BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.
4.2. Tempat dan Waktu
Tempat : Pancur Batu dan Laboratorium Farmasi USU Waktu : Bulan Februari sampai bulan Mei 2011
4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah wanita suku Karo yang memiliki kebiasaan menyuntil dengan usia 30 – 60 tahun di Pancur Batu.
4.3.2 Sampel
Sampel penelitian diperoleh dari populasi wanita suku Karo yang memiliki kebiasaan menyuntil lebih dari 5 tahun dengan usia 30 – 60 tahun di Pancur Batu
yang dipilih dengan metode consecutive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sampai jumlah subjek minimal dipenuhi.
30
Dari sampel tersebut, diperoleh saliva hasil menyuntil.
4.3.2.1 Besar Sampel
Perhitungan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus, yaitu:
30
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
Z α : deviat baku alfa nilai Zα yang dipakai adalah 5, maka Zα = 1,64
P : proporsi kategori variabel yang diteliti karena belum ada penelitian yang dilakukan sebelumnya, maka nilai P = 0,5
Q : 1 – P Q = 0,5 d : presisi nilai presisi yang ditentukan peneliti adalah 10
Maka, berdasarkan perhitungan rumus, didapatkan besar sampel sebanyak 68 orang.
4.4 Kriteria Pemilihan Sampel
Sampel
Kriteria Eksklusi Penyakit sistemik
Kriteria Inklusi 1. Komposisi menyuntil
2. Kebiasaan menyuntil lebih dari 5 tahun
3. Lama paparan setiap satu kali menyuntil lebih dari 5 menit
4. Frekuensi menyuntil lebih dari 5 kali dalam satu hari
Universitas Sumatera Utara
4.5. Variabel Penelitian
4.6. Definisi Operasional
a. Nitrosamine adalah senyawa yang dibentuk dari amine sekunder bereaksi dengan nitrogen oxide yang bersifat karsinogen
21
dan terkandung dalam beberapa komposisi menyuntil, yaitu dalam tembakau dan buah pinang.
6,7-9
b. Saliva hasil menyuntil adalah saliva yang dihasilkan oleh kelenjar saliva
selama kegiatan menyuntil.
c. Lama kebiasaan menyuntil adalah kondisi yang menunjukkan lamanya seseorang melakukan kebiasaan menyuntil dimulai dari waktu pertama kali sampai
saat penelitian dilakukan tahun.
3
Variabel bebas
Saliva hasil menyuntil
Lama kebiasaan menyuntil
Variabel tergantung
Nitrosamine
Variabel terkendali
Wanita suku karo usia 30 – 60 tahun
Variabel tidak terkendali
Banyak komposisi
menyuntil
Faktor diet
Variabel kontrol
Wanita vegetarian usia 30 – 60 tahun
Universitas Sumatera Utara
d. Lama paparan setiap kali menyuntil adalah kondisi yang menunjukkan berapa menit seseorang menyuntil dan bahan tembakau berkontak dengan bagian
mukosa mulut dalam satu kali menyuntil.
3
e. Frekuensi menyuntil adalah kondisi yang menunjukkan berapa kali seseorang menyuntil dalam satu hari.
3
f. Komposisi tambahan dalam menyuntil adalah beberapa bahan atau ramuan yang ditambahkan dalam komposisi dasar menyuntil, yang terdiri dari: kemiri,
cengkeh, kayu manis, gula, dan sebagainya.
13
g. Wanita suku karo usia 30 – 60 tahun adalah seorang wanita yang memiliki
usia 30 – 60 tahun saat penelitian dilakukan.
h. Banyak komposisi menyuntil adalah jumlah berat setiap bahan maupun
ramuan yang digunakan saat menyuntil.
i. Faktor diet adalah faktor yang berhubungan dengan makanan, minuman,
vitamin, dan obat yang dikonsumsi sehari – hari. 4.7. Alat dan Bahan Penelitian
4.7.1 Alat - alat:
1. Plat silica gel 60 GF
254
2. Bejana kromatografi 3. TLC Visualizer sinar ultraviolet 254 nm dan 366 nm
4. Pot sampel
5. Pipa kapiler 6. Vial sampel
Universitas Sumatera Utara
6. Corong pisah 7. Erlenmeyer
8. Corong 9. Labu ukur
10. Magnetic stirer 11. Sprayer
12. Sarung tangan 13. Masker
14. Tissue 15. Alat tulis
4.7.2 Bahan - bahan:
1. Saliva penyuntil 2. Nitrosodimethylamine Supelco
3. Diphenylamine Merck 4. Palladium Chloride Merck
5. Dichloromethan Merck 8. Chloroform Merck
7. Methanol Merck 8. Sodium Chloride
9. Ethanol Merck
Universitas Sumatera Utara
Gambar 11. Plat silica gel 60 GF
254
Gambar 12. TLC Visualizer
Universitas Sumatera Utara
Gambar 13. Bejana Kromatografi
4.8. Cara Kerja
a. Pengambilan sampel saliva
Universitas Sumatera Utara
b. Preparasi Sampel Saliva
Universitas Sumatera Utara
c. Prosedur Analisa Nitrosamine dengan Metode Kromatografi Lapisan Tipis
Universitas Sumatera Utara
4.9 Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 17:
1. Menggunakan tabel univariat, untuk melihat gambaran karakterisasi umum, serta gambaran masing – masing variabel bebas dan tergantung, seperti: lama
kebiasaan menyuntil, lama paparan setiap menyuntil, frekuensi menyuntil, komposisi tambahn dalam menyuntil, dan nitrosamine.
2. Menggunakan tabel bivariat, untuk melihat hubungan antara variabel bebas, seperti: lama kebiasaan menyuntil, lama paparan setiap menyuntil, frekuensi
menyuntil, dan komposisi tambahan dalam menyuntil dengan variabel tergantung, yaitu nitrosamine.
3. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Chi - Square, di mana tingkat
kemaknaan yang diinginkan adalah p 0,05. 4.10 Alur Penelitian
Sampel saliva Pengambilan Saliva
Analisa Kualitatif Nitrosamine dengan Metode Kromatografi Lapisan Tipis
Preparasi Sampel Saliva
Pengolahan Data Sampel Penyuntil
Universitas Sumatera Utara
4.9 Masalah Etika
Penelitian berjudul Prevalensi Nitrosamine Pada Saliva Perempuan Penyuntil Suku Karo di Pancur Batu telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian
Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan nomor:
69KOMETFK USU2011
Analisis Data Kesimpulan
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi saliva yang mengandung nitrosamine pada penyuntil wanita suku Karo di Pancur Batu. Subjek yang diteliti
adalah sebanyak 68 yang terdiri dari: 63 orang wanita dengan kebiasaan menyuntil dan 5 orang wanita yang tidak menyuntil sebagai kontrol. Setiap subjek yang diteliti
diberikan pertanyaan sesuai dengan isi kuesioner terlebih dahulu dan harus memenuhi beberapa kriteria inklusi, yaitu: lama kebiasaan menyuntil harus lebih dari 5 tahun,
lama paparan menyuntil harus lebih dari 5 menitkali, frekuensi menyuntil harus lebih dari 5 kalihari, dan komposisi menyuntil harus mengandung tembakau. Selanjutnya,
subjek yang memenuhi kriteria inklusi diminta untuk menyuntil dan menampung saliva hasil menyuntil ke dalam pot sampel sebanyak 50 ml.
Pot – pot sampel yang telah berisi sampel saliva disimpan dan disusun di dalam kotak untuk dibawa ke Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU.
Sampel saliva kemudian disaring dengan corong yang dilapisi kain kasa, kemudian hasil saringan diekstraksi dengan Dichloromethan sebanyak 25 ml. Hasil ekstraksi
diuapkan selama satu malam di dalam lemari asam. Hasil penguapan dilanjutkan dengan beberapa tahapan pemeriksaan melalui Kromatografi Lapisan Tipis, seperti:
penotolan saliva pada plat silica gel , pengelusian plat dengan campuran Chloroform dan Dichloromethan dengan perbandingan volume 9 : 1 di dalam bejana
kromatografi, lalu pemfiksasian plat dengan reagent Diphenylamine – Palladium Chloride dengan perbandingan volume 5 : 1. Setelah itu, plat dideteksi dengan sinar
Universitas Sumatera Utara