peningkatan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel. 4.6 Rekapitulasi Nilai Kegiatan Pembelajaran IPA Tiap Siklus No
Kegiatan Pembelajaran
Siswa yang Tuntas Siswa yang belum
Tuntas Rata-
Rata Banyaknya Persentase Banyaknya Persentase
1 Kondisi Awal
6 21
22 79
46 2
Siklus I 20
71 8
29 75
3 Siklus II
26 93
2 7
83 Berdasarkan tabel di atas, terlihat adanya peningkatan ketuntasan
belajar dari tiap siklus sebagai berikut:
1. Dari kondisi awal ke siklus pertama terdapat peningkatan ketuntasan
belajar siswa sebesar 50. 2.
Dari siklus pertama ke siklus kedua terjadi peningkatan ketuntasan belajar sebesar 22.
3. Dari kondisi awal ke siklus kedua menunjukkan peningkatan ketuntasan
belajar siswa sebesar 72. Dari data prosentase ketuntasan belajar hasil dari perbaikan
pembelajara IPA tersebut dapat digambarkan dalam Histogram berikut: Gambar 4.2 Histogram Prosentase Ketuntasan Belajar Tiap Siklus
Peningkatan hasil belajar pada siklus pertama belum nampak dikarenakan anak belum mengalami apa yang dipelajarai dari materi
pembelajaran hubungan antara energy, gaya dan gerak. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dia pelajari, bukan hanya
mengetahui. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang siap diterima, tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi oleh siswa yang sama.
Sedangkan pada siklus kedua telah menunjukkan kenaikan.
20 40
60 80
100
Studi Awal Siklus I
Siklus II Tuntas
Tidak Tuntas
Aktifitas belajar kolaboratif membantu mengarahkan belajar aktif Mel Silbermen, 2002. Dengan berbagai metode yang digunakan dalam
pembelajaran akan lebih memacu siswa untuk aktif mengikuti pelajaran apabila dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil akan muncul berbagai
pendapat yang memungkinkan akan terjadinya perbedaan-perbedaan. Hal itu membutuhkan rasa kebersamaan dan mampu membuat siswa memperoleh
pemahaman dan menguasai cara belajar yang tepat untuk dilakukannya. Dengan demikian proses perbaikan pembelajaran yang dilakukan
sebanyak dua siklus tersebut berimplikasi pada hasil yang menggembirakan dan memuaskan, dengan pengggunaan metode STAD dan metode variatif
lainnya, serta didukung media yang lengkap, meningkatkan keaktifan dan pemahaman serta meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini membuktikan
bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran penting dilaksanakan karena sangat mendukung dalam meningkatkan pemahaman, keaktifan dan terutama
hasil belajar siswa. Jadi proses kegiatan pembelajaran ini menunjukkan keberhasilan yang memuaskan.
43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN