Database (Basis Data)

2.7. Database (Basis Data)

2.7.1. Pengertian Database

Database merupakan komponen terpenting dalam pembangunan sistem informasi, karena menjadi tempat untuk menampung dan mengorganisasikan seluruh data yang ada dalam sistem, sehingga dapat dieksplorasi untuk menyusun informasi - informasi dalam

berbagai bentuk. Database merupakan himpunan kelompok data yang saling berkaitan. Data tersebut diorganisasikan sedemikian

rupa agar tidak terjadi duplikasi yang tidak perlu, sehingga dapat diolah atau dieksplorasi secara cepat dan mudah untuk menghasilkan informasi. (Oetomo, 2002: 99)

Winantu (2006), menjelaskan bahwa tujuan pemanfaatan atau dibangunnya suatu database adalah sebagai berikut:

1. Kecepatan dan Kemudahan (Speed) Dengan memanfaatkan database, memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan atau manipulasi terhadap data dan menampilkan kembali data tersebut secara lebih cepat dan mudah.

2. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space) Karena keterkaitan yang erat antara kelompok data dalam sebuah database, maka redundansi (pengulangan) pasti akan selalu ada, sehingga akan memperbesar ruang penyimpanan. Dengan

database, efisiensi ruang penyimpanan dapat dilakukan dengan menerapkan sejumlah pengkodean, atau dengan membuat relasi-relasi antar kelompok data yang saling berhubungan.

3. Keakuratan (Accuracy) Pengkodean atau pembentukan relasi antar data, bersama dengan penerapan aturan/ batasan (constraint), domain data, keunikan data, dan sebagainya, yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah database, sangat berguna untuk menekan ketidak akuratan penyimpanan data.

4. Ketersediaan (Availability) Dengan pemanfaatan jaringan komputer, maka data yang berada di suatu lokasi/ cabang dapat juga diakses (tersedia/ available ) bagi lokasi/ cabang lain (disebut juga pemilahan data pada lokasi yang berbeda).

5. Kelengkapan (Completeness) Kelengkapan data yang disimpan dalam sebuah database bersifat relatif, bisa jadi saat ini dianggap sudah lengkap, tetapi belum tentu pada suatu saat dianggap lengkap. Untuk mengakomodasi kelengkapan data, perlu dilakukan penambahan record/ file dan melakukan perubahan struktur.

6. Keamanan (Security) Aspek keamanan dapat diterapkan dengan ketat, dengan begitu kita dapat menentukan pemakai database serta objek- objek didalamnya, serta jenis - jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya. Dengan kata lain adanya hak akses yang berbeda.

7. Kebersamaan Pemakaian atau Berbagi Data (Shareability) Database yang dikelola dengan aplikasi multi user dapat memenuhi kebutuhan ini. Artinya database dapat dimanfaatkan oleh banyak orang.

2.7.2. Hierarki Data Dalam Suatu Database

Menurut Oetomo (2002), data dalam sebuah database disusun berdasarkan sistem hierarki yang unik, yaitu:

1. Database (Basis Data), merupakan kumpulan file yang saling terkait satu sama lain. Dan kumpulan file yang tidak saling terkait satu sama lain tidak dapat disebut database.

2. File , yaitu kumpulan dari record yang saling terkait dan memiliki format field yang sama dan sejenis.

3. Record , yaitu kumpulan field yang menggambarkan suatu unit data individu tertentu.

4. Field , yaitu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari data seperti, nama, alamat, dan sebagainya.

5. Byte, yaitu atribut dari field yang berupa huruf yang membentuk nilai dari sebuah field. Huruf tersebut dapat berupa numeric maupun abjad atau karakter khusus.

6. Bit, yaitu bagian terkecil dari data secara keseluruhan, yaitu berupa karakter ASCII nol atau satu yang merupakan komponen pembentuk byte.

Sistem Basis Data (Database System)

Basis Data (Database)

Gambar 2-5. Hierarki Data Dalam Database

(Sumber : Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S.Kom.,MM., 2002,

Hal. 103)

2.7.3. Tipe File

Menurut Oetomo (2002), file yang menampung record – record data dapat dikelompokkan dalam beberapa tipe berdasarkan penggunaannya, antara lain:

1. File Induk (Master File) Tipe ini merupakan file terpenting yang berisi record – record yang sangat diperlukan dalam perusahaan. File induk 1. File Induk (Master File) Tipe ini merupakan file terpenting yang berisi record – record yang sangat diperlukan dalam perusahaan. File induk

2. File Transaksi (Transaction File) Tipe ini digunakan untuk merekam data yang diperoleh dari suatu transaksi.

3. File Laporan (Report File) Tipe ini disebut juga file output yang berisi informasi yang merupakan hasil pengolahan dari data yang ada.

4. File Histori (History File) Tipe ini disebut juga file arsip yang berisi data masa lalu yang sudah tidak aktif lagi, tetapi masih disimpan.

5. File Salinan (Backup File) Tipe ini berisi salinan dari file – file yang masih aktif di dalam database pada kurun waktu tertentu. File ini digunakan sebagai cadangan bilamana file utama mengalami kerusakan baik secara teknis maupun non teknis.

2.7.4. Relational Database Model

Database model adalah bagian sebuah teori atau spesifikasi yang menggambarkan bagaimana struktur database dibentuk dan Database model adalah bagian sebuah teori atau spesifikasi yang menggambarkan bagaimana struktur database dibentuk dan

1. Model Data Hierarki (Hierarchical Model)

2. Model Data Jaringan (Network Model)

3. Model Data Relasional (Relational Model)

4. Model Data Berbasis Objek (Object-Based Model) Tiga model yang pertama disebut model data yang berbasis rekaman (record-based data model). Model database hierarki dan jaringan merupakan model database yang tidak banyak lagi dipakai saat ini, karena adanya berbagai kelemahan dan hanya cocok untuk struktur hierarki dan jaringan saja. Artinya tidak mengakomodir untuk berbagai macam jenis persoalan dalam suatu sistem database, kecuali pada instalasi lama. Model database relasi merupakan model database yang paling banyak digunakan saat ini, karena paling sederhana dan mudah digunakan serta yang paling penting adalah kemampuannya dalam mengakomodasi berbagai kebutuhan pengelolaan database. (Winantu, 2006: 6) Sedangkan model data berbasis objek masih terus berkembang. (Kadir, 2003: 271)

Relational database berisi kumpulan tabel, dimana setiap tabel mempunyai nama dan struktur yang unik. Dalam setiap tabel, masing - masing record data diorganisasikan dalam struktur yang sama dan memiliki field kunci yang akan menjadi penghubung antar tabel yang ada dan berkait satu sama lain. (Oetomo, 2002: 108) Pada model ini, data terorganisir dengan baik dan rapi sehingga dapat dengan mudah dimanipulasi untuk menghasilkan suatu informasi. Menurut Oetomo (2002), model ini memberikan kelebihan tersendiri dibandingkan dengan dua model sebelumnya, antara lain:

1. Kemudahan dalam pembentukan struktur data masing – masing file.

2. Kompleksitas untuk mengaitkan antar tabel tidak terjadi karena hubungan antar tabel ditentukan oleh field kunci yang telah ditetapkan sebagai penghubung antar file.

3. Pemrograman menjadi sederhana, sedangkan tingkat fleksibilitas dalam mengorganisasikan data sangat tinggi.

2.7.5. Normalisasi

Normalisasi merupakan peralatan yang digunakan untuk melakukan proses pengelompokan data menjadi tabel – tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya. (Oetomo, 2002: 131) Menurut Sari (2010), tujuan dari normalisasi adalah:

• Untuk menghilangkan kerangkapan data (redundancy data) • Untuk mengurangi kompleksitas • Untuk mempermudah pemodifikasian data

Dalam proses normalisasi, persyaratan sebuah tabel masih harus dipecah didasarkan adanya kesulitan kondisi pengorganisasian data seperti untuk menambah atau menyisipkan, menghapus atau mengubah, serta pembacaan data dari tabel tersebut. Bila masih ada kesulitan, maka tabel harus dipecah menjadi beberapa lagi, dan dilakukan proses normalisasi kembali sampai diperoleh tabel yang optimal. (Oetomo, 2002: 131) Dalam bukunya Kristanto (2004), menjabarkan bahwa proses normalisasi terbagi menjadi beberapa tahap atau bentuk, yaitu:

1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form) Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.

2. Bentuk Normal Pertama (1NF/ First Normal Form) Bentuk normal kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam flat file (file datar atau rata). Data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari field – filed berupa “atomic value”. Tidak ada set atribute yang berulang-ulang atau atribute bernilai ganda (multi value). Tiap field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti mendua, hanya satu arti saja dan juga bukanlah pecahan kata-kata sehingga artinya lain. Atom adalah zat terkecil yang masih memiliki sifat induknya, bila dipecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya.

3. Bentuk Normal Kedua (2NF/ Second Normal Form) Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. Atribute bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada kunci utama atau primary key. Sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribute lain yang menjadi anggotanya.

4. Bentuk Normal Ketiga (3NF/ Third Normal Form) Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua atribute bukan 4. Bentuk Normal Ketiga (3NF/ Third Normal Form) Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua atribute bukan

5. Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF/ Boyce-Codd Normal Form) Boyce-Codd normal form mempunyai paksaan yang lebih kuat dari bentuk normal ketiga. Untuk menjadi BCNF, relasi harus dalam bentuk normal kesatu dan setiap atribute harus bergantung fungsi pada atribute super key.