Fourier Transform Infrared FTIR

sample holder terputar. Proses perekaman data dilakukan segera sesudah dan secara bergantian dengan proses preparasi per contoh 3. Interpretasi Data Uji Proses interpretasi diawali dengan penghalusan smoothing data spektrum XRD, dan dilanjutkan dengan penghilangan stripping unsur C-alpha. Penentuan peak dilakukan dengan hati-hati, yaitu dengan cara memilih dan merubah parameter- parameter yang ditampilkan oleh software. Selain menggunakan database mineral yang telah tersedia, proses interpretasi juga didasarkan pada kelaziman asosiasi mineral yang terbentuk di alam. Setelah proses interpretasi dianggap benar dan tidak ada perubahan lagi, maka data tersebut disimpan dalam file microsof word agar mudah di kopi ke dalam laporan hasil uji. Penyimpanan ke dalam file ini dilakukan dengan berbagai tampilan gambar spektrum dan peak XRD yang telah diinterpretasi. Parameter yang ditampilkan di dalam gambar spectrum hasil uji XRD adalah panjang gelombang peak angstrom, sudut peak dan nama mineral teridentifikasi. Interpretasi yang dilakukan adalah interpretasi yang bersifat kualitatif, karena prioritas kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi seluruh mineral yang terkandung dalam matriks Maryanto, 2009.

2.8. Fourier Transform Infrared FTIR

Pancaran infra merah pada umumnya mengacu pada bagian spektrum electromagnet yang terletak di antara daerah tampak dan daerah gelombang mikro. Bagi kimiawan organik, sebagian besar kegunaannya terbatas di antara 4000 cm -1 dan daerah infra merah jauh, 700 -200 cm -1 Dari pembahasan singkat mengenai teori yang menyusul, akan jelas bahwa sebuah molekul yang paling sederhana sekalipun dapat memberikan spektrum yang sangat rumit. Kimiawan organik mengambil keuntungan dari kerumitan spektrum itu dengan membandingkan spektrum senyawa yang tak diketahui terhadap spektrum cuplikan yang asli. Suatu kesesuaian puncak demi puncak merupakan bukti yang kuat . Universitas Sumatera Utara tentang identitasnya. Selain enantiomer, dua senyawa tidak mungkin memberikan spektrum infra merah yang sama Silverstein, 1984. Spektrometri infrared telah berkembang secara pesat selama 40 tahun terakhir. Teknik spektrometri infrared digunakan untuk penentuan struktur senyawa-senyawa organik. Teknik ini biasanya digabung dengan teknik Nuclear Magnetic Resonance NMR, Spektrometer massa, bahkan digabung dengan XRD Castro, 2006. Perkembangan teknik sampling pada spektroskopi infrared saat ini dan dilengkapinya FTIR dengan Attenuated Total Reflectance ATR maka pengukuran spektrum infrared dari berbagai sampel dapat dilakukan secara lebih mudah. Teknik FTIR sudah berhasil digunakan untuk menentukan residu petroleum, spesifikasi karbon organik dalam tanah, komposisi keju, struktur protein, dan identifikasi bakteri. Berbagai studi telah menunjukkan bahwa spektroskopi FTIR dapat memberikan informasi karakteristik struktural suatu senyawa organik makromolekul Salomon, 2005. Spektroskopi inframerah transformasi fourier FTIR yang memiliki banyak keunggulan dibanding spektroskopi iKAamerah diantaranya yaitu lebih cepat karena pengukuran dilakukan secara serentak, serta mekanik optic lebih sederhana dengan sedikit komponen yang bergerak.Jika sinar inframerah dilewatkan melalui sampel senyawa organik, maka terdapat sejumlah frekuensi yang diserap dan ada yang diteruskan atau di transmisikan tanpa diserap. Serapan cahaya oleh molekul bergantung pada struktur elektronik dari molekul tersebut. Molekul yang menyerap energi tersebut terjadi perubahan energi vibrasi dan perubahan tingkat energi rotasi. Pada suhu kamar, molekul senyawa organik dalam keadaan diam, setiap ikatan mempunyai frekuensi yang karakteristik untuk terjadinya vibrasi ulur stretching vibration dan vibrasi tekuk bending vibration dimana sinar inframerah dapat diserap pada frekuensi tersebut. Energi ulur stretch suatu ikatan lebih besar dari pada energy tekuk bend sehingga serapan ulur suatu ikatan muncul pada frekuensi lebih tinggi dalam spectrum inframerah daripada serapan tekuk dari ikatan Universitas Sumatera Utara yang sama. Frekuensi vibrasi suatu ikatan dapat dihitung dengan persamaan hukum Hooke : V = 1 2�� � � �1�2�1+�2 � P 12 …………………… 2.2 Di mana V adalah frekuensi spasial cm -1 , c kecepatan cahaya dalam ruang hampa, f tetapan gaya ikatan, m 1 dan m 2 Tetapan f mempunyai nilai berbeda untuk setiap jumlah iktan, dengan kelipatan 5 x 10 masing-masing masa dari atom 1 dan atom 2 yang saling berikatan. 5 dynecm untuk tiap ikatan. Jadi jika kekuatan ikatan naik maka frekuensi vibrasi suatu ikatan diharapkan naik Sastrohamidjojo, 2001.

2.9. Particle Size Analyzer PSA

Dokumen yang terkait

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

7 76 146

Pengaruh Penambahan Surfaktan Sodium Dodecyl Sulfate (SDS)Terhadap Sifat Mekanik Dan Thermal Nanokomposit Karet Organobentonit

4 72 51

Penyediaan Nanokomposit Karet Alam-g-Glysidil Metacrilate/Bentonit

2 76 128

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Produk Karet Nanokomposit Dengan Teknik Pencelupan

8 70 75

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lateks Alam 2.1.1 Tanaman Karet Alam - Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Produk Karet Nanokomposit Dengan Teknik Pencelupan

0 0 16

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Produk Karet Nanokomposit Dengan Teknik Pencelupan

0 0 13

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

0 0 36

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

0 0 8

Pembuatan Dan Karakterisasi Nanokomposit Karet Alam/Organobentonit Menggunakan Cetiltrimetilamonium Bromida, Polietilen Glikol Dan Sodium Dodesil Sulfat Sebagai Pemodifikasi Permukaan

0 1 20

Analisis dan Karakterisasi Pembuatan Nanokomposit Karet Alam/Bentonit dengan Glysidil Metacrilate

0 0 8