Pengaruh Pengawasan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada Kantor Dinas PT Angkasa Pura II (Persero) Medan

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP EFEKTIVITAS

KERJA KARYAWAN PADA KANTOR DINAS

PT ANGKASA PURA II (PERSERO)

MEDAN

Oleh

PUTRI QORY MAISYARAH 070521112

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap efektivitas kerja karyawan pada kantor dinas PT Angkasa Pura II (Persero) Medan. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif pengujian signifikan parsial (uji-t), regresi linier sederhana determinansi (R2

Metode penarikan sampel yang digunakan adalah Proportionate Stratified Random Sampling yaitu metode penarikan sampel acak secara proporsional untuk setiap kelompok strata di dalam populasisebanyak 80 karyawan/responden. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 17.00 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi.

). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) Medan yang terdiri dari 3 divisi yaitu divisi teknik elektronika dan listrik, divisi teknik dan peralatan serta divisi administrasi 366 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Pengawasan (X) terhadap Efektivitas Kerja Karyawan (Y) pada Kantor Dinas PT Angkasa Pura II (Persero) Medan. Analisis koefisien determinan (R2) dilihat dari Adjusted R2 sebesar 78,3% yang berarti variabel efektivitas kerja karyawan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel pengawasan (X) sedangkan sisanya merupakan kontribusi variabel indenpenden lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.


(3)

ABSTRACT

This study to determine the effect on the effectiveness of supervision of employees working in offices of PT Angkasa Pura II (Limited) Medan. Data analysis method used is descriptive analysis and quantitative analysis of partial significant test (t-test), determinansi simple linear regression (R2). The population in this study were employees of PT Angkasa Pura II (Limited) field consists of 3 divisions namely division of electronics and electrical engineering, engineering and equipment division and administrative division of 366 people

The sampling method used is proportionate Stratified Random Sampling is the method of random sampling in proportion to each group of strata in the population of 80 employees / respondents. Tests performed using SPSS for windows version 17:00. The data used are primary and secondary data. Data collection techniques used are interviews, questionnaires and documentation studies.

These results indicate that the presence of a positive and significant influence between Supervision variables (X) of the Employee Effectiveness (Y) in the Office of PT Angkasa Pura II (Limited) Medan. Analysis of the determinant coefficient (R 2) seen from the Adjusted R2 of 78.3% which means the variable effectiveness of employees' (Y) can be explained by the control variables (X) while the rest is contributed by other indenpenden variables that are not included in this study.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Pengawasan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pada Kantor Dinas PT Angkasa Pura II (Persero) Medan. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan studi Penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Berkaitan dengan hal ini, Penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran untuk perbaikannya. Dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhaini, M.S selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Endang Sulistya

5. Ibu Dra. Komariah Pandia, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saran selama penulisan skripsi.

Rini, SE, MSi selaku Ketua Program Studi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Doli JM Dalimunthe, MSi selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan arahan dan petunjuk dalam penulisan skripsi.


(5)

7. Ibu Dra. Friska Sipayung, MSi selaku Dosen Penguji II yang memberikan arahan dan masukan dalam penulisan skripsi.

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Jurusan Manajemen yang telah memberikan bekal ilmu yang tidak ternilai harganya selama masa kuliah.

9. Seluruh Staf Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yaitu Kak Dani, Kak Vina, Kak Nur, yang telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis semasa kuliah hingga selesai.

10.Seluruh Staf Karyawan Bagian Administrasi dan Umum Kantor Dinas PT Angkasa Pura II (Persero) Medan, Penulis ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

11.Sahabat-sahabatku Anum, Kiky, Wilda, Natasha, Windy dan seluruh Mahasiswa Ekstensi Manajemen Angkatan 2007 yang tak bisa disebutkan namanya Penulis ucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga.

12.Dan semua pihak terkait yang telah banyak membantu Penulis menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati yang tulus Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang bersangkutan.

Medan, Februari 2012 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Efektivitas Kerja ... 7

2.1.1Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja ... 8

2.1.2Alat Ukur Efektivitas Kerja ... 9

2.2 Pengertian Pengawasan ... 12

2.2.1Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengawasan ... 1

2.2.2Tipe-tipe Pengawasan ... 15

2.2.3Sifat dan Waktu Pengawasan ... 16

2.2.4Proses Pengawasan ... 18

2.3 Pengaruh Pengawasan Terhadap Efektivitas Kerja ... 19

2.4 Penelitian Terdahulu ... 20

2.5 Kerangka Konseptual ... 21

2.6 Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

3.3 Populasi dan Sampel ... 23

3.3.1 Populasi ... 23

3.3.2 Sampel ... 24

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.5 Jenis Sumber Data ... 25

3.6 Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel ... 26

3.7 Skala Pengukuran Variabel... 27

3.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 27


(7)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 31

4.2 Struktur Organisasi Perusahaan. ... 37

4.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 39

4.3.1 Hasil Uji Validitas ... 39

4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 40

4.4 Analisis Deskriptif ... 41

4.4.1 Hasil Analisis Deskripstif Responden ... 41

4.4.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel ... 45

4.5 Hasil Analisis Regresi Sederhana ... 50

4.6 Pengujian Hipotesis... 52

4.6.1 Uji Parsial (Uji t) ... 52

4.6.2 Pengujian Koefisien Determinan (R2 4.7 Pembahasan ... 55

) ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.2 Kesimpulan ... 57

5.3 Saran ... 58


(8)

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

Tabel 1.1 Data Absensi Karyawan pada Tahun 2010 ... 3

Tabel 1.2 Kondisi Fasilitas Bandara Polonia Saran ... 4

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) Medan ... 24

Tabel 3.2 Sampel Yang Diambil Tiap Sub-Populasi (Divisi) ... 25

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel ... 27

Tabel 3.4 Instrumen Skala Likert ... 27

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas ... 39

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 40

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 41

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Karyawan ... 42

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 43

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 44

Tabel 4.8 Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pengawasan ... 45

Tabel 4.9 Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Variabel Efektivitas Kerja Karyawan ... 48

Tabel 4.10 Variables Entered/Removedb Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Berganda... 51

... 51

Tabel 4.12 Hasil Uji t ... 53


(9)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

Gambar 2.1 Lingkup Waktu Pengawasan ... 16 Gambar 2.2 Proses Pengawasan ... 18 Gambar 2.3 Kerangka Konseptual ... 22


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 62 Lampiran 2 Hasil Reliability dan Regression... 66 Lampiran 3 Hasil Jawaban Responden Penelitian ... 70


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap efektivitas kerja karyawan pada kantor dinas PT Angkasa Pura II (Persero) Medan. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif pengujian signifikan parsial (uji-t), regresi linier sederhana determinansi (R2

Metode penarikan sampel yang digunakan adalah Proportionate Stratified Random Sampling yaitu metode penarikan sampel acak secara proporsional untuk setiap kelompok strata di dalam populasisebanyak 80 karyawan/responden. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 17.00 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi.

). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) Medan yang terdiri dari 3 divisi yaitu divisi teknik elektronika dan listrik, divisi teknik dan peralatan serta divisi administrasi 366 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Pengawasan (X) terhadap Efektivitas Kerja Karyawan (Y) pada Kantor Dinas PT Angkasa Pura II (Persero) Medan. Analisis koefisien determinan (R2) dilihat dari Adjusted R2 sebesar 78,3% yang berarti variabel efektivitas kerja karyawan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel pengawasan (X) sedangkan sisanya merupakan kontribusi variabel indenpenden lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.


(12)

ABSTRACT

This study to determine the effect on the effectiveness of supervision of employees working in offices of PT Angkasa Pura II (Limited) Medan. Data analysis method used is descriptive analysis and quantitative analysis of partial significant test (t-test), determinansi simple linear regression (R2). The population in this study were employees of PT Angkasa Pura II (Limited) field consists of 3 divisions namely division of electronics and electrical engineering, engineering and equipment division and administrative division of 366 people

The sampling method used is proportionate Stratified Random Sampling is the method of random sampling in proportion to each group of strata in the population of 80 employees / respondents. Tests performed using SPSS for windows version 17:00. The data used are primary and secondary data. Data collection techniques used are interviews, questionnaires and documentation studies.

These results indicate that the presence of a positive and significant influence between Supervision variables (X) of the Employee Effectiveness (Y) in the Office of PT Angkasa Pura II (Limited) Medan. Analysis of the determinant coefficient (R 2) seen from the Adjusted R2 of 78.3% which means the variable effectiveness of employees' (Y) can be explained by the control variables (X) while the rest is contributed by other indenpenden variables that are not included in this study.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Suatu organisasi didirikan sebagai suatu wadah untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan. Organisasi tersebut harus mengelola berbagai rangkaian kegiatan yang diarahkan menuju tercapainya tujuan organisasi. Pelaksanaan rangkaian kegiatan dalam organisasi dilakukan oleh manusia yang bertindak sebagai aktor atau peserta dalam organisasi yang bersangkutan. Agar organisasi tersebut dapat berjalan dengan lancar dan efektif, diperlukan orang-orang yang memiliki kemampuan tertentu sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Konsep efektivitas bisa digunakan sebagai keberhasilan suatu organisasi. Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat/peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Handoko, 2000:7).

Efektivitas adalah tingkat hingga dimana suatu tindakan atau aktvitas mencapai tujuan yang ditetapkan. Efektivitas adalah suatu yang menunjukkan tingkatan keberhasilan kegiatan manajemen di dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya Winardi (2006:19). Tingkat efektivitas kerja karyawan hendaknya mendapat perhatian yang lebih dari segenap unsur operasional perusahaan. Kesempurnaan sistem pengawasan diharapkan mampu menjadikan tingkat efektivitas kerja karyawan menjadi tinggi. Unsur yang menunjang efektivitas dari sudut pencapaian tujuan bukan hanya mempertimbangkan sasaran organisasi, tetapi mekanismenya mempertahankan diri dan manajemen sasaran.


(14)

Untuk mendapatkan suatu hasil pekerjaan yang baik dan bermutu tinggi makan diperlukan pengawasan yang baik. Menurut Manullang (2002:172), pengawasan adalah proses untuk mengkoordinir apa yang dilaksanakan, mengevaluasi dan bila perlu menetapkan tindakan korektif sedemikian rupa sehingga pelaksanaan berjalan sesuai dengan rencana. Pengawasan merupakan hal yang sangat penting dalam pekerjaan baik dalam instansi pemerintah atau swasta. Sebab dengan adanya pengawasan yang baik maka efektivitas kerja karyawan akan dapat berjalan lancar dan dapat menciptakan hasil kerja yang optimal. Pengawasan yang baik akan mendorong karyawan lebih giat dalam bekerja dan menghasilkan kerja pula terlebih apabila menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat yang baik.

Pada PT Angkasa Pura II (Persero) dibawah Departemen Perhubungan merupakan salah satu BUMN yang menangani dan mengelola jasa Bandar Udara dan memberikan pelayanan lalu lintas udara yang selalu mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam memberikan manfaat optimal dalam pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat, dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis di Kota Medan, faktor pengawasan merupakan faktor penting bagi instansi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Permasalahan terkait dengan sumberdaya manusia masih saja terjadi di perusahaan ini. Permasalahan tersebut meliputi tingkat kedisiplinan, dimana hampir tiap hari ada karyawan yang terlambat selain itu juga meninggalkan tempat kerja lebih awal ataupun mangkir, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.1. sebagai berikut :


(15)

Tabel 1.1

Data Absensi Karyawan Tahun 2010 No Alasan

Absensi

Tahun 2010

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

1 Cuti 2 4 3 5

2 Cuti Sakit 6 5 6 8

3 Ijin 4 6 6 10

4 Mangkir 8 8 10 11

Total 20 23 25 33

Sumber : Divisi Administrasi dan Komersial PT Angkasa Pura II (Persero) Medan, 2011

Tabel 1.1 menunjukan bahwa data absensi karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) mengalami peningkatan terlihat pada triwulan IV tahun 2010 berjumlah 33 karyawan dengan alasan mangkir semakin lama meningkat dan dapat dilihat data absensi dari triwulan I sampai dengan triwulan III tingkat kehadiran karyawan mengalami peningkatan. Absensi (tingkat kehadiran) merupakan masalah yang sering terjadi dalam perusahaan, hal ini disebabkan karena kurangnya pengawasan yang efektif dari manajer/pimpinan PT Angkasa Pura II (Persero) Medan dapat mempengaruhi lingkungan kerja seperti rendahnya disiplin kerja karyawan, penurunan efektivitas kerja karyawan, kurangnya minat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, kurangnya koordinasi antar karyawan, karyawan suka membolos waktu saat bekerja, dan munculnya kebosanan kerja karena rutinitas yang berlanjut. Untuk itu dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan, manajer harus melakukan pengawasan yang baik sehingga disiplin kerja dalam diri karyawan meningkat.


(16)

Tabel 1.2

Kondisi Fasilitas Bandara Polonia

No Temuan

Pemeriksaan

Luas (M2 Kondisi Ideal Berdasarkan

SK Dirjen Perhubungan

Udara No. 77/VI/2005

) Keluhan

Masyarakat Sebelum

Kebakaran

Sesudah Kebakaran 1 Ruang tunggu

(waiting room)

1.414 m2 1.101 m2 1.7740 m2 Sangat tidak nyaman 2 Ruang check in

domestik

1.301 m2 854 m2 357 m Kondisi cukup padat,

atau banyak pengantar yang ikut

ke ruangan check in 2

3 Fasilitas keberangkatan dan

kedatangan

8 m2 8 m2 15 m Counter kurang dan

kelancaran terkendala 2

4 Baggage claim Area

289 m2 289 m2 896 m Ruangan kurang

sehingga mengurangi kelancaran

pengambilan bagasi 2

5 Toilet 200 m2 50 m2 66 - 198 m Luas toilet tidak

sebanding dengan jumlah penumpang saat jam sibuk

2

Sumber : Data Sekunder, Diolah Tahun 2011

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa kondisi fasilitas Bandara Polonia Medan saat ini perlu perbaikan dan perhatian khusus dari segi prasarana terhadap pelayanan masyarakat dalam menggunakan jasa penerbangan yang dikelola PT Angkasa Pura II (Persero) Medan. Hal ini menjadi tanggung jawab keseluruhan dari unit kerja PT Angkasa Pura II (Persero) Medan yang melaksanakan tugas demi kenyamanan penumpang atau masyarakat. Hasil temuan pemeriksaan sebaiknya ditindaklanjuti oleh pihak PT Angkasa Pura II (Persero) Medanselaku pengelola Bandara Polonia Medan dan melakukan koordinasi antara pimpinan dan seluruh karyawan penting dibahas karena kaitannya dengan pengawasan, karena


(17)

pengawasan tersebut berpengaruh terhadap peningkatan efektivitas kerja karyawan pada PT Angkasa Pura II (Persero) Medan. Pengawasan yang efektif akan menciptakan disiplin dan etos kerja karyawan menjadi lebih baik, serta memacu efektivitas kerja yang tinggi. Pengawasan yang efektif dari seorang manajer/pimpinan maka semangat kerja akan timbul dan para karyawan akan bekerja dengan rajin dan bertanggung jawab sehingga efektivitas kerja karyawan dapat meningkat dengan sendirinya.

Berdasarkan adanya masalah dan latar belakang maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Pengawasan Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan pada kantor dinas PT Angkasa Pura II (Persero) Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Apakah pengawasan berpengaruh terhadap efektivitas kerja karyawan pada kantor dinas PT Angkasa Pura II (Persero) Medan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengawasan terhadap efektivitas kerja karyawan pada kantor dinas PT Angkasa Pura II (Persero) Medan.


(18)

1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat sebagai masukan dalam penyususnan kebijaksanaan pengawasan dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan.

2. Bagi Penulis

Diharapkan berguna untuk menerapkan dan mengaplikasikan teori sumber daya manusia yang diperoleh di bangku kuliah, disamping itu merupakan salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan ilmiah di perpustakaan dan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang meneliti masalah sejenis.


(19)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Efektivitas Kerja

Efektivitas menurut Siagian (2001:24) memberikan defenisi sebagai berikut : ‘’Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,berarti makin tinggi efektivitasnya.

Menurut Indrawijaya (2001) : “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.

Menurut Gie (1998) yaitu : Efektivitas adalah suatu keadaan yang mengandng suatu efek/akibat yang dikehendaki kalu seseorang melakukan sesuatu yag memang dikehendakinya maka seseorang itu dikatakan efektif jika menimbulkan akibat atau mempunyai maksud sebagaimana dikehendakinya. Dalam memaknai efektivitas kerja setiap karyawan memberi arti yang berbeda, sesuai sudut yang berbeda sesuai sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Selanjutnya efektivitas organisasi merupakan kemampuan organisasi untuk merealisasikan berbagai tujuan dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mampu bertahan untuk tetap hidup.


(20)

Faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja menurut Steers (2005:20) ada empat (4) faktor yaitu :

a. Karakteristik Organisasi

Karakteristik organisasi terdiri dari struktur organisasi dan teknologi dalam organisasi. Struktur organisasi maksudnya adalah hubungan relatif tetap sifatnya seperti dijumpai dalam organisasi sehubungan dengan sumber daya manusia. Struktur meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-orang atau mengelompokkan orang-orang didalam menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan teknologi yang dinaksud adalah mekanisme suatu perusahaan untuk mengubah bahan bakumenjadi barang jadi.

b. Karakteristik Lingkungan

Karakteristik organisasi berpengaruh terhadap efektivitas disamping lingkungan luar dan dalam telah dinyatakan berpengaruh terhadap efektivitas. Lingkungan luar yang dimaksud adalah luar perusahaan misalnya hubungan dengan masyarakat sekitar, sedang lingkungan dalam lingkup perusahaan misalnya karyawan atau pegawai di perusahaan tersebut.

c. Karakteristik Pekerja

Pada kenyataannya para karyawan perusahaan merupakan faktor pengaruh yang paling penting atas efektivitas karena prilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan orgnaisasi. Pekerja merupakan sumber data yang langsung berhubungan


(21)

dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada dalam organisasi. Oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi.

d. Kebijaksanaan dan Praktek Manajemen

Dengan makin rumitnya proses teknologi serta makin rumit dan kejamnya lingkungan, maka peran manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi semakin sulit. Kebijaksanaan dan praktek manajemen dapat mempengaruhi atau merintangi pencapaian tujuan, ini tergantung bagaimana kebjiaksanaan dan praktek manajemen dalam tanggung jawab terhadap para karyawan atau organisasi.

2.1.2 Alat Ukur Efektivitas Kerja

Untuk mengukur efektivitas kerja menggunakan kriteria ukuran yaitu dalam usaha membina pengertian efektivitas yang semula bersifat abstrak itu menjadi sedikit banyak mengidentifikasi segi-segi yang lebih menonjol yang berhubungan dengan konsep ini (Steers, 2005:20). namun kriteria yang paling banyak digunakan adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan menyesuaikan diri (keluwesan)

Kemampuan menyesuaikan diri sangatlah penting, karena hal ini merupakan tujuan organisasi, dimana dengan mampu menyesuaikan diri karyawan akan dapat bekerjasama dengan orang lain sehingga pemenuhan kebutuhan dan tujuan organisasi tercapai.


(22)

Prestasi kerja yaitu suatu penyelesaian tugas pekerjaan yang sudah dibebankan sesuai dengan target yang telah ditentukan bahkan ada yang melebihi target yang telah ditentukan sebelumnya. Secara sederhana umumnya orang percaya bahwa prestasi kerja individu merupakan fungsi gabungan dari tiga faktor penting yaitu :

1. Kemampuan dan minat seorang pekerja 2. Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan

3. Peranan seorang pekerja dan tingkat motivasi kerja

Untuk mencapai prestasi kerja seperti yang diinginkan maka diperlukan kerja keras sesuai dengan fungsi peranan di dalam organisasi yang dimasukinya. Prestasi kerja dapat dirasakan bila seseorang telah berhasil melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Prestasi kerja yang telah dicapai akan mempengaruhi orang lain untuk dapat melakukan hal yang sama dengan demikian maka hasil kerja di dalam organisasi mungkin lebih baik.

Dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja juga merupakan faktor penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi, karena tanpa adanya prestasi kerja keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi akan sulit.

c. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja adalah faktor yang berhubungan langsung dengan sumber daya manusia sebagai karyawan dalam pencapaian tujuan organisasi. Kepuasan kerja merupakan tingkat kesenangan yang dirasakan sesorang atas peranan atau pekerjaan dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu, bahwa mereka dapat


(23)

imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.

d. Kemampuan berlaba (prestasi kerja)

Kemampuan pekerja memberikan sumbangan pada suatu organisasi sebagai imbangan motivasi pekerja yang sangat menentukan kehendak pekerja untuk menyumbang. Sifat-sifat ini dianggap relatif mantap sepanjang waktu, walaupun mungkin akan timbul perubahan akibat intervensi dari luar misalnya pelatihan karyawan.

e. Pencapaian sumber daya

Sehubungan dengan pencapaian sumber daya telah diidentifikasi tiga bidang yang saling berhubungan. Pertama, menginegrasikan dan mengkoordinasi sebagai sub sistem organisasi (yaitu produktif, pendukung pemeliharan, penyesuaian dan manajemen) sehingga setiap sub sistem mempunyai sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tugas utamanya. Kedua, berhubungan dengan penetapan, pengimplementasian dan pemeliharaan pedoman-pedoman kebijakan. Pedoman kebijakan dapat mendukung efektivitas organiasi dengan memastikan bahwa organisasi menarik manfaat dari keputusan dan tindakan yang lalu dan menekan pemborosan energi atau fungsi ganda dalam beberapa bagian sampai seminimal mungkin. Ketiga, setiap rancangan atau sistem pada penelaah organisasi mengakui adanya serangkaian umpan balik dan lingkaran kendali yang menjalankan fungsinya demi menjamin agar organisasi tetap pada terjadinya dalam usaha pencapaian tujuan.


(24)

Menurut Winardi (2006: 585) "Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan".

Sedangkan menurut Sukarna, (2001) "Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan".

Menurut Komaruddin (2000:104) "Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti".

Lebih lanjut menurut Kadarman dan Udaya (2001: 159), Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Siagian (2006) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah: “Proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya”. Ciri terpenting dari konsep yang dikemukan oleh Siagian ini adalah bahwa


(25)

pengawasan hanya dapat diterapkan bagi pekerjaan yang sedang berjalan dan tidak dapat diterapkan untuk pekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan

Menurut Terry (1986:395) juga berpendapat tentang pengertian pengawasan ini, ia mengatakan bahwa: Pengawasan berarti mendeterminasi apa yang dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana. Jadi pengawasan dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan dan mengoreksi penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas yang direncanakan.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.Tanpa adanya pengawasan dari pihak manajer/atasan maka perencanaan yag telah ditetapkan akan sulit diterapkan oleh bawahan dengan baik. Sehingga tujuan yang diharapkan oleh perusahaan akan sulit terwujud.

Pengawasan pada hakekatnya merupakan tindakan membandingkan antara hasil dalam kenyataan dengan hasil yang diinginkan. Pada pokoknya controlling atau pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma, standar atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.


(26)

2.2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengawasan

Perkembangan sistem pengawasan yang dilakukan, terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pengawasan, berikut ini akan dikemukakan berbagai pendapat ahli.

Menurut Winardi (2006) menyatakan ada empat faktor yang mempengaruhi batas-batas atas berbagai macam situasi yang ada sebagai berikut :

a. Kesamaan fungsi yang akan disupervisi (diawasi)

Ruang lingkup pengawasan harus menyusul dan jumlah fungsi yang berbeda-beda yang perlu disupervisi bertambah jumlahnya.

b. Kompleksitas fungsi yang disupervisi.

Ruang lingkup pengawasan harus lebih kecil bagi pihak bawahan yang melaksanakan tugas yang besifat lebih kompleks, dibandingkan dengan tugas yang lebih sederhana.

c. Koordinasi yang diperlukan antara fungsi yang disupervisi.

Ruang lingkup pengawasan harus lebih kecil, sewaktu tugas-tugas yang akan disupervisi makin berat dikerjakan.

d. Perencanaan yang diperlukan bagi fungsi yang disupervisi.

Makin banyak waktu yang diperlukan seseorang manajer untuk melaksanakan perencanaan untuk fungsi-fungsi yang akan disupervisi, makin kecil ruang lingkup pengawasan yang tepat.


(27)

2.2.2 Tipe-tipe Pengawasan

Begitu pula dengan Maman (2004:343) yang menyebutkan ada tiga fase pengawasan, yaitu (1) pengawasan awal, (2) pengawasan tengah berjalan, dan (3) pengawasan akhir. Lebih lanjut Maman memperjelas bahwa:

Maksud dari pada pengawasan awal yang mendahului tindakan adalah tiada lain untuk mencegah serta membatasi sedini mungkin kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan sebelum terjadi. Dengan kata lain tindakan berjaga-jaga sebelum memulai suatu aktivitas. Sedangkan pengawasan tengah berjalan dilakukan untuk memantau kegiatan yang sedang dilaksanakan. Dengan cara membandingkan standar dengan hasil kerja, sehingga perlu ada tindakan-tindakan korektif untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan. Bukan hanya manajer yang bertindak, tetapi bawahan pun dapat melakukannya untuk dapat memberikan masukan pada organisasi bagi tindakan-tindakan perencanaan yang akan berulang di masa yang akan datang. Sebenarnya pengawasan akhir tidak berdiri sendiri tetapi merupakan hasil kombinasi pada pengawasan awal dan tengah.

Adapun 5 (lima) tahap proses pengawasan menurut Handoko (2002:173), sebagai berikut :

1. Penentuan standart 2. Mengadakan pengukuran

3. Adanya proses pelaksanaan kerja 4. Adanya usaha membandingkan 5. Melakukan tindakan perbaikan


(28)

Sumber : Maman (2004:343)

Gambar 2.1 Lingkup Waktu Pengawasan

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pengawasan terhadap suatu aktivitas kerja dapat dilakukan sebelumnya, sedang berjalan dan sesudah proses kegiatan berakhir. Dengan demikian, maka sistem pengawasan harus dirancang sesuai dengan kegiatan-kegiatan tepat pada waktunya.

2.2.3 Sifat dan Waktu Pengawasan

Menurut Hasibuan (2003 : 247) sifat dan waktu pengawasan terdiri dari : a. Preventive controll, adalah pengendalian yang dilakukan sebelum kegiatan

dilakukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaannya. Preventive controll ini dilakukan dengan cara : 1. Menentukan proses pelaksanaan pekerjaan

2. Membuat peraturan dan pedoman pelaksanaan pekerjaan

3. Menjelaskan dan atau mendemonstrasikan cara pelaksanaan pekerjaan itu 4. Mengorganisasi segala macam kegiatan

5. Menentukan jabatan, job description, authority, dan responsibility bagi setiap individu karyawan


(29)

7. Menetapkan sanksi-sanksi bagi karyawan yang membuat kesalahan

b. Repressive Controll, adalah pengendalian yang dilakukan setelah terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya, dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Repressive control ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Membandingkan hasil dengan rencana

2. Menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan kesalahan dan mencari tindakan perbaikannya

3. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaannya, jika perlu dikenakan sanksi hukuman kepadanya

4. Menilai kembali prosedur-prosedur pelaksanaan yang ada

5. Mengecek kebenaran laporan yang dibuat oleh petugas pelaksana

6. Jika perlu meningkatkan keterampilan atau kemampuan pelaksana melalui training dan education.

c Pengawasan saat proses dilaksanakan yaitu jika terjadi kesalahan langsung diperbaiki.

a. Pengawasan berkala, adalah pengendalian yang dilakukan secara berkala,s misalnya per bulan, per semester, dan lain-lain.

b. Pengawasan mendadak, adalah pengawasan yang dilakukan secara mendadak untuk mengetahui apakah pelaksanaan atau peraturan-peraturan yang ada telah dilaksanakan atau tidak dilaksanakan dengan baik.


(30)

2.2.4 Proses Pengawasan

Menurut Maman (2004:338) menyebutkan tiga unsur pokok atau tahapan yang selalu terdapat dalam proses pengawasan, yaitu:

a. Ukuran yang menyajikan bentuk yang diminta. Standar ukuran ini bisa nyata, mungkin juga tidak nyata, umum ataupun khusus, tetapi selama seorang masih menganggap bahwa hasilnya adalah seperti yang diharapkan.

b. Perbandingan antara hasil yang nyata dengan ukuran tadi. Evaluasi ini harus dilaporkan kepada khalayak ramai yang dapat berbuat sesuatu akan hal ini.

c. Kegiatan mengadakan koreksi. Pengukuran laporan dalam suatu pengawasan tidak akan berarti tanpa adanya koreksi, jikalau dalam hal ini diketahui bahwa aktivitas umum tidak mengarah ke hasil yang diinginkan. Ketiga langkah proses pengawasan diragakan dalam gambar berikut:

Sumber : Maman (2004:338)


(31)

Maka dapat diambil satu kesimpulan bahwa proses pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan kegiatan organisasi, oleh karena itu setiap pimpinan harus dapat menjalankan fungsi pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen.

2.3 Pengaruh Pengawasan Terhadap Efektivitas Kerja

Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya perlu didukung manajemen yang baik. Dari berbagai fungsi-fungsi manajemen yang diantaranya adalah fungsi pengawasan. Pengawasan adalah salah satu yang cukup penting, karena pada pokoknya pengawasan merupakan kegiatan membandingkan atau mengukur pekerjaan yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, standart dan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Devung (1998:78), kegiatan pengawasan ini dilaksanakan oleh pihak manajer perusahaan terhadap para karyawan yang bertugas memproduksi barang dan jasa. Semua ini dilakukan dengan harapan tidak ada kesalahan yang terjadi dalam proses produksi, kalaupun ada hendaknya dapat ditekan seminimal mungkin.

Adanya pengawasan juga dimaksudkan agar para karyawan tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan. Tingkat kesalahan dan pelanggaran yang terjadi dapat ditekan sekecil mungkin dengan adanya. Sikap disiplin yang sejati terdapat bila para karyawan tersebut datang di pabrik dengan teratur dan tepat pada waktunya. Apabila mereka berpakaian baik pada tempat pekerjaannya, mereka menggunakan bahan-bahan dan perlengkapan dengan hati-hati, apabila mereka menghasilkan jam dan kualitas pekerjaan yang memuaskan dan mengikuti


(32)

cara bekerja yang ditentukan oleh perusahaan dan apabila mereka menyelesaikan pekerjaan dengan semangat yang baik. Pengawasan kerja dan disiplin kerja berkaitan sekali, karena tanpa ada pengawasan dari atasan atau manajer dan disiplin kerja yang timbul dari dirinya sendiri maka tingkat produktivitas kerjanyapun rendah. Sebaliknya apabila pengawasan tinggi, disiplin kerja tinggi maka tinggi pula hasil yang akan diperolehnya.

2.4 Penelitian Terdahulu

Wahyuni (2010), penelitian berjudul : Pengaruh Pengawasan Terhadap Efisiensi Kerja pada PT Bintang Cosmos Medan. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja yang dilakukan PT Bintang Cosmos Medan. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dan regresi linier sederhana. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebar kuesioner, pengukurannya menggunakan skla likert dan diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS versi 17.00 for windows yaitu dengan menghitung uji t dan indentifikasi koefisien determinan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sensus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh postif dan signifikan antarapengawasan terhadap efisiensi kerja PT Bintang Cosmos Medan sebesar 31,5%.


(33)

2.5 Kerangka Konseptual

Tujuan akan tercapai jika efektivitas kerja karyawan meningkat, karena keberhasilan sebuah perusahaan dapat dilihat dari efektivitas kerja karyawannya. Efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktumya yang telah ditetapkan, artinya apakah pelaksanaan suatu tugas dinilai baik atau tidak tergantung bilamana tugas itu dilaksanakan, dan tidak menjawab bagaimana melaksanakannya, berapa biayanya (Siagian, 2006:151).

Untuk mewujudkan efektivitas kerja akan dipengaruhi banyak hal, satu diantaranya adalah pengawasan. Pengawasan adalah rangkaian kegiatan mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi kerja personil dengan atau tanpa menggunakan metode dan alat tertentu dalam usaha mencapai tujuan bersama. Jadi dengan adanya pengawasan, karyawan akan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Menurut Handoko (2002:172), pengawasan adalah proses untuk mengkoordinir apa yang dilaksanakan, mengevaluasi dan bila perlu menetapkan tindakan korektif sedemikian rupa sehingga pelaksanaan berjalan sesuai dengan rencana.Dengan adanya pengawasan yang terus-menerus, maka pelaksanaan pekerjaan akan menjadi baik, serta karyawan akan merasa bahwa dirinya benar-benar dibutuhkan dalam proses pencapaian tujuan. Dengan kata lain, pengawasan akan menciptakan efektivitas kerja pegawai secara maksimal sehingga pelaksanaan pekerjaan akan efektif selanjutnya tujuan organisasi akan dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan.


(34)

Berdasarkan keterangan diatas dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

Sumber : Handoko (2002 : 172), Siagian (2006:151), Data Diolah 2011 Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konspetual di atas, maka dapat diperoleh hipotesis sebagai berikut : pengawasan berpengaruh terhadap efektivitas kerja karyawan pada kantor dinas PT Angkasa Pura II (Persero) Medan.

Pengawasan (X) : 1. Penentuan standart 2. Mengadakan pengukuran

3. Adanya proses pelaksanaan kerja 4. Adanya usaha membandingkan 5. Melakukan tindakan perbaikan

Efektivitas Kerja Karyawan (Y)


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh independen terhadap variabel dependen. Sifat penelitian adalah explanatory, yaitu suatu penelitian yang bermaksud untuk menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas PT Angkasa Pura II (Persero) Medan, berlokasi di Jln. Perhubungan Udara No. 12 Medan - Polonia. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2010 sampai dengan Juni 2011.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generaliasasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:72). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) Medan yang terdiri dari 3 divisi yaitu divisi teknik elektronika dan listrik, divisi teknik dan peralatan serta divisi administrasi sebagai berikut :


(36)

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) Medan

Keterangan Nama Divisi Jumlah

Divisi Teknik Elektronika dan Listrik Divisi Teknik dan Peralatan Divisi Administrasi dan Komersial

Populasi 163 67 136 366

Sumber : Kantor Dinas PT Angkasa Pura II (Persero) Medan, Data Diolah 2011

3.3.2 Sampel

Metode penarikan sampel yang digunakan adalah Proportionate Stratified Random Sampling, yaitu metode penarikan sampel acak secara proporsional untuk setiap kelompok strata di dalam populasi.

Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2000: 146) sebagai berikut :

n = 2

1 Ne N

+ = 2

1 . 0 366 1 366 x

+ = 78.5 = 80

Keterangan :

n = Ukuran sampel N = Ukuran Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

Jumlah elemen tiap sub-populasi (kelas) berbeda, maka dicari faktor pembanding dari tiap sub-populasi (kelas) yang disebut dengan Sample Fraction. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan jumlah elemen tiap sub-populasi (kelas) dengan jumlah seluruh elemen populasi (Umar, 2000).


(37)

fi = N Ni

Keterangan :

fi = Sample Fraction Ni = Sub-populasi N = Populasi

Tabel 3.2

Sampel Yang Diambil Tiap Sub-Populasi (Divisi)

No Sub-Populasi (Divisi) Nilai Fi Sampel

Diambil 1 Divisi Teknik Elektronika dan

Listrik fi = 366

163

0,445 36

2 Divisi Teknik dan Peralatan

fi =

366 67

0,183 14

3 Divisi Administrasi dan

Komersial fi = 366

136

0,372 30

Jumlah 1 80

Sumber : Data Diolah, 2011

3.4 Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara (interview), yaitu mengadakan tanya jawab (facetoface) secara lisan dengan pihak manajemen PT Angkasa Pura II (Persero) Medan yang mempunyai wewenang untuk memberikan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

b. Kuesioner, yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.


(38)

c. Studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku pemasaran, internet, jurnal dan skripsi yang berkaitan dengan penelitian.

3.5 Jenis Sumber Data a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan, diambil dari dokumen, buku-buku, internet, dan jurnal yang berhubungan dengan variabel penelitian.

3.6 Identifikasi dan Defenisi Operasional Variabel

Variabel yang diteliti dalam penelitian terdiri dari variabel independen (X) yaitu Pengawasan dan variabel dependen (Y) yaitu Efektivitas Kerja Karyawan.

Defenisi operasionalisasi variabel dari masing-masing variabel terebut di atas adalah :


(39)

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala

Pengukuran Pengawasan

(X)

Suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk memantau, mengukur dan bila perlu melakukan perbaikan atas pelaksanaan pekerjaan sehingga apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

1. Penentuan standart 2. Mengadakan pengukuran 3. Adanya proses pelaksanaan

kerja

4. Adanya usaha

membandingkan

5. Melakukan tindakan

perbaikan

Likert

Efektivitas Kerja Karyawan (Y)

Pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya

1. Penyesuaian diri 2. Produktivitas kerja 3. Kepuasan kerj

4. Kemampuan berlaba 5. Pencapaian tujuan sumber

daya manusia

Likert

Sumber : Siagian (2006:151), Handoko (2002 : 172), Data Diolah 2011

3.7 Skala Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005). Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Instrumen Skala Likert

No. Pertanyaan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-ragu (N) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2005:105)


(40)

3.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Kesimpulan penelitian yang berupa jawaban atau pemecahan masalah penelitian sangat bergantung pada kualitas data yang dianalisis dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data yaitu uji validitas dan uji realibilitas. Suatu penelitian akan menghasilkan kesimpulan biasa jika datanya kurang reliabel dan kurang valid. Sedangkan kualitas data penelitian ditentukan oleh uji validitas dan uji realibilitas instrumen dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan pada 35 karyawan/responden bagian operasional kantor dinas PTPN IV (Persero) Medan yang beralamat di Jl. LetJend. Suprapto No. 2 Medan dimana sampel yang diambil diluar dari penelitian.

3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk menguji apakah kuesioner layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Kriteria dalam menentukan uji validitas adalah sebagai berikut:

Jika rhitung > rtabel

Jika r

maka pertanyaan tersebut valid.

hitung < rtabel

3.8.2 Uji Reliabilitas

maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Pengertian reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, jika hasil pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang relatif sama maka pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik.


(41)

Kriteria pengambilan keputusan a. Jika ralpha> dari rtabel

b. Jika r

maka pertanyaan tersebut reliabel

alpha< dari rtabel maka pertanyaan tersebut tidak reliabel.

3.9 Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif

Metode deskriptif yaitu suatu metode analisis yang digunakan dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasi, dan menginterprestasikan data sehingga diperoleh gambaran jelas mengenai masalah yang diteliti.

b. Metode Analisis Kuantitatif

Metode yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka. Peneliti menganalisis data dengan menggunakan metode regresi sederhana. Untuk memperoleh hasil analisis data, peneliti menggunakan bantuan paket program statistik SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 17.00.

Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut: Y = a + bX

Keterangan:

Y = Efektivitas Kerja Karyawan (Dependent Variable) X = Pengawasan (Independent Variable)

a = Konstanta


(42)

c. Pengujian Hipotesis

Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 17.00. Data-data yang diperoleh kemudian diuji dengan cara :

1. Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial (Uji t) bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen.

Kriteria hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 : b1 = 0, artinya bahwa variabel independent (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).

Ha : b1 ≠ 0, artinya bahwa variabel independen (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).

Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika thitung>ttabel

Ha ditolak jika t

pada α = 5 %

hitung<ttabel

2. Koefisien Determinan (R

pada α = 5%

2

Koefisien determinasi (R )

2

) bertujuan untuk mengukur sebera jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilainya adalah 0-1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik (Situmorang dkk, 2008:112).


(43)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan

a. Tahun 1968, pada tahun ini terjadi perubahan Departemen, yakni Departemen Perhubungan Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, dipecah menjadi 2 (dua) Departemen, yakni:

1. Departemen Perhubungan

2. Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik

Sebagai akibat dari pemisahan tersebut, maka Direktorat dan Penerbangan Sipil dirubah menjadi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang menjadi unsur dari Departemen Perhubungan. Pelabuhan udaha Polonia Medan selanjutnya berada di bawah naungan Departemen Perhubungan Kantor Wilayah-I Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

b. Tahun 1957, berdasarkan keputusan bersama antara Departemen Perhubungan, Departemen Hankam dan Departemen Keuangan melalui SKB No. Kep/30/IX/75, No. KM.393/S/Phb-75 dan kep. 927.j/MK/IV/8/75 tanggal 21 Agustus 1975. Maka pengelolaan Pelabuhan Udara AURI dan Pelabuhan Udara Sipil.

c. Tahun 1977, pembangunan Gedung Gudang Cargo seluas 1.500M2 untuk mendukung kegiatan Export-Import serta pembangunan gedung operasi seluas 780 M2.


(44)

d. Tahun 1980, berdasarkan KM. 50/OT/Phb-78 tanggal 8 Maret 1978, Pelabuhan Udara Polonia Medan dibagi menjadi dua instansi, yakni:

1) Pelabuhan Udara Polonia

Mengelola kegiatan yang bersifat komersial, terutama kegiatan pelayanan jasa penumpang dan cargo serta kegiatan lalu lintas pesawat udara selama berada di darat.

2) Sentra Operasi Keselamatan Penerbangan (SENOPEN) Medan.

Mengelola kegiatan operasi keselamatan penerbangan dan lalu lintas udara. Pada tahun ini juga oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam hal ini proyek pengembangan fasilitas pelabuhan udara dan keselamatan penerbangan. Pelabuhan Udara Polonia Medan mendapat proyek perpanjangan landasan dengan sistem “Cakar Ayam” sepanjang 445 Meter. Dengan demikian panjang landasan Bandar Udara Polonia Medan menjadi 2900 M. Dengan landasan yang sedemikian itu, maka Pelabuhan Udara Polonia Medan dapat menampung pesawat berbadan lebar setingkat dengan DC-10 atau B-474. Pada tahun ini juga dibangun fasilitas gedung pemancar seluas 437,50 M untuk mendukung kegiatan keselamatan penerbangan. e. Tahun 1981, pembangunan Gedung Terminal Dalam Negeri (Domestik)

seluas 7.526 M2

f. Tahun 1982, Pengelolaan pelabuhan udara Polonia dipisahkan menjadi 2 (dua), yaitu:

dan diresmikan oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia pada saat itu, yakni Bapak Rusmin Nurjadin.


(45)

2) Daerah Pengelolaan

Pelabuhan udara dikelola oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. Dengan batas penguasaan dan pengelolaan adalah Landasan Pacu/Runway. Pada tahun ini juga dibangun fasilitas Gedung Terminal Keberangkatan untuk Internasional seluas 3.000M2

g. Tahun 1985, pada tanggal 3 Februari 1985, berdasarkan PP.No. 30 tahun 1984 pelabuhan udara Polonia Medan diserahkan pengelolaannya dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Kantor Wilayah-I Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada Perusahaan Umum (Perum) Angkasa Pura, untuk dijadikan tambahan penyertaan modal Negara serta pengembalian sebahagiaan kekayaan Perum Angkasa Pura kepada Negara. Dengan demikian secara resmi Pelabuhan Udara Polonia Medan masuk ke dalam jajaran Peruasahaan Umum (Perum) Angkasa Pura.

.

h. Tahun 1986, ketentuan pemerintah mengatakan bahwa sebutan “Pelabuhan Udara” diganti menjadi “BANDAR UDARA” , hal ini adalah berdasarkan kepada PP. No.25 tahun 1986 tanggal 19 Mei 1986. Pada tahun ini juga terjadi perubahan status dan nama Perum Angkasa Pura menjadi Perum Angkasa Pura I, dengan demikian namanya menjadi Perum Angkasa Pura I Bandar Udara Polonia Medan.

i. Tahun 1987, pada tanggal 19 November 1987, tanggung jawab berhadap pengawasan pengendalian lalu lintas udara di dalam FIR Indonesia di atas bagian Sumatera pada ketinggian tertentu, yang selama ini dilimpahkan


(46)

kepada Kuala Lumpur, telah diambil alih dan dilaksanakan oleh Dinas ACC (Senopen Medan) didukung oleh FIC Jakarta bahwa pendelegasian yang selama ini diberikan kepada Kuala Lumpur maupun kemudian pengambilalihan kembali oleh Medan adalah dengan tujuan untuk menjamin berlangsungnya arus lalu lintas udara secara aman, lancar, teratur, dan efisien.

j. Tahun 1988, komandan pangkalan udara Medan TNI-AU (Letnan Kolonel Penerbang SJAEFULLAH) beserta jajarannya mengadakan pengukuran tanah di sekitar Bandar Udara Polonia bekerja sama dengan Pemda Tingkat-I Sumatera Utara, dalam hal ini Badan Pertahanan Nasional (Agraria), dalam rangka pensertifikatan tanah sekitar Bandar Udara Polonia Medan. Dalam hal ini dilakukan karena secara “de facto” tanah Bandar Udara Polonia saat ini dalam pemilikan TNI-AU (Lanud Medan), sedangkan secara “de yure” sampai saat ini masih dalam proses pensertifikatan.

k. Tahun 1989, Berdasarkan PP tahun 1989, maka Sentral Operasi Keselamatan Penerbangan (SENOPEN) Medan dialihkan menjadi tambahan pernyataan modal Negara ke dalam Perum Angkasa Pura-I Bandar Udara Polonia Medan. Penyerahan SENOPEN diajukan agar dapat meningkatkan pelayanan keselamatan lalu lintas udara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna lebih baik. Dengan penyerahan SENOPEN Medan kepada Peru, Angkasa Pura-I Bandar Udara Polonia, maka seluruh kegiatan baik dari sisi darat telah dilaksanakan oleh Perum Angkasa Pura-I Bandar Udara Polonia Medan.


(47)

l. Tahun 1993, pada tanggal 2 Februari 1993 terjadi pengalihan status dari Perum Angkasa Pura-I menjadi PT. (Persero) Angkasa Pura-I berdasarkan pada PP nomor 5 tahun 1992. Dengan demikian arah penguasaan Bandar Udara Polonia mewujudkan tercapainya tugas pokok, yaitu memupuk keuntungan melalui penyediaan dan penguasaan jasa Bandar Udara dalam rangka memberikan pengembangan perekonomian negara. Pada tahun ini juga diadakan renovasi gedung terminal dalam negeri, diantaranya adalah pemidahan ruangan keberangkatan menjadi ruang kedatangan dan sebaliknya, serta perluasan ruangan Check-in dan Lobby untuk pengantar. m. Tahun 1994, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor. S-33/MK.016/1994 tanggal 22 Januari 1994 PT (Persero) Angkasa Pura-I menyerahkan pengoperasian dan pemilikan Bandar Udara Polonia Medan kepada PT Angkasa Pura II (Persero) Medan, terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994.

Penyerahan tersebut meliputi:

1. Penguasaan Bandar Udara Polonia sesuai dengan tugas dan fungsi Bandar Udara dalam lingkungan Perusahaan Perseroan terbatas.

2. Pemilikan seluruh kekayaan PT Angkasa Pura I (Persero) yang berupa aktiva tetap dan barang persediaan Bandar Udara Polonia Medan.

3. Pembinaan para karyawan yang ditugaskan pada Bandar Udara Polonia Medan.

4. Semua utang piutang dan pendapatan yang diperoleh serta biaya yang dikeluarkan untuk pengoperasian Banda Udara Polonia Medan, setelah


(48)

tanggal 31 Desember 1993 menjadi tanggung jawab PT Angkasa Pura II (Persero) Medan.

enyerahan serah terima tersebut adalah pada tanggal 24 Maret 1994 di Jakarta. Dengan demikian terhitung mulai tanggal 01 Januari 1994, secara resmi Bandar Udara Polonia Medan berada di bawah jajaran PT Angkasa Pura II (Persero) Medan.

n. Tahun 1995, Pemerintahan Republik Indonesia, dalam hal ini Departemen Perhubungan Republik Indonesia, sedang merancang pemindahan Bandar Polonia Medan ke lokasi baru. Daerah dimaksud adalah daerah KUALA NAMU LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA.

Selanjutnya secara bertahap berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan No. 533/MK/1994 pada tanggal 22 Januari 1994 PT. (Persero) Angkasa Pura II mendapat tugas tambahan untuk mengelola Bandar Udara Polonia Medan dan dilanjutkan lagi berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan No. 278/AU.001/SKJ/1994 tanggal 9 April 1994 dibentuk 4 cabang Bandar Udara diantaranya terletak di Bandung, Pekan Baru, Padang, Banda Aceh. Dan mulai tahun 2000 dalam jajaran yang masuk ke PT Angkasa Pura II (Persero) Medan berjumlah menjadi 12 Bandar Udara, diantaranya:

1. Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta Tangerang. 2. Bandar Udara Halim Perdana Kesuma, Jakarta.

3. Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang. 4. Bandar Udara Supadio, Balikpapan.


(49)

5. Bandar Udara Polonia, Medan.

6. Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh. 7. Bandar Udara Sultan Syarif Kasim, Pekan Baru. 8. Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang. 9. Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung. 10.Bandar Udara Haji Fassabillah, Tanjung Pinang. 11.Bandar Udara Depati Amir, Pangkal Pinang. 12.Bandar Udara Thaha, Jambi.

4.2 Struktur Organisasi Perusahaan.

Dalam sebuah perusahaan struktur organisasi merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan untuk dapat mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan dalam perusahaan. Dimana struktur organisasi menggambarkan wewenang, tanggung jawab dan hubungan tiap bagian yang ada di dalamnya.

Di dalam Kantor Cabang PT Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Polonia Medan. Struktur organisasi sesuai dengan keputusan direksi PT Angkasa Pura II (Persero) Medan yang masih memberlakukan struktur organisasi PT. AP I Nomor KEP.58/OM.00/AP-I/1994, yang diubah lagi menjadi KEP.471/OM.00/1994 tanggal 4 September 1998 tentang pemberlakuan organisasi, peraturan sistem dan prosedur pada Kantor Cabang PT Angkasa Pura II (Persero) Medan yang terdiri dari :


(50)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura (Persero) II Medan GENERAL MANAGER MANAGER LEK. LISTRIK MANAGER YAN OPS LLU MANAGER YAN OPS BAN MANAGER TUM & PERL MANAGER ADM & KOM AIRPORT DUTY MANAGER

Jr. Man YAN ADC/APP TMA

Jr. Man PH.YAN ACC

Jr. Man BOP RANGTIKA

Jr. Man YAN BANDARA

Jr. Man PKP - PK

Jr. Man PENGAMAN AN

Jr. Man TEL & ELBAN

Jr. Man T.NAV & RADAR

Jr. Man TEK. MEK PERL

Jr. Man TEK BANGUNAN

Jr. Man T.LAND

&TAILIKNG

Jr. Man TEK. MEK PERL Jr. Man KOMERSIAL Jr. Man KEUANGAN Jr. Man AKUNTANSI Jr. Man PERLENGKAP AN Jr. Man KEPEG & UMUM


(51)

4.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas dan uji reliabilitas digunakan untuk melihat persepsi responden penelitian tentang pengaruh pengawasan terhadap efektivitas kerja karyawan pada kantor dinas PT Angkasa Pura II (Persero) Medan, dimana dalam menganalisis datanya menggunakan bantuan software SPSS versi 17.00.

4.3.1 Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.00, dengan kriteria sebagai berikut :

Jika rhitung > rtabel

Jika r

maka pertanyaan tersebut valid.

hitung < rtabel

Tabel 4.1

maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Hasil Uji Validitas 30 Responden di Luar Sampel

No (rhitung) rtabel Validitas

Q1 0.765 0,444 Valid

Q2 0.732 0,444 Valid

Q3 0.882 0,444 Valid

Q4 0.850 0,444 Valid

Q5 0.670 0,444 Valid

Q6 0.804 0,444 Valid

Q7 0.797 0,444 Valid

Q8 0.882 0,444 Valid

Q9 0.814 0,444 Valid

Q10 0.845 0,444 Valid

Q11 0.840 0,444 Valid

Q12 0.772 0,444 Valid

Q13 0.855 0,444 Valid

Q14 0.772 0,444 Valid

Q15 0.882 0,444 Valid

Q16 0.609 0,444 Valid

Q17 0.855 0,444 Valid

Q18 0.840 0,444 Valid

Q19 0.850 0,444 Valid

Q20 0.670 0,444 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner) Dengan SPSS Versi 17.00, 2011


(52)

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas

No (rhitung) rtabel Validitas

Q1 0,673 0,444 Valid

Q2 0,517 0,444 Valid

Q3 0,872 0,444 Valid

Q4 0,669 0,444 Valid

Q5 0,682 0,444 Valid

Q6 0,578 0,444 Valid

Q7 0,805 0,444 Valid

Q8 0,881 0,444 Valid

Q9 0,497 0,444 Valid

Q10 0,788 0,444 Valid

Q11 0,797 0,444 Valid

Q12 0,666 0,444 Valid

Q13 0,553 0,444 Valid

Q14 0,677 0,444 Valid

Q15 0,865 0,444 Valid

Q16 0,554 0,444 Valid

Q17 0,818 0,444 Valid

Q18 0,816 0,444 Valid

Q19 0,542 0,444 Valid

Q20 0,507 0,444 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner) Dengan SPSS Versi 17.00, 2011

Pada kolom corrected item-total correlation Tabel 4.2 menunjukkan bahwa antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Pada signifikansi 5% dengan derajat bebas df = 20 (jumlah kasus – 2), rtabel sebesar 0,444. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai

corrected item-total correlation (rhitung) > (rtabel

4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas

), maka 20 pertanyaan instrumen variabel independen (X) dan vairabel dependen (Y) dinyatakan valid.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.00. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas selanjutnya dilakukan uji reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :


(53)

Jika ralpha> dari rtabel

Jika r

maka pertanyaan tersebut reliabel

alpha< dari rtabel

Tabel 4.3

maka pertanyaan tersebut tidak reliabel.

Hasil Uji Reliabilitas

ralpha N of Items

0,946 20

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner) Dengan SPSS Versi 17.00, 2011

Tabel 4.3 menunjukkan terdapat 20 butir pertanyaan dengan tingkat signifikansi 5%, ralpha = 0,946. Ini berarti ralpha > rtabel yaitu 0,444 sehingga dapat

dinyatakan bahwa kuesioner tersebut reliabel dan dapat disebarkan kepada responden sebagai instrumen penelitian ini.

4.4 Analisis Deskriptif

4.4.1 Hasil Analisis Deskripstif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan (kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 20 butir pertanyaan, yakni 10 butir pertanyaan untuk variabel pengawasan (X) dan 10 butir pertanyaan untuk variabel efektivitas kerja karyawan pada Kantor Dinas PT Angkasa Pura II (Persero) Medan (Y).


(54)

Berdasarkan kuesioner tersebut diperoleh gambaran umum mengenai karakteristik responden. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah berdasarkan usia, status karyawan, masa kerja, jenis kelamin dan pendidikan terakhir.

a. Usia

Tabel 4.4 mengenai usia responden berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 26 – 31 7 8,75

2 32 – 38 13 16,25

3 39 – 44 38 47,50

4 45 – 51 22 27,50

Jumlah 80 100,00

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner), 2011

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa kategori usia yang paling dominan adalah antara ”39 – 44 tahun” yaitu 47,50%, dan paling terkecil adalah ”26–31 tahun” yaitu 8,75%. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan masih berada dalam usia yang produktif yang memungkinkan mereka untuk menjalankan suatu pekerjaan dan tanggung jawab yang diembannya.

b. Status Karyawan

Tabel 4.5 mengenai status karyawan responden berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner.


(55)

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Karyawan

No Status Karyawan Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 Karyawan Tetap 76 95,00

2 Kontrak 4 5,00

Jumlah 80 100,00

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner), 2011

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden dengan status karyawan yang paling dominan adalah ”Karyawan Tetap” sebanyak 76 orang atau 95,00%, dan paling terkecil adalah ”Kontrak” sebanyak 4 orang atau 5,00%. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan tetap dianggap memiliki masa kerja yang cukup untuk menilai efektivitas karyawan yang sesungguhnya termasuk juga pengawasan kerjanya.

c. Masa Kerja

Tabel 4.6 mengenai masa kerja responden berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 5 – 9 tahun 5 6,25

2 10 – 14 tahun 24 30,00

3 15 – 19 tahun 35 43,75

4 20 – 25 tahun 16 20,00

Jumlah 80 100,00

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner), 2011

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa kinerja karyawan tertinggi terjadi pada karyawan yang memiliki masa kerja paling dominan adalah ”15–19 tahun” sebanyak 35 orang atau 43,75%. Hal ini disebabkan karena dalam diri karyawan yang memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun telah muncul komitmen terhadap


(56)

perusahaan. Karyawan tersebut merasa bahwa dirinya sulit untuk berpindah perusahaan lagi sehingga lebih termotivasi untuk meningkatkan efektivitas kerja.

d. Jenis Kelamin

Tabel 4.7 mengenai jenis kelamin responden berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 67 83,75

2 Wanita 13 16,25

Jumlah 80 100,00

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner), 2011

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden yang paling dominan adalah berjenis kelamin ”Laki-laki” sebanyak 67 orang atau 83,75%, sedangkan berjenis kelamin ”Wanita” sebanyak 13 orang atau 16,25%. Dari data tersebut,

e. Pendidikan Terakhir

secara umum karyawan laki-laki memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan karyawan wanita. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan hendaknya tidak terlalu membeda-bedakan antara karyawan laki-laki dan perempuan karena keduanya ternyata juga mampu menunjukkan kinerja sedang yang relatif seimbang.

Tabel 4.8 mengenai pendidikan responden berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner.


(57)

Tabel 4.8

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Frekuensi (Orang) Persentase (%)

1 SLTA/ sederajat 19 23,75

2 Diploma 16 20,00

3 Sarjana 37 46,25

4 Pascasarjana 8 10,00

Jumlah 80 100,00

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner), 2011

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terakhir paling dominan ditempuh responden adalah ”Sarjana” yaitu 46,25%, pendidikan terakhir ”SLTA/sederajat” yaitu 23,75%, pendidikan terakhir ”Diploma” yaitu 20,00%, dan paling rendah pendidikan terakhir yang ditempuh responden adalah ”Pascasajana” yaitu 10,00%.

4.4.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel

Hal ini dapat disebabkan karena sebagian pekerjaan yang dilakukan di perusahaan merupakan jenis pekerjaan yangcukup diselesaikan dengan tingkat pendidikan sarjana saja. Tingkat pendidikan secara tidak langsung menunjukkan kemampuan intelektual yang dimilikinya. Dalam pekerjaan-pekerjaan yang rumit, kemampuan intelektual ini memegang peran yang lebih besar.

Hasil tanggapan responden mengenai variabel-variabel penelitian sebagai berikut :


(58)

Tabel 4.9

Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Pengawasan Pertanyaan

Indikator

Frekuensi Pendapat Responden (%) Total (%) Skor : 5

SS

Skor : 4 S

Skor : 3 N

Skor : 2 TS

Skor :1 STS

N % N % N % N % N % N %

Q1 47 58,80 20 25,00 9 11,30 4 5,00 - - 80 100 Q2 49 61,30 19 23,80 7 8,80 5 6,30 - - 80 100 Q3 56 70,00 18 22,50 6 7,50 - - - - 80 100 Q4 52 65,50 18 22,50 6 7,50 4 5,00 - - 80 100 Q5 62 77,50 9 11,30 8 10,00 1 1,30 - - 80 100 Q6 46 57,50 27 33,80 6 7,50 1 1,30 - - 80 100 Q7 56 70,00 15 18,80 9 11,30 - - - - 80 100 Q8 55 68,80 17 21,30 8 10,00 - - - - 80 100 Q9 51 63,80 20 25,00 4 5,00 5 6,30 - - 80 100 Q10 55 68,80 20 25,00 5 6,30 - - - - 80 100

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner), 2011 Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa :

1. Pada pertanyaan 1“Pengawasan harus berdasarkan standar yang obyektif”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 58,80%, “Setuju” yaitu 25,00%, “Netral” yaitu 11,30%, dan “Tidak Setuju” yaitu 5,00%.

2. Pada pertanyaan 2 “Pengawasan harus berorientasi pada peraturan-peraturan yang berlaku”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 61,30%, “Setuju” yaitu 23,80%, “Netral” yaitu 8,80%, dan “Tidak Setuju” yaitu 6,30.

3. Pada pertanyaan 3 “Pimpinan melakukan penilaian terhadap kinerja tiap karyawan”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 70,00%, “Setuju” yaitu 22, 50%, “Netral” yaitu 7,50%.


(59)

4. Pada pertanyaan 4 “Tanpa pengawasan hasil kerja Anda tetap lebih baik sebelumnya”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 65,00%, “Setuju” yaitu 22,50%, “Netral” yaitu 7,50%, dan “Tidak Setuju” yaitu 5,00.

5. Pada pertanyaan 5 “Proses pengamatan pelaksanaan pengawasan pada tiap bagian divisi kerja”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 77,50%, “Setuju” yaitu 11,30%, “Netral” yaitu 10,00%, dan “Tidak Setuju” yaitu 1,30.

6. Pada pertanyaan 6 “Pengawasan kerja sesuai dengan program dilakukan secara bertahap”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 57,50%, “Setuju” yaitu 33,80%, “Netral” yaitu 7,50%, dan “Tidak Setuju” yaitu 1,30%.

7. Pada pertanyaan 7 “Pengawasan menyebabkan meningkatnya efektivitas kerja karyawan”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 70,00%, “Setuju” yaitu 18,80%, “Netral” yaitu 11,30%. 8. Pada pertanyaan 8 “Pengawasan memberikan umpan balik terhadap

pelaksanaan, perencanaan, dan kebijaksanaan waktu yang akan datang”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 68,80%, “Setuju” yaitu 21,30%, dan “Netral” yaitu 10,00%.

9. Pada pertanyaan 9 “Perusahaan melakukan penilaian atau evaluasi dari pelaksanaan pengawasan”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang


(60)

menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 63,80%, “Setuju” yaitu 25,00%, “Netral” yaitu 5,00%, dan “Tidak Setuju” yaitu 6,30%.

10. Pada pertanyaan 10 “Pimpinan memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 68,80%, “Setuju” yaitu 25,00%, dan “Netral” yaitu 6,30%.

Berdasarkan atas jawaban responden pada variabel pengawasan (X), jawaban responden yang paling dominan “Sangat Setuju” adalah pertanyaan nomor 5, yaitu “Proses pengamatan pelaksanaan pengawasan pada tiap bagian divisi kerja” yaitu 75,50%, dan jawaban paling rendah “Tidak Setuju” pada pertanyaan nomor 5, yaitu “Proses pengamatan pelaksanaan pengawasan pada tiap bagian divisi kerja” serta pertanyaan nomor 6, yaitu “Pengawasan kerja sesuai dengan program dilakukan secara bertahap” dengan masing-masing responden yaitu 1,30%.

Tabel 4.10

Tabulasi Jawaban Responden Terhadap Efektivitas Kerja Karyawan Pertanyaan

Indikator

Frekuensi Pendapat Responden (%) Total (%) Skor : 5

SS

Skor : 4 S

Skor : 3 N

Skor : 2 TS

Skor :1 STS

N % N % N % N % N % N %

Q11 55 68,80 20 25,00 5 6,30 - - - - 80 100 Q12 46 57,50 23 28,80 11 13,80 - - - - 80 100 Q13 48 60,00 19 23,80 9 11,30 4 5,00 - - 80 100 Q14 50 62,50 19 23,80 11 13,80 - - - - 80 100 Q15 57 71,30 18 22,50 5 6,30 - - - - 80 100 Q16 59 73,80 9 11,30 8 10,00 4 5,00 - - 80 100 Q17 52 65,00 19 23,80 9 11,30 - - - - 80 100 Q18 55 68,80 18 22,50 7 8,80 - - - - 80 100 Q19 51 63,80 20 25,00 6 7,50 3 3,80 - - 80 100 Q20 59 73,80 8 10,00 9 11,30 4 5,00 - - 80 100


(61)

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa :

11.Pada pertanyaan 11 “Anda menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 68,80%, “Setuju” yaitu 25,00%, dan “Netral” yaitu 6,30%.

12.Pada pertanyaan 12 “Anda bersosialisasi dengan siapapun pada saat melakukan pekerjaan”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 57,50%, “Setuju” yaitu 28,80%, dan “Netral” yaitu 13,80%.

13.Pada pertanyaan 13 “Anda berupaya menjadi individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 60,00%, “Setuju” yaitu 23,80%, “Netral” yaitu 11,30%, dan “Tidak Setuju” yaitu 5,00%.

14.Pada pertanyaan 14 “Anda selalu meningkatkan mutu hasil kerja”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 62,50%, “Setuju” yaitu 23,80%, dan “Netral” yaitu 13,80%.

15.Pada pertanyaan 15 “Anda memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja

16.Pada pertanyaan 16 “Lingkungan kerja membuat Anda lebih baik dalam melakukan pekerjaan” menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 73,80%, “Setuju” yaitu 11,30%, “Netral” yaitu 10,00%, dan “Tidak Setuju” yaitu 5,00%.

” menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 71,30%, “Setuju” yaitu 22,50%, dan “Netral” yaitu 6,30%.


(62)

17.Pada pertanyaan 17 “Penilaian prestasi kerja perusahaan dilaksanakan dengan baik”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 65,00%, “Setuju” yaitu 23,80%, dan “Netral” yaitu 11,30%. 18.Pada pertanyaan 18 “Prestasi didukung oleh hubungan yang harmonis antar

atasan dengan bawahan”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 68,80%, “Setuju” yaitu 22,50%, dan “Netral” yaitu 8,80%.

19.Pada pertanyaan 19 “Kontribusi sumber daya manusia merupakan keberhasilan pencapaian tujuan adalah strategi tepat perusahaan”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 63,80%, “Setuju” yaitu 25,00%, “Netral” yaitu 7,50%, dan “Tidak Setuju” yaitu 3,80%.

20.Pada pertanyaan 20 “Pencapaian tujuanorganisasi tidak terlepas dari kontribusi sumber daya manusia

Berdasarkan atas jawaban responden pada variabel efektivitas kerja karyawan (Y), jawaban responden yang paling dominan “Sangat Setuju” dengan responden yaitu 73,80% adalah pertanyaan nomor 16, yaitu “Lingkungan kerja membuat Anda lebih baik dalam melakukan pekerjaan” dan pertanyaan nomor 20, yaitu “

”, menunjukkan bahwa jawaban responden yang menyatakan ”Sangat Setuju” yaitu 73,80%, “Setuju” yaitu 10,00%, “Netral” yaitu 11,30%, dan “Tidak Setuju” yaitu 5,00%.

Pencapaian tujuan organisasi tidak terlepas darikontribusi sumber daya manusia” dan jawaban responden yang paling rendah “Tidak Setuju” dengan yaitu


(63)

yaitu 3,80% adalah pertanyaan nomor 19, yaitu “Kontribusi sumber daya manusia merupakan keberhasilan pencapaian tujuan adalah strategi tepat perusahaan”.

4.5 Hasil Analisis Regresi Sederhana

Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel bebas (X) yaitu pengawasan dan variabel terikat (Y) yaitu efektivitas kerja karyawan maka untuk memperoleh hasil yang akurat, penulis menggunakan bantuan program software SPSS versi 17.00.

Tabel 4.11

Variables Entered/Removedb Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Pengawasana . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Efektivitas Kerja Karyawan Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner), 2011

Tabel 4.11 menjelaskan bahwa pada vaiabel entered/removedb

Y = a + bX

terlihat bahwa variabel yang dimasukkan (entered) adalah pengawasan (X) analisis regresi sederhana dirumuskan sebagai berikut :

Maka untuk memperoleh nilai dari rumus diatas penulis melihatnya dari Tabel 4.12 sebagai berikut :


(1)

44 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5

45 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3

46 4 4 3 3 3 3 3 3 3 5 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3

47 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5

48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

49 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5

50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

51 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5

52 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5

53 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5

54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5

55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

56 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4

57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5

58 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

59 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2

60 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

61 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3

62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

63 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5

64 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

65 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5

66 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 2

67 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

68 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3

69 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5

70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5

71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5

72 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 2 5 5 5 2

73 5 5 5 5 5 5 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

74 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

75 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 2 5 5 5 5

76 3 4 4 4 5 3 5 4 3 4 3 5 3 5 4 5 3 3 4 5

77 4 4 5 5 5 4 5 5 2 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5

78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5

79 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 2

80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5


(2)

Lampiran 4

Persentase Jawaban Responden

Q1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 4 5.0 5.0 5.0

3 9 11.3 11.3 16.3

4 20 25.0 25.0 41.3

5 47 58.8 58.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 5 6.3 6.3 6.3

3 7 8.8 8.8 15.0

4 19 23.8 23.8 38.8

5 49 61.3 61.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 6 7.5 7.5 7.5

4 18 22.5 22.5 30.0

5 56 70.0 70.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 4 5.0 5.0 5.0

3 6 7.5 7.5 12.5

4 18 22.5 22.5 35.0


(3)

Q3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 6 7.5 7.5 7.5

4 18 22.5 22.5 30.0

5 56 70.0 70.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 1.3 1.3 1.3

3 8 10.0 10.0 11.3

4 9 11.3 11.3 22.5

5 62 77.5 77.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 1.3 1.3 1.3

3 6 7.5 7.5 8.8

4 27 33.8 33.8 42.5

5 46 57.5 57.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 9 11.3 11.3 11.3

4 15 18.8 18.8 30.0

5 56 70.0 70.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(4)

4 17 21.3 21.3 31.3

5 55 68.8 68.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 5 6.3 6.3 6.3

3 4 5.0 5.0 11.3

4 20 25.0 25.0 36.3

5 51 63.8 63.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 5 6.3 6.3 6.3

4 20 25.0 25.0 31.3

5 55 68.8 68.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 5 6.3 6.3 6.3

4 20 25.0 25.0 31.3

5 55 68.8 68.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 11 13.8 13.8 13.8

4 23 28.8 28.8 42.5

5 46 57.5 57.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(5)

Valid 2 4 5.0 5.0 5.0

3 9 11.3 11.3 16.3

4 19 23.8 23.8 40.0

5 48 60.0 60.0 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 11 13.8 13.8 13.8

4 19 23.8 23.8 37.5

5 50 62.5 62.5 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 5 6.3 6.3 6.3

4 18 22.5 22.5 28.8

5 57 71.3 71.3 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 4 5.0 5.0 5.0

3 8 10.0 10.0 15.0

4 9 11.3 11.3 26.3

5 59 73.8 73.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 9 11.3 11.3 11.3

4 19 23.8 23.8 35.0

5 52 65.0 65.0 100.0

Total 80 100.0 100.0


(6)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 7 8.8 8.8 8.8

4 18 22.5 22.5 31.3

5 55 68.8 68.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q19

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 3 3.8 3.8 3.8

3 6 7.5 7.5 11.3

4 20 25.0 25.0 36.3

5 51 63.8 63.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

Q20

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 4 5.0 5.0 5.0

3 9 11.3 11.3 16.3

4 8 10.0 10.0 26.3

5 59 73.8 73.8 100.0