Pengetahuan Umum
177
A. Mendengarkan Cerita Rakyat
Banyak cerita yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Cerita- cerita tersebut kadang masih dipercayai kebenarannya oleh masyarakat.
Ada berbagai macam cerita rakyat, baik yang berupa legenda, mite, maupun dongeng. Cerita rakyat apa saja yang kalian ketahui?
Untuk menambah wawasanmu tentang cerita rakyat, dengarkan cerita rakyat yang akan dibacakan temanmu berikut
Asal Usul Gunung Penanggungan
Dahulu kala, Pulau Jawa masih dalam keadaan terapung-apung di lautan luas. Tempatnya pun berpindah-pindah. Arus lautlah yang
membuat Pulau Jawa berpindah-pindah. Hal itu karena Pulau Jawa saat itu masih sangat ringan. Belum banyak pegunungan yang
menjadi pemberatnya.
Keadaan Pulau Jawa saat itu membuat Batara Guru prihatin. Batara Guru adalah raja para dewa. Dia dengan dibantu para dewa
bertugas menjaga seluruh dunia ciptaan Tuhan. Batara Guru mencari akal untuk membuat Pulau Jawa menjadi
berat agar tidak selalu berpindah-pindah tempat. Kegundahan hati Batara Guru diketahui oleh Batara Narada.
Batara Narada adalah dewa tertua yang menjadi penasihat Batara Guru. Batara Narada segera menemui Batara Guru. Batara Guru
berterus terang kepada Batara Narada. Batara Narada mengangguk- angguk setelah mengetahui persoalan yang membuat hati Batara
Guru gundah.
”Sebaiknya, kita potong saja puncak Gunung Mahameru di India. Potongan puncaknya kita bawa ke Pulau Jawa. Dengan begitu,
Pulau Jawa akan menjadi berat,” kata Batara Narada. ”Benar juga pendapat Kanda Narada. Baiklah, sekarang
kumpulkan para dewa. Suruh mereka memotong puncak Gunung Mahameru. Taruh potongan puncak gunung itu di Pulau Jawa” kata
Batara Guru. Batara Narada segera melaksanakan perintah Batara Guru.
Dikumpulkannya seluruh dewa. Diajaknya mereka terbang ke India untuk memotong puncak Gunung Mahameru. Potongan puncak
Gunung Mahameru itu digotong beramai-ramai oleh para dewa. Mereka menggotongnya sambil terbang.
Saat sampai di sebelah barat Pulau Jawa, para dewa kelelahan. Potongan puncak gunung itu pun meluncur jatuh. Akibatnya, Pulau
Jawa menjadi miring ke barat. ”Apa yang kalian lakukan? Lihat Akibat perbuatan kalian, Pulau
Jawa menjadi miring ke barat. Cepat ambil potongan puncak gunung itu” teriak Batara Narada.
Para dewa cepat mengambil potongan puncak gunung itu. Mereka terbang kembali sambil membawa potongan puncak gunung
Di unduh dari : Bukupaket.com
Komp Bahasa SMA 1
178
menuju ke timur. Saat dibawa menuju ke timur itulah, ada serpihan- serpihan tanah yang tercecer. Serpihan-serpihan itu jatuh dan menjadi
beberapa gunung. Di atas Pulau Jawa sebelah timur, para dewa kembali kelelahan.
Potongan puncak gunung yang mereka bawa pun jatuh lagi. Kini, Pulau Jawa menjadi miring ke timur. Namun, kemiringannya tidaklah
banyak. Batara Narada terbang berkeliling untuk
melakukan pengamatan dengan jeli. Sambil terbang berkeliling, pikirannya sibuk men-
cari akal agar Pulau Jawa dapat seimbang. Akhirnya, ditemukan juga jalan
keluarnya. Batara Narada segera menyuruh para dewa membawa terbang kembali
potongan puncak gunung yang jatuh itu. ”Ayo, ikut aku” ajak Batara Narada
pada para dewa yang membawa terbang potongan puncak gunung. ”Kalau aku bilang
jatuhkan, segera jatuhkan potongan puncak gunung itu”
Di atas sebuah tempat, Batara Narada berhenti. Ia mengamati ke bawah. Sesekali, ia juga memandang ke barat dan timur. Batara
Narada pun mengangguk-angguk puas. ”Ya, sekarang jatuhkan” ujar Batara Narada. Para dewa segera
menjatuhkan potongan puncak gunung itu. Potongan puncak gunung itu kemudian menjadi sebuah gunung. Gunung itulah yang
menanggung keseimbangan Pulau Jawa. Batara Narada menamakan gunung itu Gunung Penanggungan.
Para dewa bisa bernapas lega. Batara Narada juga tersenyum puas. Batara Narada kemudian terbang untuk melaporkan kepada
Batara Guru. ”Tugas yang Dinda bebankan kepada Kanda sudah selesai. Pulau
Jawa tak akan hanyut lagi terbawa arus lautan. Potongan puncak Gunung Mahameru sudah kuletakkan di tempat yang tepat. Potongan
puncak Gunung Mahameru itu telah menjadi sebuah gunung yang kuberi nama Gunung Penanggungan,” kata Batara Narada.
”Terima kasih, Kanda Narada. Sekarang, antarkan aku melihat potongan puncak Gunung Mahameru itu kauletakkan”
”Baik, Dinda Guru” Batara Narada dan Batara Guru terbang bersama. Dari atas awan,
Batara Guru melihat keadaan Pulau Jawa yang sekarang telah banyak gunungnya. Pulau Jawa pun sudah seimbang. Tidak lagi terombang-
ambing oleh ombak lautan. Batara Guru lalu memerhatikan sebuah gunung.
Gamba 10.1 ”Ya, sekarang jatuhkan” ujar Batara Narada .
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pengetahuan Umum
179
”Itukah Gunung Penanggungan itu, Kanda Narada?” tanya Batara Guru.
”Benar, Dinda Guru” ”Aku ingin turun ke Gunung Penanggungan itu. Ayo, Kanda
Narada juga turun menemaniku” Batara Guru dan Batara Narada turun ke Gunung Penanggungan.
Mereka berdua melihat-lihat keadaan Gunung Penanggungan dari dekat. Sewaktu melihat-lihat itulah, Batara Guru mandi sampai enam
kali. Akibatnya, seluruh air di Gunung Penanggungan menjadi habis. ”Seluruh air Gunung Penanggungan sudah habis kupakai mandi.
Padahal, aku masih ingin mandi lagi,” kata Batara Guru. ”Di sebelah Gunung Penanggungan masih ada gunung lagi,
Dinda Guru. Kelihatannya, airnya juga masih banyak. Mandilah ke sana”
Benar juga. Ternyata, gunung di sebelah Gunung Penanggungan masih banyak airnya. Hanya saja, air gunung itu berbau welirang
belerang. Oleh Batara Guru, gunung itu dinamakan Gunung Welirang.
Sumber: Cerita Rakyat dari Mojokerto, Edy Sutanto
Buka Wawasan
Legenda merupakan cerita yang mengisahkan terjadinya suatu tempat. Misalnya, terjadinya hutan, sungai, danau, dan lain-lain.
1. Termasuk jenis apakah cerita rakyat tersebut? Jelaskan alasanmu
2. Siapa tokoh dalam cerita tersebut?
3. Tuliskan hal menarik tentang tokoh dalam cerita tersebut
Dengarkan sebuah cerita rakyat yang disiarkan di radio atau di televisi dan tuliskan hal menarik tentang tokoh cerita tersebut
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
Pelatihan 1
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
Tugas
B. Menanggapi Siaran atau Informasi dari Media Elektronik