Gambar II-3 Struktur Organisasi Pengolahan Data Elektronis
D. Pengertian Piutang dan Penggolongannya
Salah satu data akuntansi yang dalam pemrosesan datanya memerlukan ketelitian dan kecepatan dalam penyajiannya yaitu data piutang. Dimana piutang
menurut Niswonger, Warren, Reeve, Fess 2000 : 324 yaitu, “Piutang receivable meliputi semua klain dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya,
termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.” Piutang biasanya memiliki bagian yang signifikan dari total aktiva lancar perusahaan. Ikatan
Direktur Data Processing
Security Officer
Assument Director
Managemen of Application
Programaming Managemen of
System Programaming
Director Administratur
Manager Of
Operator Network
Administratur Network
Administratur Manager of
Standard Quentry
Control Manager of
System and Procedures
Staff Supervisor
Data Entry Supervisor
Data Control Supervisor
Data Communic
season Spacebers Specuber
Project Leader
Senior Progremer
Progremer System
Progremers Tech Support
Database Speculates
Scedulator Leuranan
Analyst
Operators Data Entry
Oparator Data Control
Clents
Sumber : Arbie 2001193
Akuntan Indonesia 2004 : 09 menyatakan, “Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain”.
Piutang merupakan bagian dari sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang dinilai cukup besar, piutang juga sangat diperlukan untuk menunjang
keberhasilan operasi perusahaan. Beberapa piutang perlu berbagai pertimbanan dalam pemberiannya, hal ini untuk mencegah timbulnya piutang tak tertagih.
Oleh karena dalam pemberian piutang perusahaan hendaknya memperhatikan status debitur dan faktor character, capasity, capital, collateral dan conditional,
selain itu dalam pemberian otorisasi piutang hendaknya memperhatikan jumlah piutang yang ada agar meminimalkan jumlah piutang yang tak tertagih. Dimana
pengelolan piutang dalam perusahaan membutuhkan ketelitian serta kecermatan dengan menggunakan komputerisasi yang sesuai agar menghasilkan informasi
yang akurat dan relevan. Piutang lancar diperkirakan dapat ditagih dalam waktu satu tahun atau
dalam satu siklus operasi dan semua piutang lainnya diklasifikasikan sebagai piutang yang tidak lancar. Piutang selanjutnya diklasifikasikan di Neraca sebagai
piutang usaha dan piutang yang bukan usaha. Menurut Kieso dan Weygandt 1995 : 415 mendefinisikan piutang usaha sebagai berikut :
Piutang usaha adalah jumlah yang terhutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis
yang normal. Piutang bukan dagang timbul dari berbagai transaksi dan dapat berupa janji tertulis baik untuk membayar ataupun
mengirimkan.
Beberapa contoh piutang bukan dagang menurut Kieso dan Weygandt 1995 : 416 adalah :
1. Uang muka kepada staf dan karyawan
2. Uang muka kepada anak perusahaan
3. Deposito untuk menutup kemungkinan kerusakan atau kerugian
4. Deposito sebagai jaminan pelaksanaan kerja atau pembayaran
5. Piutang dividen dan bunga
6. Klaim terhadap :
a. Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertanggungkan
b. Tergugat dalam perkara hukum
c. Lembaga pemerintahan untuk pengembalian pajak
d. Perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak atau hilang.
e. Kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak atau hilang
f. Pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa piutang pada suatu perusahaan bukan hanya berkaitan antara perusahaan dengan pelanggan atau
konsumen tetapi juga antara perusahaan dengan karyawan juga terjadi transaksi piutang.
E. Peranan Informasi SAP Dalam Pelaporan Piutang