30
3.1. Tipe Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek
atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyrakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya Nawawi, 1991:63. Di
dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan secara rinci mengenai efektivitas YAPENSU dalam menangani anak putus sekolah.
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Yayasan Peduli Anak Sumatera Utara YAPENSU yang beralamat di Jl. Tri tura No. 7, Titi Kuning. Kecamatan Medan Johor.
Alasan penulis memilih lokasi ini adalah karena yayasan ini secara aktif menangani anak putus sekolah yang salah satu programnya adalah memberikan pendidikan bagi anak-
anak putus sekolah. Namun masih perlu diketahui sejauh mana yayasan ini memperhatikan keefektivitasan program pendidikan yang diberikan kepada anak-anak
putus sekolah.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi.
31 Populasi adalah keseluruhan objek yang dapat diteliti dari manusia, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan serta gejala-gejala, nilai-nilai atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian Nawawi,
1994:141. Populasi dalam penelitian ini adalah anak bianaansiswa di YAPENSU
3.3.2. Sampel
Sampel adalah suatu bagian dalam populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya Soehartono, 1995:57. Sampel dalam penelitian ini
adalah anak-anak yang menjadi siswa di YAPENSU. Jumlah siswa di YAPENSU yaitu berjumlah 115 orang. Sesuai dengan pendapat Arikunto, untuk menentukan sample
penelitian yang menyatakan bahwa jika populasi lebih dari 100 orang maka untuk menentukan jumlah sampel antara 10-15 dan 20-25 dari jumlah populasi dan ini
dianggap representatif. Jadi peneliti mengambil sebesar 20 dari 115 orang yaitu 23 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu sampel diambil
berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti. Adapun yang menjadi pertimbangan peneliti yaitu: usia anak yang putus sekolah yang berada di YAPENSU yaitu 10-18 tahun dan ini
dianggap telah memahami program yang diberikan YAPENSU 3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah: 1. Studi Kepustakaan
Yaitu mengumpulkan data melalui buku-buku, dokumentasi, dan sumber referensi yang menyangkut masalah yang diteliti.
2. Penelitian Lapangan
32 Yaitu mengadakan penelitian langsung ke lokasi untuk mendapatkan data yang
lengkap sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian lapangan ini digunakan beberapa metode, yakni:
a. Observasi, yaitu mengumpulkan data tentang gejala tertentu yang dilakukan
dengan mengamati, mendengar, dan mencatat kejadian yang menjadi sasaran penelitian.
b. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyan secara
tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperoleh.
c. Kuesioner, yaitu dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tambahan dan
data yang relevan dari informasi yang telah penulis dapatkan dari wawancara, hal ini dilakukan melalui daftar pertayaan yang akan diajukan.
3.5. Teknik Analisa Data.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisa data tabel tunggal tabel frekuensi. Teknik ini dilakukan dengan mentabulasikan
data yang berhasil diperoleh melalui keterangan-keterangan dari para responden dan kemudian dicari frekuensinya dan dicari presentasinya dari hasil jawaban yang
terkumpul.
BAB IV
33
DESKRIPTIF SETTING PRAKTIKUM
4.1. Sejarah YAPENSU
Terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997, secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi tatanan sistem perekonomian bangsa Indonesia hingga
mengakibatkan gejolak ekonomi yang tidak hanya dirasakan perusahaanindustri tetapi juga dirasakan oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Dimana pengangguran semakin
meningkat, penduduk miskin bertambah, diperkirakan sebanyak 38,4 juta penduduk Indonesia tergolong miskin.
Kemudian akibat kewajiban membayar utang luar negri yang semakin membengkak pemerintah mengurangi subsidi yang membebani anggaran Negara, hal ini
justru mengakibatkan malapeteka bagi sebagian besar penduduk Indonesia yang tergolong miskin karena mereka tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan mereka
karena harga-harga kebutuhan melambung. Kenyataan seperti inilah, yang memaksa masyarakat melakukan pekerjaan apa
saja untuk dapat bertahan hidup dan tidak sedikit para orag tua menyuruh anaknya turun kejalanan untuk mencari nafkah dengan berbagai aktifitas, seperti: jualan Koran, asongan
rokok, tukang semir sepatu, pemulung, tukang becak, dan lain sebagainya sadar atau tidak disadari hal ini memiliki resiko karena dapat membahayakan fisik maupun fisikis
mereka. Menyikapi kenyataan diatas merupakan cikal bakal berdirinya Yayasan Peduli
Anak Sumatera Utara YAPENSU, yaitu pada tahun 1998. Beberapa dari mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial yang peduli terhadap permasalahan kemasyarakatan
34 membentuk satu Kelompok Study mahasiswa yang bernama “Margir Grup”. Pada
awalnya kelompok ini merupakan kelompok diskusi pemerhati masalah anak dan kehidupannya, untuk pertama kali melakukan aksi sosial memberikan memberikan
bantuan kepada tukang becak yang masih tergolong usia anak di wilayah Padang Bulan Medan.
Kemudian pada tahun 1999 bekerja sama dengan Departemen Sosial propinsi Sumatera Utara dalam program Pembinaan kesejahteraan anak jalanan di Sumatera Utara
dan pada tahun itu juga secara resmi memiliki badan hokum dengan Akte Notaris : Lolita Pulungan,SH dengan Nomor : 07 Tahun 1999 dengan nama Yayasan Peduli Remaja.
Namun tidak lama kemudian beberapa orang anggota memisahkan diri dari Yayasan Peduli Remaja dan membentuk lembaga sendiri.
Selanjutnya pada bulan Mei tahun 2000 oleh Drs. Togar Sirait secara resmi mendaftarkan Yayasan baru ke Departemen Hukum dan Perundang-undangan dengan
nama Yayasan Peduli Anak Sumatera Utara yang disingkat dengan YAPENSU dengan Akte Notaris : Suhrawardi,SH Nomor : 08 tahun 2000 untuk pertama kali berkantor di Jl.
Pembangunan No. 25 Medan Kec. Medan Helvetia. Adapun tujuan berdirinya Yayasan Peduli Anak Sumatera Utara YAPENSU,
dalam lembaran Akte Notaris adalah : 1.
Membantu dan membina anak-anak jalanan, sehingga dapat melepaskan diri dari lingkungan kehidupan jalanan.
2. Melakukan rehabilitasi anak-anak jalanan.
3. Menyelenggarakan berbagai bidang pelatihan keterampilan.
35 4.
Memberikan bantuan kepada anak-anak jalanan dalam usaha membantu dan membina anak jalanan.
Melihat begitu konplitnya permasalahan anak di Indonesia khususnya propinsi Sumatera Utara, banyak hal yang belum diatur dalam Akte Notaris YAPENSU yang
menyangkut tujuan pendirian Yayasan, sehingga dalam melakukan aktifitasnya sering mengalami kendala. Untuk itu didalam mengakomodir kebutuhan pelayanan dan
pembinaan serta memperluas ruang gerak yayasan, pada tahun 2005 Yayasan Peduli Anak Sumatera Utara merubah Akte Notaris yaitu Peris Maha, SH Nomor : 05 Tanggal
04 Maret 2005. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan akses pelayanan dengan memperluas ruang
gerak, adapun tujuan YAPENSU adalah : 1.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis pemberdayaan ekonomi lemah dan bantuan sosial masyarakat.
2. Berperan untuk memajukan Pendidikan Nasional baik formal maupun
informal. 3.
Meningkatkan sumber daya manusia guna meningkatkan skill dan pengetahuan anak-anak bagsa.
4. Perpartisipasi dalam pembaharuan Hukum Nasional untuk menjamin kepastian
hukum bagi setiap warga negara. Selanjutnya untuk mencapai tujuan yayasan tersebut diatas, yayasan akan
menjalankan kegiatan usaha sebagai berikut : 1.
Memberikan bantuan dalam arti seluas-luasnya dalam peningkatan kesejahteraan anak dan keluarga.
36 2.
Melakukan berbagai pelatihan keterampilan sesuai bakat dan minat anak guna meningkatkan keterampilan dan pengetahuan anak.
3. Menyelenggarakan Pendidikan Luar Sekolah seperti; Pendidikan kesetaraan,
kursus dan penelitian. 4.
Berperan dalam memberikan perlindungan dan rasa aman bagi anak dari tindakan kekerasan serta resiko kecelakan.
5. Ikut serta dalam pembinaan moral anak dan generasi muda melalui
penyuluhan dan supervise terutama menyangkut masalah-masalah sosial kemasyarakatan.
6. Berperan serta dalam menegakkan hak azasi manusia demi tercapainya
kemenusiaan yang adil dan beradab sesuai harkat dan martabatnya. 7.
Menjalin kerjasama dengan pihak lain baik pemerintah maupun swasta ataupun badan hokum oganisasi dalam maupun luar negeri demi tercapainya
tujuan yayasan dalam arti seluas-luasnya. 8.
Mendirikan sanggar yayasan berupa; Rumah singgah, PKBM, Life Skill berupa pelatihan komputer.
9. Berperan dalam lingkungan hidup, terutama yang berhubungan dengan
keselamatan dan kesehatan anak. 10.
Berperan dalam pemberdayaan wanita.
37
4.2. Gambaran Umum YAPENSU