Berdasarkan Gambar 4.4 dapat diketahui bahwa jumlah karyawan pelaksana yang merasa puas lebih banyak daripada jumlah karyawan pelaksana yang tidak merasa puas.
C. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan keeratan hubungan dan arah hubungan variabel bebas dan variabel terikat. Analisis bivariat dalam
penelitian ini menggunakan Analisis Crosstabs Chi Square Tabulasi Silang dan Analisis Korelasi Spearman dengan nilai
α = 0,05. Ukuran untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat
dilihat dari Correlation Cofficient Koefisien Korelasi. Korelasi positif nilainya berada antara 0 sampai +1, nilai menjelaskan apabila suatu variabel naik maka akan menyebabkan
kenaikan pada variabel yang lainnya dan sebaliknya. Korelasi negatif nilainya antara -1 sampai 0, nilai tersebut menjelaskan bahwa apabila suatu variabel naik maka variabel yang
lainnya akan turun, dan sebaliknya. Ukuran untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
signifikan atau tidak dapat dilihat dari signifikansi value p-value hasil uji koefisien korelasi. Jika nilai p yang didapat lebih kecil dari 0.05 maka hipotesis nol ditolak yang
berarti antara dua variabel bebas dan terikat yang diteliti mempunyai hubungan yang bermakna. Jika nilai p lebih besar dari 0.05 maka hipotesis nol gagal ditolak yang berarti
bahwa antara dua variabel bebas dan terikat yang diteliti tidak mempunyai hubungan yang bermakna.
Universitas Sumatera Utara
1. Hubungan Antara Usia dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pelaksana PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Kantor Pusat Medan
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Usia dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pelaksana
Kepuasankerja Total
Puas Tidak Puas
Usia 20-29 tahun Count
7 1
8 within Usia
87.5 12.5
100.0 within Kepuasankerja
9.9 12.5
10.1 of Total
8.9 1.3
10.1 30-34 tahun Count
5 2
7 within Usia
71.4 28.6
100.0 within Kepuasankerja
7.0 25.0
8.9 of Total
6.3 2.5
8.9 35-39 tahun Count
15 1
16 within Usia
93.8 6.2
100.0 within Kepuasankerja
21.1 12.5
20.3 of Total
19.0 1.3
20.3 40-44 tahun Count
22 3
25 within Usia
88.0 12.0
100.0 within Kepuasankerja
31.0 37.5
31.6 of Total
27.8 3.8
31.6 45-49 tahun Count
12 1
13 within Usia
92.3 7.7
100.0 within Kepuasankerja
16.9 12.5
16.5 of Total
15.2 1.3
16.5 50-54 tahun Count
10 10
within Usia 100.0
.0 100.0
within Kepuasankerja 14.1
.0 12.7
of Total 12.7
.0 12.7
Total Count
71 8
79 within Usia
89.9 10.1
100.0 within Kepuasankerja
100.0 100.0
100.0 of Total
89.9 10.1
100.0
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 16.00 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa karyawan pelaksana berusia 20 – 29 tahun yang merasa puas terhadap pekerjaannya ada 7 orang 87,5 dan yang merasa tidak
puas terhadap pekerjaannya ada 1 orang 12,5 . Karyawan pelaksana berusia 30 – 34 tahun yang merasa puas terhadap pekerjaannya ada 5 orang 71,4 dan yang merasa tidak
puas terhadap pekerjaannya ada 2 orang 28,6 . Karyawan pelaksana berusia 35 – 39 tahun yang merasa puas terhadap pekerjaannya ada 15 orang 93,8 dan yang merasa
tidak puas terhadap pekerjaannya ada 1 orang 6,2 . Karyawan pelaksana berusia 40 – 44 tahun yang merasa puas terhadap pekerjaannya ada 22 orang 88 dan yang merasa tidak
puas terhadap pekerjaannya ada orang 12 . Karyawan pelaksana berusia 45 – 49 tahun yang merasa puas terhadap pekerjaannya ada 12 orang 92,3 dan yang merasa tidak puas
terhadap pekerjaannya ada 1 orang 7,7 . Karyawan pelaksana berusia 50 – 54 tahun yang merasa puas terhadap pekerjaannya ada 10 orang 100 dan yang merasa tidak puas
terhadap pekerjaannya tidak ada. Karyawan pelaksana berusia 50 – 54 tahun merasa puas terhadap pekerjaannya.
Alasannya adalah semakin lanjut usia seseorang maka semakin sulit memulai karir baru di tempat baru. Usia 50 – 54 tahun merupakan masa menjelang pensiun pada PT. Perkebunan
Nusantara IV Persero Medan. Karyawan pelaksana lebih banyak berusia 40 – 44 tahun. Hal ini sesuai dengan
sejarah PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan yang merupakan penggabungan kebun-kebun yang berada di wilayah Sumatera Utara dari PT. Perkebunan Nusantara VI,
VII, dan VIII. Penggabungan tiga perusahaan yang dilakukan pada tanggal 14 Pebruari 1996 ini tidak melakukan tindakan PHK terhadap karyawannya yang menyebabkan kelebihan
tenaga kerja. Pihak manajemen perusahaan melakukan formasi karyawan untuk memberdayakan semua karyawan yang ada. Hal ini berpengaruh terhadap penerimaan tenaga
Universitas Sumatera Utara
kerja baru dimana selama beberapa tahun perusahaan tidak membuka lowongan kerja. Keadaan ini menyebabkan karyawan dominan usia tua. Pada tahun 2006 perusahaan mulai
membuka penerimaan tenaga kerja baru, itu pun dalam jumlah yang sangat sedikit.
Tabel 4.8 Korelasi Spearman Usia dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pelaksana
Usia Kepuasankerj
a Spearmans rho Usia
Correlation Coefficient
1.000 -.138
Sig. 1-tailed .
.113 N
79 79
Kepuasankerja Correlation Coefficient
-.138 1.000
Sig. 1-tailed .113
. N
79 79
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 16.00 2010
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa hasil analisis korelasi Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar -0,138. Korelasi antara variabel usia dengan
variabel kepuasan kerja menghasilkan korelasi negatif. Nilai p-value sebesar 0,113 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang tidak
signifikan antara usia dengan kepuasan kerja. Artinya, tidak ada hubungan antara usia dengan kepuasan kerja karyawan pelaksana pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero
Unit Kantor Pusat Medan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Setiawan 2007 yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara umur dengan kepuasan kerja. Robbins dan Judge 2008 menyatakan bahwa adanya suatu hubungan yang positif antara kepuasan kerja dengan umur,
sekurangnya sampai umur 60 tahun. Kepuasan kerja akan cenderung terus-menerus
Universitas Sumatera Utara
meningkat pada para karyawan yang profesional dengan bertambahnya usia mereka, sedangkan pada karyawan yang nonprofesional kepuasan itu merosot selama usia setengah
baya dan kemudian naik lagi dalam tahun-tahun berikutnya. Menurut Siagian 2002, terdapat korelasi antara kinerja dan kepuasan kerja dengan umur seorang karyawan, artinya
kecenderungan yang sering terlihat ialah bahwa semakin lanjut umur karyawan, kinerja dan tingkat kepuasan kerjanya pun biasanya semakin tinggi.
2. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pelaksana PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Kantor Pusat Medan
Tabel 4.9 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pelaksana
Kepuasankerja Total
Puas Tidak Puas
JenisKelamin Laki-laki Count
51 7
58 within
JenisKelamin 87.9
12.1 100.0 within
Kepuasankerja 71.8
87.5 73.4
of Total 64.6
8.9 73.4
Perempuan Count 20
1 21
within JenisKelamin
95.2 4.8 100.0
within Kepuasankerja
28.2 12.5
26.6 of Total
25.3 1.3
26.6 Total
Count 71
8 79
within JenisKelamin
89.9 10.1 100.0
within Kepuasankerja
100.0 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
Kepuasankerja Total
Puas Tidak Puas
JenisKelamin Laki-laki Count
51 7
58 within
JenisKelamin 87.9
12.1 100.0 within
Kepuasankerja 71.8
87.5 73.4
of Total 64.6
8.9 73.4
Perempuan Count 20
1 21
within JenisKelamin
95.2 4.8 100.0
within Kepuasankerja
28.2 12.5
26.6 of Total
25.3 1.3
26.6 Total
Count 71
8 79
within JenisKelamin
89.9 10.1 100.0
within Kepuasankerja
100.0 100.0 100.0
of Total 89.9
10.1 100.0 Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 16.00 2010
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa karyawan pelaksana berjenis kelamin laki-laki yang merasa puas terhadap pekerjaannya ada 51 orang 87,9 dan yang merasa
tidak puas terhadap pekerjaannya ada 7 orang 12,1 . Karyawan pelaksana berjenis kelamin perempuan yang merasa puas terhadap pekerjaannya ada 20 orang 95,2 dan
yang merasa tidak puas terhadap pekerjaannya ada 1 orang 4,8 . Karyawan dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak karena laki-laki dianggap
lebih efektif terhadap pekerjaan yang ada pada perusahaan ini. Hal ini disebabkan pekerjaan menuntut jam lembur dan perusahaan sering melakukan dinas luar dimana bagi perempuan
dianggap sulit dengan adanya keharusan surat ijin. Selain itu, hari kerja perempuan kurang
Universitas Sumatera Utara
efektif berhubung kodratnya sebagai perempuan, misalnya cuti haid setiap bulan. Apalagi, sebagian besar karyawan sudah menikah sehingga perempuan kurang fokus di tempat kerja
karena tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga.
Tabel 4.10 Korelasi Spearman Jenis Kelamin dengan Masa Kerja Karyawan Pelaksana
JenisKelamin Kepuasankerj
a Spearmans rho JenisKelamin Correlation
Coefficient 1.000
-.107 Sig. 1-tailed
. .174
N 79
79 Kepuasankerja Correlation
Coefficient -.107
1.000 Sig. 1-tailed
.174 .
N 79
79 Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 16.00 2010
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa hasil analisis korelasi Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar -0,107. Korelasi antara variabel jenis kelamin
dengan variabel kepuasan kerja menghasilkan korelasi negatif. Nilai p-value sebesar 0,174 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang tidak
signifikan antara jenis kelamin dengan kepuasan kerja. Artinya, tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kepuasan kerja karyawan pelaksana pada PT. Perkebunan Nusantara
IV Persero Unit Kantor Pusat Medan. Hal ini sejalan dengan penelitian Setiawan 2007 yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan antara jenis kelamin dengan kepuasan kerja karyawan. Robbins dan Judge 2008 menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam
kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi,
Universitas Sumatera Utara
sosiabilitas, atau kemampuan belajar. Terdapat teori lain yang berpendapat bahwa perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kepuasan kerja, teori ini
diungkapkan oleh Glenn, Taylor, dan Wlaver 1977 yang menyatakan bahwa ada perbedaan tingkat kepuasan kerja antara pria dengan wanita, dimana kebutuhan wanita
untuk merasa puas dalam bekerja ternyata lebih rendah dibandingkan pria As’ad, 1995.
3. Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pelaksana PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Kantor Pusat Medan
Tabel 4.11 Tabulasi Silang Masa Kerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pelaksana
Kepuasankerja Total
Puas Tidak Puas
MasaKerja 5 tahun Count
6 2
8 within MasaKerja
75.0 25.0 100.0
within Kepuasankerja
8.5 25.0
10.1 of Total
7.6 2.5
10.1 6-15 tahun Count
25 4
29 within MasaKerja
86.2 13.8 100.0
within Kepuasankerja
35.2 50.0
36.7 of Total
31.6 5.1
36.7 16-25 tahun Count
29 2
31 within MasaKerja
93.5 6.5 100.0
within Kepuasankerja
40.8 25.0
39.2 of Total
36.7 2.5
39.2 26-35 tahun Count
11 11
within MasaKerja 100.0
.0 100.0 within
Kepuasankerja 15.5
.0 13.9
of Total 13.9
.0 13.9
Universitas Sumatera Utara
Total Count
71 8
79 within MasaKerja
89.9 10.1 100.0
within Kepuasankerja
100.0 100.0 100.0
of Total 89.9
10.1 100.0 Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 16.00 2010
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa karyawan pelaksana dengan masa kerja 5 tahun yang merasa puas terhadap pekerjaannya ada 6 orang 75 dan yang
merasa tidak puas terhadap pekerjaannya ada 2 orang 25 . Karyawan pelaksana dengan masa kerja 6 – 15 tahun yang merasa puas terhadap pekerjaannya ada 25 orang 86,2 dan
yang merasa tidak puas terhadap pekerjaannya ada 4 orang 13,8 . Karyawan pelaksana dengan masa kerja 16 – 25 tahun yang merasa puas terhadap pekerjaannya ada 29 orang
93,5 dan yang merasa tidak puas terhadap pekerjaannya ada 2 orang 6,5 . Karyawan pelaksana dengan masa kerja 26 – 35 tahun yang merasa puas terhadap pekerjaannya ada 11
orang 100 dan yang merasa tidak puas terhadap pekerjaannya tidak ada.
Tabel 4.12 Korelasi Spearman Masa Kerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pelaksana
MasaKerja Kepuasankerj
a Spearmans rho MasaKerja
Correlation Coefficient
1.000 -.221
Sig. 1-tailed .
.025 N
79 79
Kepuasankerja Correlation Coefficient
-.221 1.000
Sig. 1-tailed .025
. N
79 79
Universitas Sumatera Utara
MasaKerja Kepuasankerj
a Spearmans rho MasaKerja
Correlation Coefficient
1.000 -.221
Sig. 1-tailed .
.025 N
79 79
Kepuasankerja Correlation Coefficient
-.221 1.000
Sig. 1-tailed .025
. N
79 79
. Correlation is significant at the 0.05 level 1- tailed.
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS 16.00 2010
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa hasil analisis korelasi Spearman diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar -0,221. Korelasi antara variabel masa kerja dengan
variabel kepuasan kerja menghasilkan korelasi negatif. Nilai p-value sebesar 0,025 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan
antara masa kerja dengan kepuasan kerja. Artinya, ada hubungan antara masa kerja dengan kepuasan kerja karyawan pelaksana pada PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Unit
Kantor Pusat Medan. Semakin lama masa kerja karyawan pelaksana maka kepuasan kerja karyawan semakin menurun.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Setiawan 2007 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara masa kerja dengan kepuasan kerja karyawan. Bukti menunjukkan
bahwa masa jabatan dan kepuasan kerja memiliki korelasi yang positif Robbins dan Judge, 2008. Masa kerja yang lama akan cenderung membuat seorang karyawan lebih merasa
betah dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi dengan lingkungannya yang cukup lama sehingga seorang karyawan akan merasa nyaman
dengan pekerjaannya. Penyebab lain juga dikarenakan adanya kebijakan dari instansi atau perusahaan mengenai jaminan hidup dihari tua Kreitner dan Kinicki, 2003.
Universitas Sumatera Utara
Menurunnya kepuasan kerja karyawan pelaksana seiring waktu lama bekerja disebabkan karena adanya kejenuhan akan pekerjaan dan kurangnya kesempatan
berkembang bagi karyawan pelaksana. Berdasarkan hasil wawancara, karyawan pelaksana akan lebih bergairah dalam bekerja apabila pekerjaan yang diberi atasan lebih menantang.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan