PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI S

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SECARA TERKOMPUTERISASI ATAS PENERIMAAN KAS PADA RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK AMANAH SUMPIUH

Skripsi

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi (S1)

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Disusun oleh: Kusumo Ferrotika NPM : 04 04 15214

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA JANUARI, 2013

Skripsi

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SECARA TERKOMPUTERISASI ATAS PENERIMAAN KAS PADA RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK AMANAH SUMPIUH

Disusun oleh: Kusumo Ferrotika NPM: 04 04 15214

Telah dibaca dan disetujui oleh:

Pembimbing

Samiaji Sarosa, Ph.D., MIS.

12 Desember 2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SECARA

TERKOMPUTERISASI ATAS PENERIMAAN KAS PADA RUMAH

SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK AMANAH SUMPIUH” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Dalam rangka penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari adanya dukungan, saran, kritik, dan doa dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis setulus hati ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Allah SWT yang selalu setia menemaniku, menguatkan-ku dan yang tak henti-hentinya memberikan kasihNya kepada-ku.

2. Bapak Samiaji Sarosa, Ph.D., MIS., selaku dosen pembimbing yang dengan sabar dan penuh dedikasi berkenan meluangkan waktu guna memberikan ide-ide, bimbingan dan nasehat, dorongan serta saran yang berguna dalam menyusun skripsi ini.

3. Seluruh dosen pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang telah mendidik dan memberi bekal pengetahuan dan wawasan yang lebih luas kepada penulis.

4. Segenap staf Tata Usaha di Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan staf Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, yang telah memberikan bimbingan serta bantuan selama penulis menuntut ilmu di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

5. Pimpinan RSKIA AMANAH Sumpiuh, yaitu Ibu Suwarti, Am. Keb, yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini, serta staf karyawan RSKIA AMANAH yang telah banyak membantu penulis selama masa penelitian.

6. Ayah dan ibu serta adikku tersayang, terimakasih atas doa, dukungan, kasih sayang dan pengorbanannya.

7. My Big Family , budhe, pakdhe, tante, om dan kakak & adikku tersayang, yang telah banyak memberi semangat, perhatian, kasih sayang dan doa selama ini.

8. Mr. Pee, yang selalu memberiku semangat, motivasi, saran, dan perhatian yang luar biasa, serta kesabarannya selama ini, juga yang selalu memberikan dukungan dan doa selama ini.

9. Special to my Lovely Friend , Agnes Rini G….yang telah rela meminjamkan laptopnya buat penulis selama beberapa bulan, juga telah menemani dan menyemangati penulis selama masa kuliah, terimakasih atas dorongan semangat dan senyumannya yang CERIA.

10. AbieeManyu yang selalu siap sedia membantu dan memperbaiki waktu printerku ngadat, sampai tangan dan muka blepotan tinta, makasih karena mau berkotor-kotor ria demi tercetaknya skripsiku ini.

11. Rekan-rekan yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan pengertian selama penyusunan skripsi ini.

12. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata terlepas dari segala kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam penulisan skripsi ini penulis ingin sekali mengucapkan puji dan syukur kepadaNya. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa akan membalas kebaikan segenap pihak yang telah membantu penulis dengan kasihNya, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Yogyakarta, 12 Desember 2012 Penulis

Kusumo Ferrotika

Skripsi ini dipersembahkan kepada: Skripsi ini dipersembahkan kepada: Skripsi ini dipersembahkan kepada: Skripsi ini dipersembahkan kepada: Ayah, Ibu dan Tuhan Yang Maha Esa Ayah, Ibu dan Tuhan Yang Maha Esa Ayah, Ibu dan Tuhan Yang Maha Esa Ayah, Ibu dan Tuhan Yang Maha Esa Keluarga TERCINTA, serta semua orang yang Keluarga TERCINTA, serta semua orang yang Keluarga TERCINTA, serta semua orang yang Keluarga TERCINTA, serta semua orang yang menyayangiku menyayangiku menyayangiku menyayangiku dan mencintaiku dan mencintaiku dan mencintaiku dan mencintaiku

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SECARA TERKOMPUTERISASI ATAS PENERIMAAN KAS PADA RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK AMANAH SUMPIUH

Disusun oleh: Kusumo Ferrotika NPM : 04 04 15214

Pembimbing : Samiaji Sarosa, Ph.D., MIS.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem informasi akuntansi atas penerimaan kas yang diterapkan pada Rumah Sakit Ibu dan Anak AMANAH. Pemakaian sistem informasi akuntansi atas penerimaan kas yang selama ini diterapkan dirasakan memiliki beberapa kelemahan yang menyebabkan beberapa permasalahan. Oleh karena itu, perlu mengembangkan sistem yang baru yaitu sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang berbasis komputer.

Permasalahan-permasalahan yang timbul adalah seperti adanya jumlah piutang jasa yang tidak tertagih, potensi dalam terjadinya kehilangan penerimaan kas cukup tinggi, tidak tertatanya fungsi penerimaan kas karena susunan organisasi yang tidak teratur, bagian keuangan kesulitan dalam mendeteksi pelanggan yang mana yang melakukan pembayaran dan penyajian laporan kepada direktur tidak tepat waktu. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menerapkan sistem informasi akuntansi penerimaan kas berbasis komputer, seperti dapat menghasilkan berbagai dokumen yang diperlukan direktur pengambilan keputusan dengan waktu yang singkat.

Berdasarkan studi kelayakan ekonomi yang telah memperhitungkan biaya dan manfaat yang diukur dengan satuan uang, maka dapat diperoleh payback period untuk proyek tersebut adalah sebesar 2 tahun 10 bulan 19 hari dan NPV juga bernilai Rp. 12.051.007,00. Ini menunjukkan bahwa proyek tersebut layak untuk diterima dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Kata kunci : Sistem Informasi Akuntansi, Penerimaan Kas

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Amanah (RSKIA Amanah) berdiri sejak pertengahan tahun 2003, yang merupakan perkembangan dari Rumah Bersalin Amanah. Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Amanah menerapkan sistem penerimaan yang sama seperti yang diterapkan pada Rumah Bersalin Amanah. Sehingga dapat dikatakan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Amanah hanya melanjutkan catatan pembukuan penerimaan kas dari Rumah Bersalin Amanah. Dengan adanya perkembangan menjadi suatu rumah sakit ini, tentunya membawa dampak terhadap kegiatan penerimaan kas yang dilakukan. Apabila suatu rumah sakit makin besar, makin banyak pasien, maka makin banyak proses penerimaan kas yang terjadi. (Sabarguna, 2007: 116) Penerapan catatan penerimaan kas yang merupakan lanjutan dari catatan penerimaan kas Rumah Bersalin Amanah, sampai beberapa lama sistem ini masih berfungsi dengan baik dan mampu memenuhi kebutuhan manajemen rumah sakit dalam mendukung pengambilan keputusan dan pembelanjaan organisasi rumah sakit yaitu Yayasan Amanah. Namun pada akhir tahun 2011 sampai pertengahan 2012 ini, RSKIA Amanah mulai merasakan adanya kekurangan dalam sistem pencatatan penerimaan kas yang selama ini dijalankan. Semakin banyaknya penanganan pasien tentunya menambah

transaksi penerimaan kas yang terjadi, belum lagi sebagai akibat perkembangannya menjadi sebuah instansi rumah sakit. Kemudian adanya proyek penambahan fasilitas rumah sakit, ditambah dengan didirikannya apotek sebagai penunjang kegiatan pelayanan jasa di rumah sakit, yang memiliki penerimaan kas sendiri terpisah dengan penerimaan rumah sakit, tentunya menambah deretan catatan penerimaan kas yang dilakukan. Kekurangan tersebut terutama sekali dirasakan, ketika pasien akan keluar dari rumah sakit, pasien tersebut harus menunggu terlalu lama hingga pihak administrasi rumah sakit menyelesaikan penghitungan dan pembuatan form rincian total biaya yang harus ditanggung oleh pasien. Tentunya hal ini mengakibatkan penundaan penerimaan kas. Belum lagi apabila ada beban biaya yang ternyata belum dimasukkan dalam tagihan rumah sakit. Jika form rincian total biaya tersebut belum diserahkan pada pasien tentu tidak akan menjadi persoalan, karena beban yang belum dimasukkan tersebut hanya tinggal ditambahkan, dan apabila ada kesalahan pembebanan akan dihapus dan diganti dengan pembebanan yang tepat. Kemudian dibuat form rincian total biaya yang baru sesuai pembebanan yang telah diperbaiki. Yang menjadi persoalan, sehingga menyebabkan terjadinya kerugian materiil adalah form rincian total biaya tersebut telah diserahkan pada pasien dan pasien telah melunasi biaya yang dibebankan kepadanya oleh pihak rumah sakit. Sedang pihak rumah sakit baru mengetahui ternyata ada beban biaya yang terlewat dicatat atau ada beban baru yang belum dimasukkan, misalnya saja adanya tambahan pemakaian obat oleh pasien. Permasalahan ini tentunya sangat transaksi penerimaan kas yang terjadi, belum lagi sebagai akibat perkembangannya menjadi sebuah instansi rumah sakit. Kemudian adanya proyek penambahan fasilitas rumah sakit, ditambah dengan didirikannya apotek sebagai penunjang kegiatan pelayanan jasa di rumah sakit, yang memiliki penerimaan kas sendiri terpisah dengan penerimaan rumah sakit, tentunya menambah deretan catatan penerimaan kas yang dilakukan. Kekurangan tersebut terutama sekali dirasakan, ketika pasien akan keluar dari rumah sakit, pasien tersebut harus menunggu terlalu lama hingga pihak administrasi rumah sakit menyelesaikan penghitungan dan pembuatan form rincian total biaya yang harus ditanggung oleh pasien. Tentunya hal ini mengakibatkan penundaan penerimaan kas. Belum lagi apabila ada beban biaya yang ternyata belum dimasukkan dalam tagihan rumah sakit. Jika form rincian total biaya tersebut belum diserahkan pada pasien tentu tidak akan menjadi persoalan, karena beban yang belum dimasukkan tersebut hanya tinggal ditambahkan, dan apabila ada kesalahan pembebanan akan dihapus dan diganti dengan pembebanan yang tepat. Kemudian dibuat form rincian total biaya yang baru sesuai pembebanan yang telah diperbaiki. Yang menjadi persoalan, sehingga menyebabkan terjadinya kerugian materiil adalah form rincian total biaya tersebut telah diserahkan pada pasien dan pasien telah melunasi biaya yang dibebankan kepadanya oleh pihak rumah sakit. Sedang pihak rumah sakit baru mengetahui ternyata ada beban biaya yang terlewat dicatat atau ada beban baru yang belum dimasukkan, misalnya saja adanya tambahan pemakaian obat oleh pasien. Permasalahan ini tentunya sangat

1. Tidak ada karyawan yang bertugas secara khusus di bagian administrasi rumah sakit. Saat ini yang bertindak selaku penanggungjawab bagian administrasi adalah dua orang asisten dokter yaitu perawat yang bekerja secara shift untuk melaksanakan fungsi tersebut. Dan tanpa pengetahuan dibidang keuangan (akuntansi). Bahkan dokter, bidan maupun perawat lain dapat melaksanakan fungsi tersebut. Hal ini jelas bahwa seharusnya menurut kedudukannya, mereka tidak melaksanakan fungsi tersebut.

2. Catatan penerimaan kas terkadang ditulis dalam catatan kertas atau form tidak resmi, misalnya saja dicatat pada kertas bekas catatan aturan pakai obat. Dan tidak terotorisasi oleh bagian yang memiliki wewenang untuk menangani catatan tersebut. Hal inilah yang menyebabkan ada beban biaya terhadap pasien yang lupa untuk dimasukkan, karena pencatatan rincian tersebar secara tidak teratur, padahal rincian biaya tidak hanya dicatat dalam satu lembar kertas saja, dapat juga sampai dua atau tiga lembar kertas. Yang lebih jelasnya lembar-lembar kertas tersebut tidak memiliki otorisasi sah 2. Catatan penerimaan kas terkadang ditulis dalam catatan kertas atau form tidak resmi, misalnya saja dicatat pada kertas bekas catatan aturan pakai obat. Dan tidak terotorisasi oleh bagian yang memiliki wewenang untuk menangani catatan tersebut. Hal inilah yang menyebabkan ada beban biaya terhadap pasien yang lupa untuk dimasukkan, karena pencatatan rincian tersebar secara tidak teratur, padahal rincian biaya tidak hanya dicatat dalam satu lembar kertas saja, dapat juga sampai dua atau tiga lembar kertas. Yang lebih jelasnya lembar-lembar kertas tersebut tidak memiliki otorisasi sah

3. Penumpukan catatan penerimaan kas. Penerimaan kas yang terjadi harus ditulis tangan terlebih dahulu di dalam kertas (form) yang telah disediakan resmi oleh pihak rumah sakit baru kemudian disalin dalam buku penerimaan kas secara lengkap. Atau bisa juga dari catatan kertas baru kemudian disalin dalam form, kemudian di salin lagi dalam buku penerimaan kas secara lengkap. Orang yang melaksanakan tanggungjawab ini, harus dua atau tiga kali kerja dalam melakukan pencatatan penerimaan kas. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan. Namun, tetap saja terkadang ada kelalaian dalam pencatatan, misalnya ada biaya yang terlewat untuk dicatat. Inilah suatu ketidakefisiensian pencatatan penerimaan kas. Belum lagi adanya tambahan catatan penerimaan lain, yaitu penerimaan kas dari apotek.

4. Rumah sakit Amanah ini hanya memiliki satu bagian, yaitu bagian administrasi yang bertugas menjalankan fungsi bagian pendaftaran pasien (bisa disebut sebagai bagian penjualan), bagian administrasi (bagian yang melakukan pencatatan piutang dan penagihannya), bagian kas (atau kassa yang bertugas menerima uang) dan bagian keuangan (bagian yang melakukan perhitungan atas penerimaan kas).

Permasalahan tersebut tentunya tidak dapat diabaikan lagi, karena jika diabaikan begitu saja akan semakin menambah kerugian material yang Permasalahan tersebut tentunya tidak dapat diabaikan lagi, karena jika diabaikan begitu saja akan semakin menambah kerugian material yang

1.2. Rumusan Masalah Melihat kelemahan sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang telah dijelaskan di atas maka penulis merumuskan masalah yaitu: Bagaimana perancangan sistem informasi akuntansi, yang mampu mengatasi permasalahan dalam sistem pencatatan penerimaan kas dan sesuai untuk diterapkan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak?

1.3. Batasan Masalah Supaya masalah yang diteliti tidak terlampau luas, maka penulis menetapkan batasan ruang lingkup penelitian. Dalam penelitian ini, masalah yang diteliti adalah permasalahan yang berhubungan dengan penerimaan kas di Rumah

Sakit Khusus Ibu dan Anak Amanah. Penerimaan kas tersebut diperoleh dari penerimaan pasien dan kegiatan – kegiatan yang mendukung pelayanan jasa seperti apotek di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Amanah.

1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:

1.4.1. Membantu Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH untuk dapat meningkatkan pelayanan terhadap pasien dan mengurangi permasalahan yang berhubungan dengan penerimaan kas.

1.4.2. Membantu Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Amanah untuk dapat menemukan sistem yang sesuai dan dapat dikendalikan dengan baik agar mampu meningkatkan kualitas kinerja pelayanan jasa.

1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH untuk dapat memaksimalkan sumber daya yang ada, mengurangi permasalahan kesalahan pencatatan penerimaan kas dan meningkatkan pelayanan jasa Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH terhadap masyarakat.

1.6. Metodologi Penelitian

1.6.1. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah seluruh komponen dan prosedur sistem informasi akuntansi penerimaan kas di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH yang terletak di Jalan Raya Kebokura No. 37 Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah – Indonesia.

1.6.2. Data yang Diperlukan

Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu penulis harus mengetahui dan paham mengenai sistem lama yang sudah dioperasikan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH. Informasi mengenai sistem yang ada dan data di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH dapat diperoleh dari dokumen-dokumen seperti:

a. Sejarah perusahaan (Rumah Sakit)

b. Struktur Organisasi (Yayasan)

c. Dokumen dan catatan akuntansi yang ada

1.6.3. Metode Pengumpulan Data 1.6.3.1.Metode pengumpulan data primer yang berbentuk survei

berupa wawancara.

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung mengenai gambaran umum rumah sakit dan informasi yang lebih mendetail yang berkaitan langsung dengan sistem informasi akuntansi Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung mengenai gambaran umum rumah sakit dan informasi yang lebih mendetail yang berkaitan langsung dengan sistem informasi akuntansi

1.6.3.2.Metode pengumpulan data primer yang berbentuk observasi.

Observasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan tepat mengenai objek yang diteliti melalui pengamatan langsung terhadap objek, subyek dan kegiatan operasional yang dilakukan oleh Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH dalam sistem akuntansi penerimaan kas. Kegiatan pengamatan yang dilakukan penulis adalah menjadi partisipan, yaitu pengamat menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Jenis pendekatan ini dipilih karena penulis dapat memahami secara jelas permasalahan yang ada, dan kegiatan pengamatan tidak mempengaruhi situasi dalam kewajarannya.

Hasil wawancara dan observasi di objek penelitian adalah pemahaman mengenai sistem akuntansi penerimaan kas dan kendala-kendala yang ada di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH yang belum didokumentasikan. Hasil dari wawancara dan penelaahan data perusahaan didokumentasikan oleh penulis dalam catatan wawancara yang selanjutnya ditulis ulang menjadi terstruktur sedangkan hasil observasi didokumentasikan penulis dalam bentuk flowchart dan diagram.

1.6.4. Metode Analisa Data

Data yang diperoleh penulis melalui wawancara dan observasi kemudian dianalisis oleh penulis dengan menggunakan metode analisis isi (content analysis). Metode content analysis yang digunakan penulis adalah metode yang menggunakan memo - memo selama penelitian. Sebuah memo adalah tulisan yang diteorikan dari gagasan-gagasan tentang kode - kode dan hubungan - hubungan saat gagasan itu ditemukan oleh penganalisis selama pengkodean, gagasan tersebut berupa kalimat, paragraf, atau beberapa halaman catatan. Memo-memo tersebut diberi tanggal, dan diberi judul sesuai dengan konsep yang berhubungan. Memo kemudian diarsipkan sesuai dengan jenis-jenis konsepnya. Cara ini membantu penganalisis dari data ke arah konseptual, dan menunjukkan hubungan antar kategori serta membangun teori yang sesuai secara terpadu terhadap proses dan hasil pada situs dan objek.

1.6.5. Metode Pengembangan Sistem

Setelah menganalisis data yang diperoleh dari observasi dan wawancara, penulis memulai analisis sistem yang sesuai dengan kebutuhan obyek yang diteliti. Metode analisis sistem yang dipilih penulis adalah metode prototyping. Dalam metode ini, pengembang akan menyediakan sebuah prototype atau model prototype, dimana prototype adalah suatu versi sistem Setelah menganalisis data yang diperoleh dari observasi dan wawancara, penulis memulai analisis sistem yang sesuai dengan kebutuhan obyek yang diteliti. Metode analisis sistem yang dipilih penulis adalah metode prototyping. Dalam metode ini, pengembang akan menyediakan sebuah prototype atau model prototype, dimana prototype adalah suatu versi sistem

1. Identifikasi kebutuhan pengguna

2. Mengembangkan prototype

3. Menentukan apakah prototype bisa diterima

4. Menggunakan prototype Metode ini dipilih karena:

1. Komunikasi antar pengguna dan pengembang meningkat.

2. Pengembang dapat mempelajari dan mengetahui kebutuhan – kebutuhan pengguna secara tepat.

3. Pengguna berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.

4. Pengembang dan pengguna memerlukan lebih sedikit usaha dan waktu dalam mengembangkan sistem.

5. Implementasi akan lebih mudah sebab pengguna mengetahui apa yang akan di dapat dari sistem baru.

Pada penelitian kali ini langkah – langkah metodologi pembuatan prototype yang akan dilakukan penulis agar dapat memberikan usulan yang baik dalam pengembangan sistem di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH adalah:

1. Identifikasi kebutuhan pengguna

2. Mengembangkan Prototype

3. Menentukan apakah prototype dapat di terima Ketiga tahapan awal pembuatan prototype di ulang berkali – kali hingga memperoleh model prototype yang paling sesuai untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Tahap penggunaan prototype tidak dilakukan oleh penulis karena membutuhkan adanya kebijakan manajemen Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH dalam pengimplementasiannya.

1.6.6. Alat Dokumentasi

Alat – alat dokumentasi yang digunakan penulis untuk mendokumentasikan arus pekerjaan secara keseluruhan dan sistem informasi yang ada di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH adalah flowchart dan data flow diagram (DFD).

1.7. Sistematika Pembahasan Penelitian ini disajikan dalam 5 (lima) bab, yaitu:

1. Pendahuluan Bab ini berisi mengenai masalah yang menjadi latar belakang penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian, metodologi penelitian, alat dokumentasi dan sistematika pembahasan.

2. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendasari pembahasan masalah yang meliputi pengertian sistem informasi akuntansi dan 2. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendasari pembahasan masalah yang meliputi pengertian sistem informasi akuntansi dan

3. Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH Bab ini berisi mengenai sejarah berdirinya Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH, struktur Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH, jasa yang ditawarkan, dokumen serta catatan akuntansi yang digunakan dan prosedur pencatatan sistem akuntansi penerimaan kas yang sudah diterapkan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH termasuk bagian yang terkait dan bagan alirnya.

4. Analisa dan Desain Sistem Bab ini berisi pembahasan dengan cara melakukan analisis permasalahan dan mengindentifikasi kekurangan – kekurangan sistem yang ada, kemudian memberikan masukan tentang desain sistem informasi penerimaan kas yang baru untuk dapat mengatasi kekurangan – kekurangan dari sistem yang sudah ada di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH.

5. Kesimpulan dan saran Bab ini berisi tentang kesimpulan penulis atas perancangan sistem akuntansi penerimaan kas dan saran – saran dari penulis mengenai penerapan sistem akuntansi penerimaan kas yang sesuai.

BAB II SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN KAS

Langkah awal dalam melakukan analisis dan desain sistem informasi akuntansi adalah mengetahui secara jelas pengertian dan tujuan sistem informasi yang terkait, terutama dalam pembahasan kali ini adalah mengenai sistem informasi akuntansi penerimaan kas. Bab ini selanjutnya akan membahas mengenai pengertian sistem, informasi, dan sistem informasi secara umum, kemudian barulah membahas mengenai sistem informasi akuntansi secara kesatuan serta mengenai sistem informasi akuntansi penerimaan kas beserta fungsi, dokumen dan catatan yang dipergunakan, juga prosedur yang terkandung di dalamnya. Di dalam bab ini akan dijabarkan mengenai pengendalian intern yang sangat penting saat pengimplementasian sistem informasi akuntansi penerimaan kas, agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH. Di dalam bab ini pulalah akan dijabarkan mengenai teori database yang akan mendasari pengembangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH serta studi kelayakan yang akan dilakukan sebelum seorang penulis memulai penelitian. Kemudian bab ini akan diakhiri dengan bahasan mengenai siklus pengembangan sistem yang digunakan untuk analisis dan desain sistem informasi akuntansi penerimaan kasnya.

2.1. Konsep Dasar Sistem

2.1.1. Pengertian Sistem

Istilah sistem memunculkan suatu gambaran mengenai aplikasi dengan berbagai komputer dan pemrograman. (Hall, 2007: 6)

Romney dan Steinbart (2006), mendefinisikan bahwa: “A system is a set of two or more interrelated component that interact to achieve a goal.” Sistem adalah sebagai seperangkat atas dua atau lebih komponen yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang sama. Dimana sistem hampir selalu disusun dari suatu subsistem kecil, yang masing-masing menjalankan fungsi khusus penting dan mendukung sistem besar yang merupakan bagiannya. (Romney & Steinbart, 2006: 4)

2.1.2. Jenis-jenis Sistem

Sistem dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok, tergantung karakteristiknya. Winarno (2006), menjabarkan beberapa golongan sistem di antaranya adalah:

1. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungannya. Sistem terbuka menerima masukan dari luar dan menghasilkan keluaran juga untuk pihak luar. Kebanyakan sistem bersifat terbuka. Sedang sistem tertutup 1. Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungannya. Sistem terbuka menerima masukan dari luar dan menghasilkan keluaran juga untuk pihak luar. Kebanyakan sistem bersifat terbuka. Sedang sistem tertutup

2. Sistem Manual dan Sistem Otomatis Sistem manual adalah sistem yang bekerja berdasarkan campur tangan orang. Tanpa dijalankan secara manual, sistem tidak akan berjalan. Sistem otomatis adalah sistem yang dapat bekerja sendiri secara otomatis, sehingga tidak memerlukan campur tangan manusia.

3. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia Sistem alamiah adalah sistem yang sudah disediakan oleh alam, sehingga manusia tidak dapat berbuat banyak untuk mempengaruhi sistem tersebut. Sistem buatan manusia adalah sistem yang diciptakan oleh manusia.

4. Sistem Statis dan Sistem Dinamis Sistem statis adalah sistem yang relatif tetap atau tidak berubah, sedangkan sistem dinamis adalah sistem yang selalu berubah menyesuaikan dengan lingkungannya.

2.2. Konsep Dasar Informasi

2.2.1. Pengertian Informasi

Yang menjadi sumber dari suatu informasi adalah data, maka di dalam menguraikan informasi haruslah dikaitkan dengan pengertian dari data, yaitu kenyataan yang dikumpulkan, dicatat, Yang menjadi sumber dari suatu informasi adalah data, maka di dalam menguraikan informasi haruslah dikaitkan dengan pengertian dari data, yaitu kenyataan yang dikumpulkan, dicatat,

Untuk dapat menjadi informasi, data harus diproses untuk disajikan sesuai dengan kebutuhan pemakai tertentu. Data merupakan bahan mentah untuk memproduksi informasi. Tanpa data tidak akan dapat dihasilkan informasi. Oleh karena itu, untuk dapat disebut sebagai informasi bagi yang menerima (resipien), suatu informasi harus mempunyai makna tertentu yang bermanfaat (meaningful) bagi penerimanya. Suatu data merupakan informasi kalau data tersebut menambah pengetahuan (knowledge) bagi pembacanya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa untuk menjadi informasi suatu data harus mempunyai nilai informasi dan kualitas tertentu. (Suwardjono, 2002: 10) Makanya informasi adalah hal penting bagi siapa saja, baik individu, kelompok, maupun organisasi (perusahaan), yang akan diperoleh, dihasilkan dan disajikan kepada berbagai pihak pengguna internal dan eksternal organisasi (perusahaan).

Kenneth C. Laudon (2008), mendefinisikan bahwa: “Informasi berarti data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.”

2.2.2. Karakteristik Informasi

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa informasi yang bernilai paling tinggi adalah informasi yang mengandung ketidakpastian paling rendah. Akan tetapi, informasi tidak dapat terbebas sama sekali dari unsur ketidakpastian. Oleh sebab itu, diperlukan pembandingan antara biaya untuk memperoleh informasi dengan manfaat yang diperoleh dengan adanya informasi tersebut. Jadi suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk memperolehnya. (Widjajanto, 2001: 24) Romney dan Steinbart (2006), menyatakan bahwa syarat suatu informasi dikatakan berkualitas dan berguna bagi sistem informasi harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Relevant (Relevan) Informasi disebut relevan jika dapat mengurangi ketidakpastian, meningkatkan kemampuan pembuat keputusan untuk memprediksi atau mengkonfirmasi atau mengoreksi harapan yang diutamakan mereka.

2. Reliable (Dapat dipercaya, akurat atau handal) Informasi yang dapat dipercaya adalah informasi yang bebas dari kesalahan atau bias dan mencerminkan keakuratan (keadaan sebenarnya) dari peristiwa atau aktivitas organisasi.

3. Complete (Lengkap) Informasi yang lengkap jika tidak menghilangkan aspek penting suatu peristiwa atau aktivitas yang diukur.

4. Timely (Tepat Waktu) Informasi tersebut tepat waktu jika informasi tersebut diberikan pada waktu pembuat keputusan akan membuat keputusan.

5. Understandable (Mudah Dipahami) Informasi dapat dimengerti atau dipahami jika disajikan dalam format yang mudah digunakan dan mudah dipahami.

6. Verifiable (Terverifikasi atau dapat diketahui benar tidaknya) Informasi yang dapat dicari benar tidaknya jika terdapat dua orang yang memiliki pengetahuan namun mereka bersifat independen, masing-masing menghasilkan informasi yang sama.

7. Accessible (Mudah Diperoleh) Informasi disebut mudah diperoleh atau didekati apabila informasi tersebut tersedia bagi pengguna saat mereka membutuhkannya dan dalam format yang dapat mereka gunakan.

Sedangkan Hall (2007), menggambarkan bahwa suatu informasi hanya mempunyai 5 (lima) karakteristik, yaitu relevan, tepat waktu, akurasi, kelengkapan dan ringkas.

2.2.3. Nilai Informasi

Nilai informasi hanya dapat ditentukan secara relatif dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan tertentu. Agar dapat dikatakan mempunyai nilai dalam pengambilan keputusan, suatu informasi harus dapat:

1. Menambah pengetahuan pengambil keputusan (baik pengetahuan masa sekarang maupun masa mendatang).

2. Menambah keyakinan pemakai informasi mengenai probabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian (mengurangi ketidakpastian).

3. Mengubah keputusan atau menyebabkan perubahan perilaku (tindakan).

Jadi nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai dalam mengambil keputusan. (Suwardjono, 2002: 10-11)

2.3. Konsep Dasar Sistem Informasi

2.3.1. Pengertian Sistem Informasi

Hall (2007), mendefinisikan bahwa: “Sistem informasi (information system) adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna.” Dari pengertian tersebut Hall menggambarkan kerangka kerja sistem informasi seperti tampilan di Gambar 2-2 berikut:

2.3.2. Tujuan Sistem Informasi

Tiap perusahaan (organisasi) harus menyesuaikan sistem informasi dengan kebutuhan para penggunanya. Oleh karenanya, tujuan sistem informasi dapat berbeda antara perusahaan satu dengan lainnya. Namun terdapat tiga tujuan dasar di semua sistem. Menurut Hall (2007), tujuan-tujuan tersebut adalah:

1. Mendukung fungsi penyediaan (stewardship) pihak manajemen.

2. Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen.

3. Mendukung kegiatan operasional harian perusahaan.

2.4. Sistem Informasi Akuntansi

2.4.1. Pengertian Akuntansi

Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) dalam Suwardjono (2002), mendefinisikan: “Accounting is the body of knowledge and functions concerned with sistematic originating, authenticating, recording, classifying, processing, summarizing, analyzing, interpreting, and supplying of dependable and significant information covering transactions and events which are, in part at least, of a financial character, required for the management and operation of an entity and for report that have to be submitted there on to meet fiduciary and other responsibilities.”

Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan dengan masalah pengadaan, pengabsahan, pencatatan,

pemrosesan, peringkasan, penganalisisan, penginterpretasian, dan penyajian secara sistematik informasi yang dapat dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan yang diperlukan dalam pengelolaan dan pengoperasian suatu unit usaha dan yang diperlukan untuk dasar penyusunan laporan yang harus disampaikan untuk memenuhi pertanggungjawaban pengurusan keuangan dan lainnya.

pengklasifikasian,

2.4.2. Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson & Cerullo (1997), informasi akuntansi adalah output dari sistem informasi akuntansi yang berhubungan dengan transaksi dan kegiatan keuangan.

2.4.3. Pemakai Informasi Akuntansi

Menurut Widjajanto (2001), pemakai informasi akuntansi dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:

1. Kelompok Eksternal (pemakai luar) Kelompok eksternal adalah kelompok di luar perusahaan mencakup pemegang saham, investor, kreditor, pemerintah, pelanggan dan pemasok, pesaing, serikat pekerja, dan masyarakat umum.

Kelompok eksternal pada umumnya memerlukan informasi yang bersifat umum (dapat dipergunakan oleh berbagai pihak) dalam bentuk laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan rugi-laba, laporan arus kas, disertai dengan berbagai penjelasannya.

2. Kelompok Internal (pemakai intern) Kelompok internal adalah kelompok di dalam perusahaan mencakup pihak manajemen, pekerja dan karyawan perusahaan. Namun yang terutama adalah para manajer (manajemen), di mana kebutuhannya bervariasi tergantung pada tingkatannya dalam organisasi atau terhadap fungsi tertentu yang dilaksanakannya.

2.4.4. Pengertian Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi adalah seperangkat aturan, kebijakan, catatan, prosedur, standar dan hubungan organisasi yang dirancang untuk mengendalikan operasi serta sumber-sumber daya organisasi dan untuk menyediakan informasi perencanaan, pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal. (Estes, 2001: 4)

2.4.5. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Romney dan Steinbart (2006), mendefinisikan bahwa: “An Accounting Information System (AIS) is a system that collects, records, stores, and processes data to produce information for decision makers.” Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang melakukan pengumpulan, pencatatan, penyimpanan, dan pemrosesan data untuk menghasilkan informasi yang digunakan para pembuat keputusan.

2.4.6. Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney & Steinbart (2006), komponen sistem informasi akuntansi terdiri dari:

1. Orang (people), adalah orang yang mengoperasikan sistem.

2. Prosedur dan instruksi (perintah), bisa manual atau otomatis, tergantung dari pengumpulan, pemrosesan dan penyimpanan data tentang aktivitas organisasi.

3. Data, adalah tentang proses bisnis dan organisasi.

4. Software , digunakan untuk memproses data organisasi.

5. Infrastruktur Teknologi Informasi, termasuk didalamnya komputer, peripheral device, dan komunikasi network yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mengirimkan data dan informasi.

6. Pengukuran pengendalian internal dan keamanan, adalah melindungi data yang ada di sistem informasi akuntansi.

2.4.7. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney & Steinbart (2006), ada tiga fungsi penting sistem informasi akuntansi, yaitu:

1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya dan personal agar pihak manajemen, pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang hal-hal yang telah terjadi.

2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengorganisasian dan pengevaluasian.

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat, andal dan dapat dipercaya.

2.5. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas

2.5.1. Siklus Akuntansi

2.5.1.1. Pengertian Siklus

Siklus merupakan kumpulan prosedur yang saling berkaitan dan berurutan. Siklus diawali dengan suatu prosedur dan diakhiri dengan prosedur yang lain. Itulah sebabnya siklus memiliki beberapa prosedur. Awal dan akhir dari suatu siklus dapat diidentifikasi. Suatu siklus dirancang oleh perusahaan untuk menangani suatu peristiwa yang terjadi dalam suatu rangkaian. Disebut rangkaian karena peristiwanya dapat terdiri dari beberapa peristiwa yang lebih kecil dan harus ditangani dengan cara berbeda. (Winarno, 2006: 4.3)

2.5.1.2. Komponen Siklus

Siklus adalah bagian dari suatu peristiwa. (Winarno, 2006: 4.13) Siklus terdiri dari komponen-komponen berikut:

a. Prosedur atau sekumpulan langkah-langkah baku untuk menangani transaksi (atau kejadian).

b. Dokumen dan formulir (baik berbentuk hardcopy maupun softcopy), yang akan digunakan sebagai sarana untuk mencatat data dan menyajikan informasi.

c. Perangkat keras komputer dan peralatan lainnya (seperti mesin kas atau cash register, telepon dan faksimile , mesin hitung, server) yang digunakan untuk mencatat dan mengolah data serta menyajikan informasi.

d. Program komputer yang digunakan untuk menjalankan komputer, karena tanpa program komputer perangkat keras komputer tidak akan berfungsi.

e. Jaringan komunikasi, yang digunakan untuk mengirimkan data dari satu terminal (atau lokasi) ke terminal lain (atau lokasi lain), baik dalam lingkungan kantor perusahaan maupun ke lokasi yang sangat berjauhan.

f. Pengendalian atau pengawasan, yang digunakan untuk menjamin berfungsinya komponen- komponen suatu siklus, sehingga siklus dapat berjalan seperti yang direncanakan oleh manajemen.

g. Basis data, yang berisi kumpulan berbagai tabel yang berisi data sejenis. Basis data merupakan komponen kunci dari suatu sistem informasi. Tanpa basis data, sistem informasi tidak akan g. Basis data, yang berisi kumpulan berbagai tabel yang berisi data sejenis. Basis data merupakan komponen kunci dari suatu sistem informasi. Tanpa basis data, sistem informasi tidak akan

Komponen-komponen diatas merupakan komponen pokok yang harus disiapkan oleh perancang sistem dan para pimpinan perusahaan. Apabila komponen tersebut tidak lengkap, maka jalannya prosedur, dan sekaligus jalannya sistem menjadi tidak lancar. (Winarno, 2006: 4.14)

2.5.1.3. Jenis Siklus Akuntansi

Menurut Romney & Steinbart (2006), siklus akuntansi terdiri dari empat siklus utama, yaitu:

1. Siklus Pendapatan (Revenue Cycle) Adalah serangkaian kegiatan (kejadian) dalam aktivitas bisnis dan berhubungan dengan pengoperasian pemrosesan informasi yang dihubungkan dengan dengan penyediaan (pengadaan) barang dan jasa kepada konsumen dan penerimaan kas atas pembayaran transaksi penjualan tersebut.

2. Siklus

Pengeluaran (Expenditure Cycle ): Pembelian dan Pengeluaran Kas Adalah serangkaian kegiatan dalam aktivitas bisnis dan berhubungan dengan pengoperasian pemrosesan data yang dihubungkan dengan pembelian dan pengeluaran atas barang dan jasa.

3. Siklus Produksi (Production Cycle) Adalah serangkaian kegiatan dalam aktivitas bisnis dan berhubungan dengan pengoperasian pemrosesan data yang dihubungkan dengan produk manufaktur.

4. Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia dan Penggajian Adalah serangkaian kegiatan dalam aktivitas bisnis dan berhubungan dengan pengoperasian pemrosesan data yang dihubungkan dengan efektivitas dalam mengatur karyawan dan angkatan kerja.

2.5.2. Siklus Pendapatan

Informasi mengenai siklus pendapatan berhubungan dengan siklus yang lainnya. Objek utama dari siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat, di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat serta harga yang sesuai. Dan sebagai tambahan,

secara berkala manajemen harus memonitor dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas proses siklus pendapatan. Kemudian agar dapat digunakan dan relevan untuk pengambilan keputusan, maka data yang dihasilkan harus akurat, dapat dipercaya atau handal dan tepat waktu. (Romney & Steinbart, 2006: 355) Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang. (Mulyadi, 2001: 455) Pada penelitian kali ini, penulis akan menitikberatkan pembahasan pada penerimaan kas dari piutang jasa. Piutang jasa dilaksanakan oleh Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH dengan cara memberikan pelayanan jasa kesehatan terlebih dahulu kepada pasien yang datang, barulah setelah pelayanan jasa diberikan, pasien melakukan pembayaran atas jasa yang telah diberikan tersebut. Siklus pendapatan didefinisikan oleh Romney dan Steinbart (2006), sebagai serangkaian pengulangan aktivitas-aktivitas bisnis dan pengelolaan operasi pemrosesan informasi yang berhubungan dengan penyerahan barang atau jasa kepada konsumen dan penerimaan kas dari pembayaran atas aktivitas penjualan tersebut. Jadi, siklus pendapatan atau penerimaan adalah siklus yang bertujuan untuk mengubah produk perusahaan (baik barang maupun jasa) menjadi kas. Dimana kegiatan siklus penerimaan secara berkala manajemen harus memonitor dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas proses siklus pendapatan. Kemudian agar dapat digunakan dan relevan untuk pengambilan keputusan, maka data yang dihasilkan harus akurat, dapat dipercaya atau handal dan tepat waktu. (Romney & Steinbart, 2006: 355) Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang. (Mulyadi, 2001: 455) Pada penelitian kali ini, penulis akan menitikberatkan pembahasan pada penerimaan kas dari piutang jasa. Piutang jasa dilaksanakan oleh Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH dengan cara memberikan pelayanan jasa kesehatan terlebih dahulu kepada pasien yang datang, barulah setelah pelayanan jasa diberikan, pasien melakukan pembayaran atas jasa yang telah diberikan tersebut. Siklus pendapatan didefinisikan oleh Romney dan Steinbart (2006), sebagai serangkaian pengulangan aktivitas-aktivitas bisnis dan pengelolaan operasi pemrosesan informasi yang berhubungan dengan penyerahan barang atau jasa kepada konsumen dan penerimaan kas dari pembayaran atas aktivitas penjualan tersebut. Jadi, siklus pendapatan atau penerimaan adalah siklus yang bertujuan untuk mengubah produk perusahaan (baik barang maupun jasa) menjadi kas. Dimana kegiatan siklus penerimaan

2.5.3. Penerimaan Kas Menurut Standar Akuntansi Keuangan

Di dalam Standar Akuntansi Keuangan, penerimaan kas diungkapkan dalam PSAK No. 23 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23) mengenai pendapatan. Dimana pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan di kenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalty, dan sewa. (IAI, 2004: 23.1) Jadi secara garis besar PSAK No. 23 mendefinisikan pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

2.5.4. Aktivitas Utama Dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas di Perusahaan Jasa

Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas memiliki empat aktivitas utama Sales Order Entry (Pesanan Penjualan), Shipping

(Pengiriman), Billing (Penagihan), dan Cash Collection

(Penerimaan Kas). (Romney & Steinbart, 2006: 356)

1. Sales Order Entry Siklus penerimaan ini dimulai dengan kegiatan menerima order penjualan dari konsumen. Dalam penjualan jasa seperti rumah sakit menerima order diartikan sebagai penerimaan pasien (pendaftaran pasien) yang ingin melakukan perawatan atau ingin mendapatkan tindakan medik di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH.

2. Shipping Aktivitas yang kedua adalah memenuhi pesanan konsumen dan menyerahkannya kepada konsumen. Kegiatan ini terlihat lebih jelas pada siklus penjualan barang perusahaan manufaktur atau perusahaan dagang. Jika dianalogikan dalam transaksi perusahaan jasa seperti di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH, kegiatan ini merupakan aktivitas memberikan pelayanan jasa kesehatan kepada pasien yang datang untuk berobat atau ditolong dalam 2. Shipping Aktivitas yang kedua adalah memenuhi pesanan konsumen dan menyerahkannya kepada konsumen. Kegiatan ini terlihat lebih jelas pada siklus penjualan barang perusahaan manufaktur atau perusahaan dagang. Jika dianalogikan dalam transaksi perusahaan jasa seperti di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH, kegiatan ini merupakan aktivitas memberikan pelayanan jasa kesehatan kepada pasien yang datang untuk berobat atau ditolong dalam

3. Billing Aktivitas yang ketiga dalam siklus pendapatan melibatkan penagihan kepada konsumen. Dimana terdiri dari dua hal utama yaitu menfaktur dan mengupdate piutang dagang. Jika digambarkan dalam Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH aktivitas ini berarti bahwa bagian administrasi meminta kepada pasien untuk melunasi biaya atas pelayanan jasa yang telah diberikan setelah masa perawatan atau tindakan medik selesai dilakukan.

4. Cash Collection Aktivitas tahap terakhir dalam siklus pendapatan adalah penerimaan kas. Kasir (bagian kas/ kassa) bertugas menerima pembayaran dari pasien, membuat laporan adanya penerimaan (buku penerimaan kas), dan menyetorkan penerimaan uang tersebut ke bagian keuangan. Namun, di dalam Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak AMANAH bagian administrasi adalah bagian yang bertugas menerima pembayaran dari pasien dan kemudian mencatatnya dalam buku penerimaan kas atau buku pelunasan pembayaran. Dan menyetorkan penerimaan kas tersebut ke pemilik Yayasan Amanah.

2.5.5. Fungsi yang Terkait dalam Sistem Penerimaan Kas pada Perusahaan Jasa seperti Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak

Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penerimaan piutang jasa:

1. Fungsi Penerimaan (Bagian Penerimaan Pasien/ Bagian Pendaftaran Pasien) Pada perusahaan jasa fungsi penerimaan (bagian penerimaan pasien) adalah bagian pendaftaran. Fungsi ini bertanggungjawab untuk menerima pasien, baik itu pasien lama maupun pasien baru yang ingin mendapatkan tindakan perawatan atau medik oleh pihak Rumah Sakit. Bagian pendaftaran bertugas mengisikan identitas pasien di buku pendaftaran ataupun mencatat langsung di buku register, kemudian bagian pendaftaran akan mengisi kartu pasien dengan menggunakan identitas yang terdapat di buku pendaftaran atau buku register tersebut dengan nomor terurut, sebagai bukti adanya status pasien. Disertai dengan Kartu Status Pasien.