10
1. Tuberkulosis 1.1. Defenisi
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC Mycobacterium Tuberculosis, sebagaian besar kuman TBC
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya Depkes RI, 2002.
TB Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis paru menular sangat sistemik, yakni sejenis tuberculosis bakteri
tahan asam aerobic. Kuman TB Paru menyebar melalui transmisi udara, dan menyerang jaringan yang memiliki konsentrasi oksigen yang tinggi seperti paru-
paru dan ginjal Reeves, dkk, 2001 Penularan kuman ini melalui udara dan bisa bertahan di udara sampai
beberapa menit sampai jam setelah dikeluarkan oleh penderita TB Paru sewaktu batuk, bersin, berbicara, dan orang yang terpapar akan terinfeksi Alsagaff dan
Mukty, 2006.
1.2. Etiologi
Mycobacterium Tuberkulosis merupakan penyebab dari TB Paru, kuman ini bersifat aerob sehingga sebagian besar kuman menyerang jaringan yang
memiliki konsentrasi tinggi seperti paru-paru. Tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya seperti: usus, kelenjar getah bening limfe, tulang, kulit, otak,
ginjal dan lainnya serta dapat menyebar ke seluruh tubuh Aditama, 1994; Reeves, dkk, 2001.
Universitas Sumatera Utara
11
Kuman Mycobacterium Tuberkulosis berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena itu disebut sebagai
Basil Tahan Asam BTA. Kuman ini cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup sampai beberapa jam di tempat yang gelap dan
lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dorman tertidur lama selama beberapa tahun Depkes RI, 2002.
1.3. Diagnostik TB Paru
Infeksi penyakit TB Paru dapat didiagnostik dari gejala utama yaitu: batuk terus menerus dan berdahak selama 3 tiga minggu atau lebih. Di samping itu
dapat diidentifikasi dari gejala tambahan berupa dahak berubah menjadi mukopurulen kuning atau kuning hijau, batuk darah, sesak napas dan nyeri dada,
nafsu makan berkurang, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam walau tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan Alsagaff dan Mukty, 2006.
Diagnosis tuberkulosis paru dapat ditegakkan dengan ditemukannya BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan
positif apabila sedikitnya dua dari tiga specimen Sewaktu Pagi Sewaktu SPS BTA hasilnya positif. Bila hanya satu specimen yang positif perlu diadakan
pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan specimen SPS diulang. Kalau hasil rontgen mendukung TB Paru, maka penderita didiagnosis
sebagai penderita TB Paru BTA positif. Kalau hasil rontgen tidak mendukung TB Paru, apabila fasilitas memungkinkan maka dapat dilakukan pemeriksaan lain
misalnya biakan. Bila tiga specimen dahak negatif, diberikan antibiotik spektrum
Universitas Sumatera Utara
12
luas misalnya Kotrimoksasol atau Amoksillin selama 1 – 2 minggu. Bila tidak ada perubahan namun gejala klinis tetap mencurigakan TB Paru, ulangi
pemeriksaan dahak SPS. Kalau hasil positif SPS, didiagnosis sebagai penderita TB Paru BTA positif. Kalau hasil SPS tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto
rontgen dada untuk mendukung diagnosis TB Paru. Bila hasil rontgen mendukung TB Paru, diagnosis sebagai penderita TB Paru BTA negatif rontgen positif. Bila
hasil rontgen tidak mendukung TB Paru, penderita tersebut bukan TB Paru Depkes RI, 2002.
1.4. Cara Penularan dan Resiko Penularan TB Paru