33
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian setelah pengumpulan data yang dilakukan sejak 1 Oktober sampai dengan 7 November 2009 di Puskesmas
Aek Kanopan Kabupaten Labuhanbatu Utara. Hasil penelitian ini menggambarkan tentang karakteristik responden dan pelaksanaan program penanggulangan TB
Paru di Puskesmas Aek Kanopan Labuhanbatu Utara.
1.1. Karakteristik Responden
Deskripsi data demografi responden mencakup umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan, status perkawinan, penghasilan per
bulan, status pengobatan tabel 5.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setengah dari responden berumur
18 – 40 tahun 50, lebih dari setengah responden berjenis kelamin laki-laki 66,7, beragama Islam 56,7 dan Kristen 40, suku batak 53,3.
Hampir setengah dari responden berpendidikan SMU 43,3 dan SLTP 33,3, bekerja sebagai buruhtani 43,3 dan mayoritas responden sudah menikah
93,3. Lebih dari setengah responden berpenghasilan kurang dari Rp.850.000,- per bulan 56,7 dan mayoritas sudah mengikuti pengobatan selama 1 – 2 bulan
83,3.
40
Universitas Sumatera Utara
34
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden
N=30
Karakteristik Frekuensi
Persentase Umur
- 18 thn sd 40 thn 15
50,0 - 41 thn sd 55 thn
9 30,0
- 55 thn 6
20,0 Jenis Kelamin
- Laki-laki 20
66,7 - Perempuan
10 33,3
Agama - Islam
17 56,7
- Kristen 12
40,0 - Katolik
1 3,3
- Hindu - Budha
Suku - Batak
16 53,3
- Melayu 5
16,7 - Jawa
9 30,0
- Minang - Lain-lain
Pendidikan - SD
7 23,3
- SLTP 10
33,3 - SMU
13 43,3
Universitas Sumatera Utara
35
Lanjutan tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristi
Responden N=30
Karakteristik Frekuensi
Persentase Pekerjaan
- Wiraswasta 9
30,0 - Pegawai
1 3,3
- BuruhTani 13
43,3 - Tidak bekerja
7 23,3
Status Perkawinan - Belum Menikah
2 6,7
- Menikah 28
93,3 Penghasilan Per bulan
- Rp.850.000,- 17
56,7 - Rp.850.000.-- Rp.1.500.000,-
12 40,0
- Rp.1.500.000,- 1
3,3 Status Pengobatan
- Triwulan I 1 – 3 bulan 25
83,3 - Triwulan II 4 – 6 bulan
3 10,0
- 6 bulan 2
6,7
Universitas Sumatera Utara
36
1.2. Pelaksanaan Program Penanggulangan TB Paru dengan Strategi DOTS
dan Penyuluhan Tentang TB Paru
Dari keseluruhan responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini 30 responden, menunjukkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan program
penanggulangan TB Paru dengan strategi DOTS dan penyuluhan kesehatan tentang TB Paru di Puskesmas Aek Kanopan Labuhanbatu Utara telah optimal
skor 78,57, yang diperoleh melalui penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis 81,65, pengobatan dengan paduan Obat Anti
Tuberkulosis OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat PMO 74,64, jaminan tersedianya OAT secara teratur,
menyeluruh dan tepat waktu dengan mutu terjamin 82,2, sistem pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi program
penanggulangan TB Paru 75,8 Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Pelaksanaan Program Penanggulangan TB Paru Dengan Strategi DOTS dan Penyuluhan
Kesehatan Tentang TB Paru N=30
Pelaksanaan Program Penanggulangan TB Paru Dengan Strategi DOTS dan Penyuluhan Kesehatan
Tentang TB Paru Persentase
1. Optimal 78,57
2. Kurang Optimal 21,43
3. Tidak Optimal
Universitas Sumatera Utara
37
Kemudian pada pelaksanaan program penanggulangan TB Paru di Puskesmas Aek Kanopan Labuhanbatu Utara dilihat dari setiap komponen strategi
DOTS dan penyuluhan tentang TB Paru didapatkan bahwa strategi yang dikategorikan optimal adalah penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak
secara mikroskopis, pengobatan dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat
PMO, jaminan tersedianya OAT secara teratur, menyeluruh dan tepat waktu dengan mutu terjamin, sistem pencatatan dan pelaporan secara baku untuk
memudahkan pemantauan dan evaluasi program penanggulangan TB Paru. Sedangkan kategori yang kurang optimal adalah komitmen politik dari para
pengambil keputusan termasuk dukungan dana, dan penyuluhan tentang TB Paru Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Kategori Pelaksanaan Program Penanggulangan TB Paru Dengan Strategi DOTS dan Penyuluhan Kesehatan Tentang TB Paru di
Puskesmas Aek Kanopan
Strategi DOTS dan Penyuluhan TB Paru
Pelaksanaan di Puskesmas Aek Kanopan
Persentase Total Kategori
1. Komitmen politik dari para pengambil keputusan termasuk
dukungan dana 59,96
Kurang Optimal
2. Penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis 81,65
Optimal
3. Pengobatan dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis OAT jangka pendek
dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat PMO
74,64 Optimal
Lanjutan Tabel 5.3. Kategori Pelaksanaan Program Penanggulangan TB
Universitas Sumatera Utara
38
Paru Dengan Strategi DOTS dan Penyuluhan Kesehatan Tentang TB Paru di Puskesmas Aek Kanopan
Strategi DOTS dan Penyuluhan TB Paru
Pelaksanaan di Puskesmas Aek
Kanopan Persentase Total
Kategori
4. Jaminan tersedianya OAT secara teratur, menyeluruh dan tepat
waktu dengan mutu terjamin 82,2
Optimal
5. Sistem pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan
pemantauan dan evaluasi program penanggulangan TB Paru
75,8 Optimal
6. Penyuluhan tentang TB Paru 65,52
Kurang Optimal
Pada pelaksanaan program penanggulangan TB Paru di Puskesmas Aek Kanopan dengan strategi DOTS khususnya tentang komitmen politik dari para
pengambil keputusan termasuk dukungan dana, hasil penelitian menunjukkan bahwa 53,3 responden sangat setuju bahwa petugas puskesmas memberitahu
mereka tentang adanya program penanggulangan TB Paru, 60 responden sangat setuju bahwa mereka memeriksakan dahaknya secara gratis di Puskesmas ini,
66,6 responden setuju mendapatkan obat TB Paru secara gratis di Puskesmas Tabel 5.4.
Universitas Sumatera Utara
39
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Komitmen Politik dari Para Pengambil Keputusan Termasuk Dukungan Dana N=30
Pernyataan
STS TS
S SS
N N
N N
1. Saya diberitahu petugas puskesmas bahwa di
puskesmas ini ada program
penanggulangan TB Paru
14 46,6
16 53,3
2. Dahak saya diperiksa secara gratis di
puskesmas ini. 12
40 18
60
3. Saya mendapatkan obat TB Paru secara gratis di
Puskesmas. 20
66,6 10
33,3
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80 responden setuju memeriksakan dahak ke puskesmas, 90 responden setuju bahwa mereka mengambil dahaknya
sebanyak tiga kali untuk diperiksa, 73,3 responden setuju bahwa petugas kesehatan di Puskesmas yang memeriksa dahak mereka, 83 responden setuju
bahwa mereka memeriksakan dahaknya untuk mengetahui apakah mereka menderita TB Paru Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Penemuan Penderita Dengan Pemeriksaan Dahak Secara Mikroskopis N=30
Pernyataan STS
TS S
SS N
N N
N 1. Saya memeriksakan
dahak ke puskesmas
.
24 80
6 20
2. Dahak saya diambil sebanyak tiga kali untuk
diperiksa. 27
90 3
10
Universitas Sumatera Utara
40
Lanjutan Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Penemuan Penderita Dengan Pemeriksaan Dahak Secara Mikroskopis
N=30
Pernyataan
STS TS
S SS
N N
N N
3. Dahak saya diperiksa oleh petugas kesehatan di
Puskesmas. Dahak saya diambil sebanyak tiga kali
untuk diperiksa. 0 0
22 73,3 8
26,6
4. Dahak saya diperiksa untuk mengetahui apakah
saya menderita TB Paru 25
83,3 5
16,6
Dari hasil penelitian terlihat bahwa 63,3 responden setuju bahwa Pengawas Menelan Obat PMO langsung mengawasi responden ketika menelan
obat, 80 responden setuju bahwa orang yang menjadi PMO bisa saja adalah keluarga, tetangga, petugas puskesmas, dan pemuka masyarakat yang sudah
ditunjuk, 73,3 responden setuju bahwa harus makan obat TB Paru selama enam bulan dengan pengawasan PMO, 73,3 responden setuju bahwa PMO selalu
mengingatkan mereka agar teratur makan obat setiap hari, 83,3 responden setuju bahwa jika tidak dapat mengambil sendiri obatnya ke Puskesmas maka PMO akan
membantu mengambilkan obatnya ke Puskesmas Tabel 5.6.
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengobatan dengan paduan Obat Anti Tuberkulosis OAT Jangka Pendek Dengan
Pengawasan Langsung oleh Pengawas Menelan Obat PMO N=30
Pernyataan STS
TS S
SS
n N N
n 1. PMO Pengawas Menelan
Obat langsung mengawasi saya ketika menelan obat.
0 0 2
6,6 19
63,3 9
30
2. Orang yang menjadi PMO bisa saja adalah keluarga,
tetangga, petugas puskesmas, dan pemuka
masyarakat yang sudah ditunjuk
0 0 24
80 6
20
3. Saya harus makan obat TB Paru selama enam bulan
dengan pengawasan PMO. 0 0
22 73,3
8 26,6
4. Saya selalu diingatkan oleh PMO agar teratur makan
obat setiap hari. 0 0
22 73,3
8 26,6
5. Jika saya tidak dapat mengambil sendiri obat saya
ke puskesmas, maka PMO akan membantu mengambil-
kan obat saya ke Puskesmas. 0 0
25 83,3
5 16,6
Dari hasil penelitian terlihat bahwa 93,3 responden setuju bahwa petugas puskesmas mewajibkan mereka untuk mengambil obat secara teratur di
puskesmas setiap 10 hari sekali, 70 responden setuju bahwa di puskesmas ini selalu tersedia obat TB Paru jika responden datang untuk mengambil obat
lanjutan, 83,3 responden sangat setuju bahwa petugas kesehatan memberikan obat TB Paru dengan lengkap dan tidak rusak Tabel 5.7.
Universitas Sumatera Utara
42
Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi dan Persentase Jaminan Tersedianya OAT Secara Teratur, Menyeluruh dan Tepat Waktu Dengan Mutu
Terjamin N=30 Pernyataan
STS TS
S SS
N N
28 N
N 1.Saya diwajibkan oleh
petugas puskesmas untuk mengambil obat
secara teratur setiap 10 hari sekali
28 93,3
2 6,6
2.Di puskesmas ini selalu tersedia obat TB Paru
jika saya datang untuk mengambil obat
lanjutan. 21
70 9
30
3.Petugas kesehatan memberikan obat TB
Paru dengan lengkap dan tidak rusak
5 16,6
25 83,3
Dari hasil penelitian terlihat bahwa 90 responden setuju bahwa petugas kesehatan memberikan kartu tanda berobat TB Paru yang berwarna kuning kepada
responden untuk mencatat pengobatan, 86,6 responden setuju bahwa petugas kesehatan selalu mengingatkan responden agar selalu membawa kartu berobat
ketika datang untuk mengambil obat lanjutan agar pencatatan sesuai dengan jadwal, 53,3 responden tidak setuju bahwa harus selalu membawa kartu berobat
jika responden pergi agar dapat mengambil obat di puskesmas lain jika obatnya habis, 73,3 responden setuju bahwa petugas puskesmas selalu memantau
kondisinya dan selalu membuat catatan tentang perkembangan kondisinya Tabel 5.8.
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi dan Persentase Sistem Pencatatan dan Pelaporan Secara Baku untuk Memudahkan Pemantauan dan
Evaluasi Program Penanggulangan TB Paru N=30
Pertanyaan
STS TS
S SS
N N N
N 1. Petugas kesehatan memberikan
kartu tanda berobat TB Paru yang berwarna kuning kepada
saya untuk mencatat pengobatan 0 0
27 90
3 10
2. Petugas kesehatan selalu mengingatkan saya agar selalu
membawa kartu berobat ketika datang untuk mengambil obat
lanjutan agar pencatatan sesuai dengan jadwal
0 0 26 86,6
4 13,3
3. Saya harus selalu membawa kartu berobat jika saya pergi
agar dapat mengambil obat di puskesmas lain jika obat saya
habis 0 0 16 53,3
10 33,3 4
13,3
4. Petugas puskesmas selalu memantau kondisi saya dan
selalu membuat catatan tentang perkembangan kondisi saya
0 0 1
3,33 22 73,3
7 23,3
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 63,3 responden setuju bahwa puskesmas ini melaksanakan penyuluhan TB Paru, 66,6 responden setuju bahwa
petugas kesehatan di puskesmas biasanya memberikan penyuluhan secara langsung pada penderita TB Paru, 60 responden setuju bahwa penyuluhan juga
dilaksanakan secara tidak langsung dalam bentuk bahan cetak seperti leaflet, poster atau spanduk, 66,6 responden setuju bahwa petugas kesehatan di
puskesmas memberi responden penyuluhan yang lengkap tentang TB Paru, 70 responden setuju bahwa setelah mendapatkan penyuluhan tentang TB Paru
responden menjadi lebih mengerti dan paham tentang penyakit TB Paru, 66,6 responden setuju bahwa adanya penyuluhan tentang TB Paru dari petugas
Universitas Sumatera Utara
44
kesehatan membuatnya ingin cepat sembuh dengan makan Obat Anti Tuberkulosis secara teratur dan selalu memeriksakan kondisi saya sesuai jadwal
berobat ke puskesmas Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi dan Persentase Penyuluhan TB Paru N=30
Pernyataan
STS TS
S SS
N N
N N
1. Di puskesmas ini dilaksanakan penyuluhan
TB Paru. 5
16,6 19
63,3 6
20
2. Petugas kesehatan di puskesmas biasanya
memberikan penyuluhan secara langsung pada
penderita TB Paru 3
10 20
66,6 5
16,6
3. Penyuluhan juga dilaksanakan secara tidak
langsung, dalam bentuk bahan cetak seperti leaflet,
poster atau spanduk 2
6,6 18
60 10
33,3
4. Petugas kesehatan di puskesmas memberi saya
penyuluhan yang lengkap tentang TB Paru
20 66,6
10 33,3
5. Setelah mendapatkan penyuluhan tentang TB
Paru, saya menjadi lebih mengerti dan paham tentang
penyakit TB Paru
6. Adanya penyuluhan tentang TB Paru dari petugas
kesehatan, membuat saya ingin cepat sembuh dengan
makan Obat Anti Tuberkulosis secara teratur
dan selalu memeriksakan kondisi saya sesuai jadwal
berobat ke Puskesmas 21
20 70
66,6 9
10 30
33,3
Universitas Sumatera Utara
45
2. Pembahasan